"Megapa harus aku, aku... aku tidak ingin terlibat lagi" keluh Syabil di sela linangan air matanya, situasi ini sungguh sangat merugikannya, merugikan hatinya disaat Dia ingin lepas dari sosok yang bernama Adam takdir justru begitu kejam mengarahkannya dalam situasi seperti Ini.
"Syabil... " panggil sang ibu yang datang Di waktu yang sangat tepat, Syabil mengalihkan pandangannya pada ibunya, dia ingin meminta tolong dengan ibunya.
"ibu" Syabil berjalan mendekati ibunya, air matanya masih meleleh dengan derasnya.
"bu... tolong Syabil! " pinta gadis itu. Sang ibu justru tersenyum penuh tanda tanya.
"ayo kita pulang! Ini bukan urusan kita" kata sang ibu hal itu membuat Syabil lega tapi pihak keluarga Ayya tak terima. Syabilla adalah bagian dari sumber masalah Ini.
Syabil mengikuti langkah ibunya untuk meninggalkan rumah itu, tapi sebuah suara menggema dan membuat nyali mereka menciut.
"mereka harus menikah" tegur suara yang begitu dikenali oleh ibunya Syabil dia menegang seketika, genggaman tangan makin kencang hingga Syabil meringis menahan sakit akibat genggaman tangan ibunya.
"Mereka harus menikah di sini, sekarang juga dan tidak ada pilihan lain" Lelaki itu menekankan lagi kata-katanya
"aku tidak setuju menikahkan putriku dengan anakmu" kata ibu Syabil keras kepala bahkan nafasnya mulai memburu, menahan sebuah emosi yang seakan telah begitu lama dia simpan.
"aku menagih janjimu dulu" Mendengar sebuah janji yang asing di telinga, Adam sempat di buat bingung atas sikap papanya, apakah mereka saling mengenal atau apa.
"tidak ada janji pak Haikal, yang bermasalah itu putramu dengan keluarga mereka Kenapa melibatkan putriku dalam situasi ini" Ibunya Syabil tak terima Pak Haikal mengungkit janji 15 tahun lalu dengan mendiang istri pertamanya.
"tapi pada kenyataanya aku masih memegang bukti perjanjian itu, dan situasi ini adalah pilihan yang tepat. Awalnya aku ingin membuang janji itu jauh-jauh karena Adam akan menikah dengan Ayya tapi kamu Bisa lihat sendiri Ayya pergi meninggalkan kekacauan ini dan dia menulis nama putrimu dalam surat itu"
Ibunya Syabil kehabisan kata-kata, dia membawa pergi jauh-jauh putrinya hanya untuk menghindari janji yang dia buat sendiri, dia mengira setelah 15 tahun janji itu mungkin saja akan di lupakan.
"aku harus memenuhi wasiat istriku kali Ini, dan putrimu juga harus menjalankan amanah dari temannya itu" kata Pak Haikal berujar lagi.
"Ini... ini apa maksunya papa, janji apa yang Di tinggalkan mendiang ibu? " Adam di buat bingung sejak tadi. Sementra semua orang diam membisu tak ada yang berani berkomentar, selain mereka tidak faham dengan kerumitan yang ada, mereka juga enggan untuk ikut-ikutan.
" papa sudah mencari keluarga Rahmat dari dulu dan setelah papa menemukan mereka kamu akan menikah dengan Ayya, Awalnya papa akan membiarkan itu semua meskipun ini amanah dari ibumu tapi seperti yang kamu lihat takdir kalian memang sudah dekat"
Adam diam mencerna setiap kata yang mengalir dari mulut ayahnya tapi tak Ada satu pun yang membuat dia puasa dengan penjelasan Ini.
Permasalahan Ini semakin rumit ketika janji masalalu itu ikut tumpang tindih, Adam bahkan tidak tahu sama sekali dengan janji itu dan dia membutuhkan penjelasan panjang lebar.
Syabilla tak mampu menghindar lagi ketika ibunya sudah tak mampu berkilah, janji apa yang di ucapkan ibunya hingga dia ikut terseret dalam ranah ini, sudah cukup Ayya yang membuat dia dalam situasi tidak menguntungkan sekarang janji kedua orang tuanya memperkeruh keadaan. Pasrah adalah pilihan Syabilla sekarang, begitu juga dengan Adam.
***
Beribu tanda tanya di kepala Adam dan penjelasan dari ayahnya masih sangat kurang dan tentang kepergian Ayya dia masih menuntut penjelasan pada Syabilla karena gadis itu orang yang paling dekat dengan calon istrinya itu.
Pernikahan itu di langsungkan hanya saja mempelai wanitanya di ganti dan pak Rahmat selaku Ayah dari Syabilla sangat kaget dengan pernikahan mendadak putrinya tapi setelah tahu siapa di balik semua ini dia tidak bisa berkutik ataupun membantah, apalagi dengan kelumpuhannya sekarang memperparah keadaan.
Pak Haikal tersenyum melihat pernikahan itu, ini adalah mimpi dari mendiang istrinya yang sangat ingin menikahkan salah satu putranya dengan anak dari Ummi sahabatnya dulu. Awalnya pak Haikal akan menikahkan putra pertamanya dengan anak Pak Rahmat tapi semua itu gagal karena Imran membawa pulang seorang gadis yang sangat di cintainya hingga ibunya menekan keinginannya Untuk menikahkan putra pertamanya. Pak Haikal memutar arah dan berkeinginan untuk menikahkan Adam tapi semua itu gagal karena Adam akan menikah dengan Ayya tapi rupanya Allah berpihak kepadanya.
Terlihat Syabilla diam kaku dan tak bersemangat dulu dia memiliki rasa suka terhadap Adam tapi itu dulu sebelum dia tahu kalau Ayya adalah pelita hati dari Pak Adam. Syabil menekan dan membuang rasa itu agar tidak menjadi dosa untuknya tapi Kali ini dia dinikahi oleh lelaki itu dan dia harus bagaimana menjalani kehidupan ini.
"Aku terima nikahnya Syabilla Hayat bin Rahmat ... " Semua itu di ucapkan Adam dengan lancar dan lantang seolah memang namanyalah yang pas Untuk di sandingkan.
"Sah.. " para saksi mensahkan pernikahan itu, segala do'a di panjatkan untuk mereka yang telah menikah hari Ini.
Adam memandang sejenak wajah Syabilla dan mereka begitu sama hingga Adam sulit membedakan mana Syabilla dan mana Kamila yang membedakan mereka berdua hanya warna kulit, Syabilla lebih putih dari pada Kamila dan mata Syabilla lebih terang dan rambut mereka apakah juga sama, sebab Kamila bukan gadis yang menutup aurat tapi dia masih memakai pakaian yang sopan oleh sebab itu Adam sangat tahu warna rambut Kamila, tapi sebelum Kamila meninggal Adam sempat meminta dia untuk berhijab dan itu di setujui olehnya, dua hari setelah memutuskan untuk menutup seluruh auratnya Kamila pergi untuk selamanya.
Kecelakaan itu telah memisahkan mereka bahkan Adam sangat tahu betapa besar rasa cinta Kamila kepada Imran Abngnya itu.
***
"putrimu akan aman dan baik-baik saja di rumahku" kata Pak Haikal memberikan ketenangan untuk pak Rahmat, dia tak bisa lepas memandangi putrinya, anak gadisnya yang dulu dia tunggu.
"aku mendapatkan Syabilla penuh dengan perjuangan dan air mata, hingga kami mengucapkan janji yang terdengar konyolpun kami lakukan demi mendapatkan buah hati"
"aku pastikan tidak akan mengecewakanmu" kata Pak Haikal menepuk pundak besannya itu.
Sementara itu Syabilla tidak mau lepas dalam pelukan ibunya, dia tidak ingin meninggalkan perempuan yang sangat di cintainya Ini.
"sudah tidak apa-apa" kata Bu Ummi sambil mengelus punggung putrinya, tidak ada pernikahan mewah semuanya gagal akibat ulah Ayya yang ada sekarang Syabilla menjadi pengganti Dan itu tidak mudah.
" Syabil pasti akan rindu kalian" keluh gadis itu.
"Bill... jika suamimu tidak memperlakukanmu dengan baik, pulang lah rumah kita selalu terbuka untukmu" pesan ibunya dan mendapatkan anggukan dari gadis itu.
***
Rumah itu terlihat besar dengan taman yang menghijau serta angin yang cukup sejuk. Rumah Adam begitu nyaman, ketika Syabilla menginjakkan kaki Di rumah mewah itu dia begitu kagum dengan bangunan dua lantai itu.
Syabilla menyeret kakinya mengikuti langkah Adam yang lebar dan terlihat Adam menaiki anak tangga satu persatu tanpa menghiraukan Syabilla yang kesulitan membawa koper miliknya. Syabilla diam di tengah ruangan dia bimbang apakah Adam akan mengizinkannya tinggal di sini atau tidak.
"Kenapa tidak naik " sebuah suara mengagetkan Syabilla yang terpaku di tengah ruangan.
"kamu? " Syabilla agak bingung karena dia tidak tahu dengan gadis di depannya Ini.
"aku Silla " kata gadis itu mengulurkan tangan" saudara perempuan dari suamimu itu "
"ah.. maaf aku tidak tau"
"melihat situasi pernikahan kalian yang serba mendadak sepertinya Adam tidak akan mengizinkanmu untuk memasuki kamarnya"
"oh... begitu ya"
"mau tidur di kamarku?" tawar gadis itu dan Syabilla menyetujuinya.
Kamar itu terlihat tapi Dan bersih, tertata sesuai selera sang punya Kamar. Syabilla meletakkan tasnya dan dia mulai melihat sekeliling Kamar.
"Kamar maksunya di sana" tunjuk Silla pada sebuah pintu putih.
"kamarnya nyaman" kata Syabilla berujar, Dia sangat senang mendapatkan tumpangan Kamar dari Silla. padahal dia harusnya menempati Kamar yang juga Di tempati Adam tapi melihat kondisi lelaki itu yang tidak perduli, Syabilla tidak berani untuk mengikuti lelaki itu.
"kamu Di sini saja dulu, biar Adam menenangkan fikirannya. Nanti kalau Dia sudah paham dengan tanggung jawabnya dia akan mengajak kamu kekamarnya" Terang Silla Dan hal itu membuat Syabilla maklum, Dia akan bertahan Di sini sampai kiranya Adam menceraikannya sebab pernikahan ini seperti tidak memiliki masa depan Dan Syabilla tidak ingin berharap Banyak dari semua ini.
***