Malam telah semakin larut, Keysa masih dalam perjalanan menuju rumah sakit terdekat lainnya untuk mencari Genta, Kiran, dan Kayla, dengan harapan semua adiknya baik-baik saja, di temani teman terdekatnya Tio, mobil CRV keluaran terbaru melesat dengan cepat.
Tiba di depan rumah sakit Keysa langsung keluar dari mobil dan berlari menuju resepsionis untuk menanyakan data-data korban kecelakaan yang di bawa ke rumah sakit itu, karena hanya ada 2 kemungkinan rumah sakit yang terdekat dari kampusnya, rumah sakit tempat Kinan di rawat dan rumah sakit yang sekarang ia datangi, jadi dia yakin betul adiknya ada disana.
"anda wali atas nama siapa?," seorang suster menanyakan, "Kayla, Genta dan Kiran, mereka semua adikku, dan juga Pak Didi supirku" dengan cepat Keysa menjawab pertanyaan suster itu.
Kemudian suster lain mengajak Keysa ke satu ruangan dimana di dalamnya ada satu adiknya dalam kondisi yang memprihatinkan, kakinya di gips dan di angkat ke atas, "pasien Genta mengalami patah tulang bagian kaki dan tulang puggungnya patah, juga terjadi pendarahan pada otaknya", tapi syukur dia sudah melewati masa kritisnya setelah melakukan operasi tadi sore, untuk kemungkinan selanjutnya nanti anda ke ruangan dokter.
Suster menjelaskan kondisi Genta, dan kemudian dia mengajak kembali Keysa ke satu ruangan lain, ruangan itu ada di ujung rumah sakit, makin lama perasaan Keysa semakin tidak karuan, "kita akan kemana sus? dimana 2 adik saya yang lain, kenapa jauh sekali ruangannya", Tio langsung merangkul Keysa agar tetap bersabar dan mengikuti langkah suster itu membawa mereka.
Setelah tiba di depan satu pintu , dimana pintu itu mampu membuat Keysa lemas hanya dengan melihatnya, semua sendii tubuhnya seperti tidak lagi bisa menopang tubuhnya yang mungil, segera Tio dengan sigap menopang tubuh Keysa yang hampir saja terjatuh karena lemas.
"Sebentar suster, kenapa kita kesini, apa maksud semua ini? saya mencari adik-adik saya dan supir saya, kenapa anda main-main dengan saya" keysa berusaha membantah semua yang ada di hadapannya, kemudian Tio memeluk Keysa dengan erat, Tio paham betul apa yang terjadi sekarang, "sabar Key, kita harus memastikannya dulu, apa benar mereka Kayla dan Kiran, tapi kamu juga harus siap untuk yang terburuk sekalipun, ingat masih ada Kinan, Genta dan ibu yang membutuhkanmu" Tio membuat keysa sedikit tenang, dan kemudian suster membuka pintu kamar itu.
Ya, pintu kamar Jenazah, perlahan langkah kaki Keysa semakin berat, ia semakin tidak bertenaga saat memasuki ruangan itu, keheningan di dalamnya membuat Keysa tidak bisa membayangkan ada adik-adik yang di cintainya terbaring di sana bersama dengan jenazah lain.
"Apa semua ini? adikku tidak mungkin ada di sini Tio, ayo bawa aku keluar" keysa kembali histeris saat semakin mendekati salah satu jenazah di ujung ruangan, ia ingin lari keluar tapi Tio menahannya.
"Key, ingat apa yang aku bilang tadi, kita perlu memperifikasi apa benar mereka Kayla, Kiran dan Pak Didi" kemudian Keysa melanjutkan langkahnya dan menunduk menunggu suster membuka penutup jenazah itu.
Setelah penutup itu di buka, Keysa langsung jatuh ke lantai, menahan tangisnya dan kemudian dia bangun lagi dan segera meminta suster membuka penutup 2 jenazah lainnya, setelah semua telah terbuka Keysa langsung berbalik kepada Tio dan menangis sekencang-kencangnya, dia berteriak histeris di ruangan yang sunyi itu, tio tidak tahu lagi harus bagaimana menenangkan Keysa.
Setelah beberapa saat meluapkan tangisannya, Keysa melangkah lemah mendekati jenazah Kiran dan Kayla, kemudianmemeluk jenazah adik-adiknya itu, "apa yang kalian sedang lakukan De, ayo bangun, ada apa kalian ke jogja, kalian pasti ingin berlibur kesini kan, kalian pasti ingin memberiku kejutan kan? makannya kalian tidak memberiku kabar kalau akan datang kemari, apa ini juga bagian dari kejutan yang kalian rencanakan? baiklah, aku sudah sangat terkejut sekarang, bangunlah! permainan ini sudah selesai, Kinan dan Ibu menunggu kalian di rumah sakit lain. Kayla, Kiran ayo cepat bangun!!"
Keysa meracau tanpa arah, ia hanya berusaha membangunkan adik-adiknya yang terlihat tak berdaya di kasur lusuh itu. Tio segera mendekati Keysa dan kembali memeluknya, membawa Keysa keluar mungkin akan sedikit membuatnya mudah untuk menenangkan sahabatnya itu.
Tio kemudian berhasil membawa Keysa keluar, dan tak lama setelah keluar dari ruangan itu Keysa jatuh pingsan.
Keadaan di Rumah sakit tempat Kinan di rawat , operasi telah berhasil di lakukan, kondisi Kinan membaik, ia hanya mengalami luka-luka bakar dan benturan yang semuanya bisa ditangani dengan baik oleh dokter ahli, kondisi Kinan sudah membuat ibu tenang, Kinan dan ibu di tempatkan dalam satu ruangan sesuai permintaan ibu.
Kinan belum sadar tapi mendengar informasi dari dokter bahwa Kinan baik-baik saja sekarang, membuat ibu bisa mengalihkan perhatiannya ke yang lain, ia mulai mencari informasi soal Genta, Kayla dan Kiran juga Pak Didi, Keysa tidak juga kunjung telepon untuk memberi kabar soal mereka semua. akhirnya ibu memutuskan untuk menelepon Keysa.
"Key kamu dimana? bagaimana kondisi yang lain?" ibu langsung bicara setelah tahu teleponnya tersambung, "bu, ini Tio teman Keysa, Keysa sedang mendapatkan perawatan karena jatuh pingsan disini, ibu tidak perlu khawatir, selesai dari sini kita akan langsung ke sana" ternyata tio yang menjadwab telepon ibu saat itu.
"Kenapa Keysa bisa pingsan, apa dia kelelahan? lalu bagaimana Genta dan yang lain, apa mereka semua baik-baik saja, ibu melihat mereka saat di evakuasi, Genta sepertinya sangat terluka parah, kamu bisa kesini untuk jemput ibu, Tio? ibu ingin kesana melihat kondisi mereka secara langsung, disini Kinan sudah dalam kondisi baik, jadi dia bisa ibu tinggal sebentar".
Ibu meminta Tio menjemput dengan cemas, "tidak bu, tidak perlu, nanti setelah Keysa sadar aku akan minta dia untuk telepon ibu" Tio menutup teleponnya karena tidak ingin salah memberikan informasi, ia takut jika memberitahu ibu sekarang soal keadaan yang sebenarnya akan membuat ibu shyok disana, ibu tidak dalam kondisi baik saat ini, akan lebih baik Keysa yang memberikan kabar duka itu.
Tak lama Keysa terbangun, dia kembali menangis dan meminta agar diantar ke rumah sakit tempat ibunya, Tio langsung memapah Keysa untuk menuju mobil dan setibanya di rumah sakit, ibunya sudah sangat cemas di depan ruangan Kinan dan masih duduk di kursi roda, ibu tidak bisa tidur di ruangan dalam kondisi cemas, karena takut membangunkan kinan yang istirahat, ia memutuskan menunggu keysa di depan ruangan kinan.
"Ibu, apa ibu sudah mendapatkan perawatan? kenapa ibu ada di luar begini?" keysa memastikan kondisi ibunya terlebih dahulu sebelum memberikan kabar duka ini, "kinan bagaimana bu kondisinya? apa dia sudah baikan sekarang?", tak sempat keysa menyelesaikan kata-katanya ibu menyela pembicaraan "bagaimana genta, kayla, kiran dan pak didi, key? mana mereka apa tidak ada yang bisa ikut denganmu kesini? apa separah itu kondisi mereka?" ibu penasaran, dan keysa hanya diam, dia tidak tahu harus menjawab apa.
Kemudian ibu kembali bertanya tanpa henti, bagaimana kondisi adik-adiknya keysa, kenapa keysa tidak juga segera menjawab, "genta baik-baik saja bu, ia sudah melewati masa kritisnya tapi ada kemungkinan dia tidak akan bisa berjalan karena kakinya patah dan tulang punggungnya juga patah karena benturan yang keras", ibu lemas mendengar itu, ia tidak bisa membayangkan anak laki-lakinya yang ceria dan aktif akan mengalami hal semacam itu.
Belum pulih dari rasa sedih mendengar kondisi genta, ibu segera menanyakan kondisi kayla dan kiran, "lalu adikmu yang lain? kiran? kayla? apa mereka baik-baik saja? luka apa yang mereka alami, semoga tidak separah genta" keysa diam, dia bahkan tidak lagi menatap ibu, dia tertunduk dan kemudian menangis, dia sudah berusaha menahan tangisnya sedari tadi tapi akhirnya pertahanan itu hancur, keysa menangis dengan keras sehingga menarik perhatian orang-orang yang ada di sekitar, yang kebanyakan dari mereka juga keluarga korban kecelakaan yang sama.
"Kenapa key? apa yang kamu tangisi? tidak perlu sedih sayang, semuanya akan baik-baik saja selama kita tetap bersama, kenapa kamu menangis sekencang ini, ini mengganggu pasien yang beristirahat, ada apa ini tio? coba kamu jelaskan apa yang terjadi, bagaimana kondisi kayla dan kiran?" ibu tidak mengerti kenapa keysa menangis, karena keysa tidak juga menjawab, ibu akhirnya beralih ke tio, tio di paksa untuk segera menjelaskan kondisi anak-anaknya yang lain.
"Tio bagaimana keadaan kayla dan kiran, jelaskan pada tante!!", setelah tio diam beberapa saat karena khawatir ibu keysa akan sangat kaget, akhirnya mulut tio terbuka dan berbicara, "tante, tante yang kuat, ada kinan, kaysa dan juga genta yang sangat membutuhkan tante saat ini, tio ingin tante yang sabar dan siap dengan berita terburuk" tio perlahan menjelaskan apa yang terjadi, ibu mulai memberikan respon, air matanya mengalir deras tapi tetap tanpa suara, tetap dengan ketenangannya, ia seperti sudah mengerti apa yang akan tio ucapkan, "sudah nak!!!! antar ibu sekarang ke rumah sakit itu, keysa kamu tinggal disini temani adikmu kinan, ibu akan pergi bersama tio" keysa yang masih menangis tidak memberikan jawaban apa-apa dan hanya melihat punggung ibunya semakin menjauh berjalan menuju luar rumah sakit.