Pada saat ibu dan bayu menyusul kinan masuk ke dalam rumah. Didalam kinan sedang melanjutkan sarapannya tari yang sempat ia tinggalkan.
Seperti tidak terjadi apa-apa kinan hanya menatap piringnya dengan tatapan kosong dan terus melahap makanannya.
"Sup jagung buatan ibu memang yang terbaik".
Bayu mencoba mencairkan suasana dan mengikuti alur yang di buat kinan saat itu, seakan tidak terjadi apa-apa.
"Iya, ayo cepat habiskan, kalian berdua harus mulai menyelesaikan packing barang-barang yang akan kalian bawa ke jakarta besok pagi, yang bisa di beli di sana, kalian beli disana saja, biar tidak terlalu banyak barang bawaannya nanti".
Ibupun masuk ke alur itu. Kinan hanya diam saja seperti biasanya tidak terlalu banyak bicara.
Adam yang telah pergi dari rumah kinan terus merasa kesal karena tidak sempat mengatakan apapun pada kinan yang akhirnya bisa bertemu setelah sekian lama.
Namun selain rasa kesalnya, ada sedikit rindu yang terobati dalam diri adam, karena akhirnya ia bisa melihat wajah kinan secara langsung.
"Wajah dia benar-benar tidak ada perubahan, tetap cantik dan tetap dingin seperti dulu, tapi rambutnya tumbuh lebih panjang dan lebih indah meskipun tadi sangat berantakan".
Adam tersenyum sendiri di dalam taksi yang sedang ia naiki. Dia sedang dalam perjalanan menuju rumah teman lamanya dan disana juga ada Rasya yang memiliki banyak informasi mengenai kinan.
Tiba disana, Rasya sudah menyambutnya dengan senyum lebar dan Dion teman lama satu geng adam semasa SMA sudah menantinya dengan wajah penuh kerinduan antara dua sahabat itu.
"Apa kabar kalian? maaf aku terlambat".
Adam menyapa temannya dengan penuh kehangatan dan mereka saling berpelukan layaknya sahabat yang sudah lama tidak jumpa.
Dibuka oleh Rasya, perbincangan mereka langsung mengarah pada kinan karena besok dia akam segera berangkat ke jakarta.
"Adam, besok kinan akan berangkat, apa yang akan kamu lakukan sekarang. Aku baru tahu bahwa kamu ternyata serius dengan perasaanmu pada kinan, Dion baru menceritakan kejadian sebenarnya padaku tadi".
Rasya akhirnya mengetahui bahwa adam sebenarnya mencintai kinan dari semenjak SMA dulu, dan kejadian di masa lalu itu adalah fakta dari perasaan adam yang sebenarnya.
Dion sahabat dekat adam dulu mengetahui semuanya, namun karena dion tidak bergabung dengan group yang menurut dia hanya omong kosong itu.
Dion tipikal lelaki yang tidak suka dengan hal-hal yang hanya membuatnya terganggu saja.
"Group chatt itu hanya membuatku pusing saja, selalu ada notifikasi setiap waktunya yang membuatku tidak fokus karena selalu mengecek ponselku. Aku hanya sebentar gabung dan memutuskan untuk keluar dari room chat itu. Jadi aku tidak tahu ada perdebatan seperti itu disana".
Dion dan teman-teman SMAnya pun tidak pernah bertemu lagi karena dion kuliah di luar kota.
"Tapi kenapa kamu tidak mengakui itu di depan anak-anak, kenapa kamu membuat keributan seperti anak kecil saja?".
Dion mempertanyakan alasan adam kenapa tidak mengakui perasaan adam yang sebenarnya terhadap kinan.
"Kamu tahu sendiri, kinan tidak suka di gunjing orang-orang, dia tidak suka semua orang membicarakannya di saat dia sama sekali tidak mengenal orang-orang di sekolah kita, aku hanya mencoba agar teman-teman kita tidak mengganggu kinan jika mereka bertemu dengan dia disini, dan saat itu mereka benar-benar mengolok-olokku karena menyukai kinan, aku tidak berpikir jernih saat itu".
Adam menjelaskan semuanya kepada dion dan rasya.
Rasya yang mendengar penjelasan adam sedikit mengerti maksudnya tapi tetap disayangkan olehnya. Karena Rasya telah bermulut besar kepada kinan dengan menceritakan semua gosip tentangnya di group.
"Tapi kinan terlanjur tahu kalau kamu hanya main-main dengannya".
Rasya mengakui perbuatannya dengan sedikit khawatir jika adam akan sangat marah besar padanya.
"A..... Apaaa kamu bilang??????? kinan tahu soal semua pembicaraan kita di group saat itu?" bagaimana bisa?".
Adam terkejut hebat saat mendengar temannya mengatakan hal seperti itu. Tidak terbayang olehnya perasaan kinan saat tahu hal seperti itu tersebar di seluruh teman-teman sekolahnya dulu.
"Ma.. maafkan aku dam, tapi hari itu di toko buku saat aku share foto kinan yang mengenakan dress, pada hari itu aku dan dia banyak berbincang. Awalnya dia hanya mengabaikanku di toko itu, dia terus sibuk membaca bukunya. Tapi saat aku menyebut namamu dia langsung bereaksi, dia melihat mataku, dan menyimak apa yang aku katakan. Maka aku pikir dia mungkin tertarik jika aku membicarakanmu, dan tanpa kontrol semua kisah itu aku ceritakan padanya".
Semua penjeladan rasya membuat adam sangat kehilangan akalnya, adam langsung menarik baju rasya dan hampir saja kepalan tangan kuat adam mendarat di wajah rasya, namun Dion berhasil menghalaunya.
"Hei dam apa yang kamu lakukan, hentikan ini, kita bukan anak kecil lagi, ayo bicarakan baik-baik dan kita selesaikam semua ini dengan damai, tidak dengan cara kekanak-kanakkan seperti ini".
Dion sambil menghempaskan kepalan tangan adam yang hampir menghantam wajah rasya.
Rasya yang terkejut dengan reaksi adam duduk di kursi dan bergetar seluruh tubuhnya karena ketakutan yang dia rasakan saat itu.
"Apa kamu pikir yang dia (rasya) lakukan adalah hal yang bisa aku ampuni, dia benar-benar lelaki bermulut besar".
Adam masih melampiaskan amarahnya yang kini di luapkan melakui kata-kata kasarnya.
"Tapi kamu harus ingat, semua itu terjadi karena kamu yang memulai kebohongan itu di group, dan jikapun rasya tidak bertemu dengan kinan hari itu, kemungkinan besar lain akan datang dari teman-teman sekolah kita yang lain, yang mengetahui kisah yang kau sebarkan di group. kebohongan tentang perasaanmu ke kinan".
Adam mendengar kata-kata dion yang akhirnya membuatnya sedikit lebih tenang, dia tidak lagi emosi namun menundukkan kepalanya denhan sangat dalam.
Adam menyesali pengakuannya di group dulu yang mungkin menjadi alasan kinan berubah, tidak seperti kinan 4 tahun lalu yang menghabiskan 2 hari indah bersamanya.
Ada senyum di bibir kinan dulu dan ada kehangatan dalam matanya saat menatap adam.
Tapi pagi ini yang adam lihat bibir yang ketus dan pahit, serta mata yang acuh dan penuh kemarahan.
Adam bisa mengerti kemarahan kinan dan perubahannya, sehingga memberikan peluang pada lelaki cupu itu untuk berada di sampingnya saat ini.
"Apa itu sebuah pelampiasannya?"..... Aaah itu tidak mungkin, kinan bukan wanita seperti itu".
Adam bekata dalam hatinya, berpikir bagaimana cara membuat peluang lagi untuknya bisa masuk dalam hati kinan seperti dulu.