ดาวน์โหลดแอป
28.57% ketika aku tanpamu / Chapter 2: Dua

บท 2: Dua

krrriiingg...kkkrrriiiing...

bunyi alarm memporakporandakan mimpiku...

busyeet....sungutku.

segera aku bangun dan melihat jam weker silver dan...upss...jam 5....berarti aku kesiangan.

aahh...perasaan aku menyetel jam weker semalam pukul 4...kok bunyinya nanti pukul 5 yaa...

masih dengan penuh tanda tanya aku bangkit dari ranjang...lalu kedapur dan memasak untuk sarapan sekaligus makan siang papa.

pukul 6 selesai, segera kubangunkan papa...kubersihkan tubuhnya agar segar....lalu kutuntun dia kemeja makan.

kulihat ada bulir bulir air mata yang jatuh...aku terhenyak... papa....kataku sambil memeluknya.

kau sudah semakin dewasa nak...terbata bata suara papa namun sangat fasih kudengar.

kukecup keningnya...dan mulai kusuapi bubur hangat itu kemulutnya.

terasa ada yang hangat dimataku yang ingin keluar...tapi sekuat tenaga kutahan....

aku tak ingin hatinya menjadi lemah dengan melihatku cengeng. melihat anak lelakinya menangis. aku harus kuat....meskipun sebenarnya aku anak yang manja...

mama dan papa sangat memanjakan diriku. sejak kecil hingga kejadian malam itu...

papa dan om john adu mulut di ruang tamu. om john bersama polisi yang akan menyita rumah kami. rumah yang dibangun papa dengan hasil keringatnya sendiri... sejak itu papa tak sekuat dulu lagi, hatinya mulai rapuh...papa hanya selalu berkata..."kita harus sabar, ini adalah Ujian Tuhan"

ikini saatnya aku yang akan memanjakanmu papa...teriak batinku.

segera aku beranjak kedapur...dan menghapus airmataku yang sudah terlanjur jatuh...aku tak ingin menangis di hadapan papa, aku ingin papa melihatku sebagai anak yang tegar dan dewasa. sehingga dia yakin...aku bisa menjaganya dan membuatnya bahagia.

pukul 7.30 aku tiba di kantor, kuparkir motor matic spin yang sudah kusam. di samping kulihat ibu arin turun dari mobil mercy warna hitam. kemeja putih, blazer hijau senada dg roknya yang selutut. tdk lupa kaca mata dan rambut terurai...

bidadari....ucap batinku yang mulai nakal.

aku cepat cepat membalikkan tubuh dan berpura pura memegang stir motor ketika ibu arin memandang kearahku. setelah kulihat dengan ekor mata ibu arin melangkah kedalam segera aku berjalan melewati puntu samping.

Hari ini ada meeting pukul 14.00

merry memberikan pengumuman lewat whatsapp.

uuppss...itu kan jadwal makan siang papa....

waduuhh...bagaimana ini...kugaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal. aku baru seminggu kerja disini...tidak mungkin aku minta izin dan ninggalin rapat...

yo...

yoo...

aku terhenyak ketika merry menepuk bahuku.

hahh...kamu bikin kaget aja...

yo...sebentar aku mau ijin kerumah sakit, nanti kalo bu arin tanya bilang aku lagi menjenguk teman yaa...

aahh..ga mau...bilang aja langsung ke bu arin.

aku juga sebenarnya jam 2 ada urusan, tapi kubatalkan karena rapat...

huuuhh...merry mendengus kesal....dan langsung ngeloyor pergi ke tempat duduknya.

kurasa waktu berjalan terlalu pelan ....aku tidak bisa kosentrasi...aku ingin segera tiba di rumah....

pikiranku tertuju pada lelaki tua itu...dia belum makan siang...dan sekarang sudah jam 3.30.

papa....maafkan aku...

jam 4.20 rapat selesai, segera kutinggalkan ruang meeting dan berlari menuju motorku....kulihat bu arin memandangku dengan heran....tapi aku tak perduli...

ku pacu motorku sangat kencang...

duapuluh menit aku sudah sampai dirumah, biasanya 45 menit siihh....ku buka pintu dan kulihat ayahku di tempat tidur dengan wajah pucat...

papaku kelaparan dan belum minum obat...sehingga penyakit maagnya kumat.

segera kubuatkan teh manis dan kusuapi bubur hangat.

perlahan lahan wajahnya mulai memerah...wajah papa tak sepucat tadi.

setelah minum obat...papa kubersihkan tubuhnya, kuganti bajunya dan kusemprotkan minyak wangi ...dan tak lupa kucium keningnya.

papa tersenyum memandangku....

yo...papa bangga padamu nak...

aku berdiri dengan lutut didepan papa...tangaku ku taruh di atas paha papa yang kurus. hanya sedikit saja daging yang tersisa disana.

wajah papa tua sebelum waktunya...umurnya masih 60 tahun...tapi penyakit yang dideritanya yang membuat dia menjadi seperti ini. belum lagi ditambah beban derita yang dia tanggung, perusahaan, rumah, tanah, mobil dan semua harta papa yang disita oleh Bank karena harus membayar hutang perusahaan.

om john....dia adalah pelaku utama...yang membuat papa menderita. tapi...entah kenapa papa tak pernah meladeni bahkan membalasnya.

papa selalu bersabar atas semua perlakuan om john.

bahkan aku sering bertanya...sebenarnya hati papa terbuat dari apa?? sampai dia selalu diam ketika di dzolimi.

aah papa...aku bangga padamu.

sentuhan tangan papa membuyarkan lamunanku...ternyata aku telah merebahkan kepalaku di atas paha kecil itu.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C2
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ