Ia menoleh kepada Lily yang ada di pangkuannya.
"Sayang, Ayah tidak ingin menjadi laki-laki posesif yang membuat sempit ruang gerak ibumu. Ayah sangat cemburu melihat ia dikelilingi banyak lelaki yang menginginkannya sementara Ayah tidak bisa secara terbuka menghalau mereka." London mengajak Lily mengobrol seolah bayinya mengerti kata-katanya. Lily yang sudah berhenti menangis kini menatapnya dengan penuh perhatian. London menjadi terinspirasi untuk kembali mengajak bayinya bercakap-cakap. "Kau tidak akan kehilangan ibumu, tenang saja. Kami tinggal berdekatan dan kau bisa bersamanya kapan saja kau mau."
Lily kemudian tersenyum menampakkan gusinya yang ompong, membuat ayahnya yang sedih langsung merasa bahagia. Sepasang mata Lily yang masih berwarna abu-abu tampak berkilauan. Jelas terlihat Lily sangat menikmati senyum ayahnya. Tangan kanannya yang kecil menyentuh lesung pipi London yang timbul setiap kali pria itu tersenyum.
Selamat pagiiii...
Jadi saya masih utang lima bab yaa... Kayaknya hari ini saya bisa publish lima-limanya... hihihi.
...
Bab jatah senin saya publish besok, jadi ada 2. Semoga ga ada apa2 lagi, supaya saya bisa memenuhi janji dan publish teratur.
...
Selalu senang deh liat kemesraan Alaric dan Aleksis. Iya, mending nulis tentang mereka aja, soalnya saya juga kok jadi sebel sama L. Suerr...
...
Ini bab cukup sweet ya. Nah, apakah ada konten 17++ di bab berikutnya? wkwkwk... mungkin. Soalnya udah lama juga kan ga ada konten plus-plus di volume ini? Saya kok jadi kangen nulisinnya.
xxx