"Mari bersulang untuk kencan pertama kita," kata Rune sambil mengangkat gelasnya.
Rose mengerutkan kening mendengar kata-kata pria itu.
"Ini bukan kencan pertama," bantah gadis itu. "Kau lupa kita bertemu pertama kali di kafe di East Village untuk kencan buta?"
"Aku ingat," kata Rune sambil mengangguk. "Tapi itu tidak masuk hitungan."
"Kenapa?"
"Karena waktu itu aku tidak berpikir akan menyukaimu. Saat itu aku hanya.." Pria itu terdiam. Ia hampir saja membuka rahasia bahwa sebenarnya yang berbicara dengan Rose selama dua minggu di aplikas kencan online sebelum mereka bertemu itu adalah para keponakannya, bukan dirinya.
Rose bisa marah kalau sampai tahu hal itu. Walaupun tidak terlalu parah, tapi tetap saja ia akan merasa dibohongi.
Ahh, Rune tidak boleh mengambil risiko.
Akhirnya pria itu menggeleng. "Baiklah, itu kencan pertama. Tapi ini kencan pertama yang serius."