ดาวน์โหลดแอป
37.86% Tate no Yuusha no Nariagari / Chapter 39: Chapter 13 Rumor dari para pahlawan

บท 39: Chapter 13 Rumor dari para pahlawan

"Huh?"

Kami dalam perjalanan ke desa selanjutnya dan berjalan sekitar satu jam, yang mana aku memgerjakan sesuatu di belakang saat aku menyadari suara aneh.

Berasal dari sisi lain dinding kereta, terdengar suara seseorang yang nafasnya tersenggal-senggal. Aku mengeluarkan kepalaku dan melihat seorang pria berlari disamping kami, ada sebuah tas di tangannya.

"Kenapa kau lari tergesa-gesa begitu?"

Aku menyadari bahwa menunjukkan keingintahuan di saat-saat seperti ini bisa dengan mudah mengarah pada penjualan.

Kami memperlambat kereta agar aku bisa mendengar apa yang dikatakan pria itu.

"Aku harus ke desa di balik gunung itu..."

"Kau mau pergi ke desa yang ada dibalik gunung itu?"

Sepertinya orangtuanya sakit dan dia pergi untuk mendapatkan obat untuk mereka. Filo telah menyusul dia di jalan.

"Ya, dan nggak ada waktu untuk dibuang-buang!"

"Filo, kalau kau berlari secepat yang kau bisa, butuh berapa lama untuk sampai disana?"

"Coba kupikirkan.... Yah, aku bisa lari lebih cepat kalau aku nggak harus menarik keretanya..."

"Baiklah."

Aku menatap Raphtalia, dan dia segera mengangguk, sudah memahami apa yang dimaksudkan.

"Kami akan membawamu kesana dengan bayaran 1 silver."

"Apa?"

Pria itu terkejut.

"Tapi aku barusaja membeli obat... Lihat, aku nggak punya uang yang cukup..."

"Kau bisa memberi kami sesuatu yang senilai dengan 1 silver. Atau beri kami herbal obat kalau ketemu kami lagi. Tentu saja, kau harus menepati janjimu...."

"Oh, yah, kalau begitu nggak masalah..."

"Bagus! Sudah diputuskan! Filo?"

"Oke!"

Aku naik ke punggung Filo, dan menarik pria itu untuk duduk bersamaku.

"Woah!"

Pria itu terkejut, tapi Filo menutupi dia dengan sayapnya dan berangkat dengan kecepatan penuh.

Raphtalia melambaikan tangannya pada kami dari kereta.

"Berangkat!"

"Oh!"

Filo mungkin sekarang berbentuk seperti seekor burung hantu, tapi hal itu nggak memperlambat kecepatannya.

Sebelum kami menyadarinya, kami sudah sampai di rumah pria itu.

"Cepat sekali!"

"Lebih baik kau segera memberi mereka obat. Berhati-hatilah sekarang!"

"Baik!"

Pria itu masuk kedalam rumah, dan aku mengikuti dia dibelakangnya. Kami belum selesai membicarakan soal bayaranku.

Itu adalah sebuah rumah milik petani seperti pada umumnya. Aku bisa mendengar batuk yang keras dari dalam.

"Ma... Ini obatnya, minumlah."

Aku mengikuti suara itu, dan melihat pria muda itu memberikan obat pasa dua orang uang lebih tua dengan wajah yang pucat.

Aku nggak tau obat macam apa itu, tapi kayaknya lebih efektif daripada obat yang ku buat.

"Biar aku yang urus obatnya. Kau rebuslah air dan buatlah sesuatu yang enak."

"Apa kau yakin?"

"Ya, aku cuma mau menunggu untuk melihat apa yang terjadi."

Aku mengambil obat dari pria itu, dan, menahan wanita tua itu, dengan lembut memberi dia obat.

Kuharap skill peningkat efesiensi obat yang kupelajari sebelumnya akan bekerja.

*uhuk.. uhuk...*

Wanita tua itu menerima obatnya dan berhasil menelannya.

Wanita itu tiba-tiba terselimuti cahaya yang lembut. Sepertinya itu menandakan bahwa obatnya efektif. Dia terlihat lebih sehat. Wajahnya yang pucat mulai mendapatkan ronanya lagi, dan batuknya sudah nggak terlalu banyak.

"Rilekslah. Keluargamu akan segera kembali membawa makanan."

Dia tersenyum lemah dan kemudian berbaring.

"Nah sekarang..."

Aku meninggalkan ruangan itu dan pergi ke dapur.

"Apa mereka meminum obatnya?"

"Ya, dan kayaknya obatnya sudah bekerja."

Dia menghela nafas dalam-dalam, seolah beban yang berat telah dilepaskan dari pundaknya.

"Aku akan kembali nanti, pastikan kau punya uang untuk bayaranku."

"Oke."

Aku meninggalkan rumah itu, mencari Filo, dan segera kembali ketempat dimana kami meninggalkan kereta.

* * * * *

Saat kami sampai didesa itu lagi, pria itu ada disana menunggu kami, kelihatan tegang.

"Um..."

"Ada apa?"

Kami berbicara saat kami membongkar muatan dari kereta.

"Ibuku nampaknya sudah jauh lebih baik.... tapi siapa sebenarnya kau ini?"

"Kau nggak perlu tau."

Kalau dia tau namaku, dia pasti akan langsung menghubungkan aku dengan rumor-rumor buruk yang sudah menyebar. Dan dia akan mulai meragukan aku.

"Tolong beritahu aku namamu."

"Itu nggak penting. Obatnya bekerja kan? Jadi berisaja aku 1 silver, atau sesuatu yang senilai dengan itu."

"Baiklah!"

Dia kembali kerumahnya, mengambil beberapa material, dan kemudian kembali sambil membawa beberapa makanan.

"Jadi ini, huh? Nggak masalah, yah, cukup ingat kami saja, oke?"

"Ya! Terimakasih banyak!"

Pria itu terlihat sangat senang.

Kurasa itu merupakan cuma sedikit penyimpangan, tapi suatu saat nanti kami akan kembali ke desa ini. Wanita tua itu sangat energik, hampir berlebihan.

Aku kembali belajar di belakang kereta. Aku berusaha membaca buku resep obat tingkat menengah. Buku resep itu tampak lebih mudah dipahami daripada buku sihir, jadi aku memulai dengan buku itu. Tapi setelah aku mendedikasikan waktu yang banyak untuk menerjemahkan sebuah resep, aku mendapati bahwa itu adalah sebuah obat uangr sudah kuketahui... Aku sangat kecewa.

Kalau dipikir-pikir, aku sangat rajin dalam pembelajaranku sampai sekarang. Aku begitu sibuk bulan kemarin sampai-sampai aku nghak punya waktu untuk memikirkannya, tapi kalau aku berhasil keluar dari sini hidup-hidup, aku akan mengatakan sesuatu pada adikku, yang mana telah memaksakan dirinya dalam belajar terlalu keras.

"Tuan Naofumi, kurasa kita urusan kita sini hari ini udah selesai."

Kami sampai disini siang tadi, dan sekarang sudah sore.

"Apa ada parcel atau surat yang bisa kita bawa ke desa selanjutnya?"

"Aku sudah mengumpulkannya."

Aku keluar dari kereta dan membantu menaikkan barang bawaan.

Mengingat, cuma ada orang-orang tertentu yang mau memberikan barang bawaan mereka pada seorang pedagang keliling yang belum pernah mereka temui. Kebanyakan adalah barang-barang murah yang mana orang-orang itu nggak akan terlalu marah semisal hilang. Meski begitu, kami masih bisa mendapatkan kesempatan yang bagus.

Kami berpergian seperti ini untuk sementara waktu, berpindah dari desa ke desa dan kota ke kota.

Setiap kali seseorang menginginkan obat pemulihan, aku akan memberikannya sendiri pada mereka, dengan begitu mereka bisa menerima keuntungan dari skill peningkat efesiensi obat punyaku.

Setelah kami menjalani sekitar dua minggu lebih, kami mulai mendapatkan sedikit reputasi sebagai pedagang yang bersama burung aneh yang menjual segalanya.

Saat kami mendapatkan nama baik, orang-orang menjadi lebih percaya, dan lebih banyak pejalan kaki yang datang untuk meminta tumpangan. Jadi nggak lama setelah itu keuntungan kami mulai naik.

Ada beberapa hal bagus mengenai gaya hidup pedagang keliling.

Yang pertama adalah bahwa aku bisa menjual obat yang kubuat saat kami ditengah perjalanan.

Yang kedua adalah bahwa aku bisa menyerap monster yang kami temui saat perjalanan kami.

Tentu saja, yang kudapat cuma peningkatan status yang tipikal.

Satu hal lain yang kupelajari setelah kami mulai bepergian adalah bahwa para monsternya sangat berbeda bergantung pada lokasinya. Mengingat bahwa aku bisa bertambah kuat dengan menyerap berbagai macam monster yang berbeda, memulai perjalanan ini ternyata merupakan sebuah keputusan yang sangat bagus.

Hal lainnya lagi adalah bahwa aku sekarang berada dalam posisi untuk mendengar segala macam gosip.

Aku nggak tau untuk jangka panjangnya, tapi sekarang aku bisa menebak dimana para pahlawan yang lain, Motoyasu, Ren, dan Itsuki, membuat basis mereka.

Motoyasu kayaknya berada di barat daya istana, dimana dia kayaknya telah menyelamatkan sebuah desa yang dilanda kelaparan dengan menghancurkan segel pada suatu benih legendaris. Dia pasti telah mengetahui harus kesana karena dia sudah mengetahui segala sesuatu tentang tempat ini. Sebenarnya itu mengingatkan aku pada tempat dimana kami mengalahkan Nue.

Ren pergi ke tenggara istana, tapi sepertinya dia akan pergi kemanapun yang dihuni oleh monster-monster kuat. Aku mendengar berbagai kisah dari sepak terjangnya-seperti bahwa dia telah mengalahkan seekor naga ganas disiatu tempat di Timur.

Adapun untuk Itsuki... Aku nggak yakin apa yang ingin dia lakukan, tapi dia pergi bersama beberapa petualang yang mengunjungi kerajaan mencari bantuan. Dia pergi bersama mereka ke suatu negeri di Utara, dimana pemerintahannya korup. Dia bertarung untuk menggulingkan seorang penguasa jahat.

Setelah itu, kisah Itsuki lenyap sebagian besar detailnya, jadi aku nggak betul-betul yakin mengenai yang lainnya. Aku cuma mendengar referensi samar pada dia sebagai "petualang itu memiliki busur yang kuat" dan sebagainya.

Semua ini sangat mirip dengan sesuatu yang kubaca sebelum datang ke dunia ini, sesuatu yang kubaca dalam Catatan Empat Senjata Suci.

Jadi kayak gitulah perjalanan kami.

Diakhir dua minggu, statistik kami seperti inilah:

Naofumi: Lv 34

Raphtalia: Lv 37

Filo: Lv 3

Kurasa itu karena dia adalah seekor monster, tapi yang jelas Filo naik level dengan cepat.

Secara fisik, Filo jauh lebih kuat sekarang daripada yang sebelumya. Dulu dia menggunakan kedua tangannya (sayap) untuk menarik kereta, sekarang dia cuma menggunakan satu saja dan menguap sepanjang waktu.

Tentunya, aku mencoba menbuat dia berusaha lebih keras, tapi dia cuma mengeluh.

"Tapi ini begitu ringan hingga aku kehilangan motivasiku!"

Terserahlah.

Setelah itu, semua perisai yang kudapatkan saat melakukan perjalanan cuma membuka peningkatan status.

Kalau saja ada perisai yang menarik... yah, sih satu.

Crystal Ore Shield

Kemampuan belum terbuka

Equip Bonus: fine crafting +1

Kami datang ke kota pertambangan yang terkenal, dan ada sebuah kristal berkualitas buruk tergeletak. Aku membiarkan perisaiku menyerapnya, dan perusak itulah yang kudapatkan.

Itu kayak seperti sebuah skill yang bisa mengarah pada kemungkinan-kemungkinan menghasilkan uang yang besar, tapi aku nggak punya informasi yang cukup untuk langsung mencobanya.

Aku mencoba memoles kristal ore, tapi kristal itu malah rusak dan hancur, jadi skilk itu pasti mengharuskan mengkombinasikan dengan sesuatu yang lain dengan menggunakan sebuah resep. Bisa juga aku salah melakukannya.

Terserahlah, aku masih harus menerjemahkan buku yang diberikan pemilik toko obat padaku.

Tentunya, kalau aku menghabiskan dua minggu mempelajari bahasanya, harusnya cukup mudah untuk membaca. Dan aku sudah melakukannya hampir tiga minggu, jadi aku harusnya bisa mendapatkan beberapa informasi darinya.

Penangkal racun, pembasmi gulma, salep penyembuh, ramuan pemulih (aku sudah bisa membuatnya), minuman bernutrisi Aku juga sudah bisa membuatnya), mesiu, air asam, air magis, ramuan penyembuh jiwa, insektisida, itu adalah resep-resep yang sudah kupahami, dan setelah aku menerjemahkan semua itu, bukunya sudah habis. Kayaknya kau bisa mengubah keefektifan dari obat-obat tingkat menengah dasar ini dengan mencampurnya dengan adiktif yang berbeda. Itu semua agak samar, jadi aku nggak akan mengatakan bahwa aku betul-betul sudah menguasainya. Meski begitu-aku mulai menyadari bahwa resep-resep yang diberikan pemilik toko obat padaku merupakan resep yang umum untuk tingkat menengah.

Yah, aku telah bisa memahami buku iyu, jadi kupikir aku nggak membutuhkannya lagi. Aku membiarkan perisaiku menyerapnya. Dan aku mendapatkan perisai:

Book Shield

Kemampuan belum terbuka

Bonus equip: magic power up (kecil)

Aku yakin bahwa perisai akan membuka beberapa resep obat tingkat menengah, tapi aku salah.

Dan diatas semua itu, tingkat defense perisai itu betul-betul rendah!

Itu terjadi setelah aku selesai menerjemahkan buku resep.

Kami berhadapan dengan monster bernama Torrent, mengalahkannya, dan aku menyerapnya kedalam perisaiku.

Torrent Shield: persyaratan terpenuhi

Blue Torrent Shield: persyaratan terpenuhi

Black Torrent Shield: persyaratan terpenuhi

Torrent Shield

Kemampuan belum terbuka

Bonus equip: klasifikasi tanaman +2

Blue Torrent Shield

Kemampuan belum terbuka

Bonus equip: resep peracikan tingkat menengah +2

Black Torrent Shield

Kemampuan belum terbuka

Bonus equip: peracikan pemula

Resep tingkat menengah? Apa ini semacam lelucon? Aku barusaja selesai menerjemahkan buku itu!

Yah, setidaknya aku cuma menerjemahkan sampai salep penyembuh. Terakhir kali perisai ini membuka resep adalah dari seekor Mush, jadi kurasa monster berbasis tanaman akan memberi resep. Meski begitu, setelah aku mengerahkan segala kista untuk menerjemahkannya-kenapa baru sekarang muncul, dan dengan mudahnya terbuka begitu saja.

Penawar racun, pembasmi gulma, dan salep penyembuh bisa dibuat dari rumput, tapi aku bahkan nggak tau dimana mendapatkan material untuk membuat sesuatu seperti mesiu.

Catatan dari toko obat itu membuatnya kayak-kayak kau bisa membuat pengganti dalam hal mesiu. Ada sesuatu bernama Snappy Grass yang bisa jadi pengganti, jadi aku melakukannya dan mencoba membuat mesiu.

Itu seperti sebuah sebuk yang rapuh, sesuatu seperti abu yang bisa terbakar. Aku mengumpulkannya kedalam sebuah kantong dan menjadikannya sebagai bom darurat.

Aku menyulutnya dengan api dan berencana untuk melemparkannya pada musuh. Bom itu mulai berderak, tapi kemudian aku menjatuhkannya ke kakiku!

Aku ketakutan, tapi untungnya itu nggak memghasilkan sesuatu yang betul-betul bisa kau sebut dengan sebuah "ledakan".

Air asam harus disimpan didalam botol kaca. Kayaknya itu adalah sebuah cairan yang mengandung keasaman yang lebih sedikit daripada asam sulfur. Cairan itu bukan terbuat dari rumput, tapi terbuat dengan mengumpulkan berbagai bijih mentah alam dan menambahkan air... atau sesuatu seperti itulah. Aku belum membuatnya, jadi aku nggak bisa mengatakannya secara pasti.... tapi orang macam apa yang ingin membuat hal semacam itu, dan apa pula yang diinginkan dari cairan itu? Terserahlah, aku akan membuatnya untuk diserap kedalam perisaiku.

Magic Power Water bisa memulihkan MP yang kau pakai saat kau meminumnya. Tapi bahan yang diperlukan untuk membuatnya sangat sulit untuk didapatkan.

Kalau kau membuatnya dengan tanaman yang tersedia dipasar, maka keuntungannya akan sedikit. Kalau kami mengerahkan segala upaya untuk membuatnya, akan lebih baik untuk menjualnya daripada menggunakannya. Sama seperti Magic Power Water, Soul Healing Medicine juga akan mengisi kembali SP. Tapi Raphtalia dan Filo kayaknya nggak memahami apa itu SP, dan mereka bilang rasanya lezat, tapi seperti air biasa.

Insektisida mudah dibuat. Kau cuma perlu mencampurkan berbagai herbal yang dibenci serangga dan kemudian terserah mau dikeraskan atau mau diambil cairannya.

Jadi dari resep-resep baruku, yang bagus untuk diproduksi dan dijual adalah penawar racun, salep penyembuh dan insektisida.

Dan pembasmi gulma juga bagus. Kau bisa membuat banyak pembasmi gulma hanya dengan sedikit bahan sampai-sampai aku bingung kemana harus menjualnya. Aku membiarkan perisaiku menyerap sisanya.

Anti-Poison Shield: persyaratan terpenuhi

Gurihosato Shield: persyaratan terpenuhi

Medicine Shield: persyaratan terpenuhi

Plant Fire Shield: persyaratan terpenuhi

Killer Insect Shield Alpha: persyaratan terpenuhi

Anti-Poison Shield

Kemampuan belum terbuka

Bonus equip: Defense +5

Gurihosato Shield

Kemampuan belum terbuka

Bonus equip: damage dari monster tanaman berkurang 5%

Medicine Shield

Kemampuan belum terbuka

Bonus equip: perluasan jangkauan keefektifan obat (kecil)

Plant Fire Shield

Kemampuan belum terbuka

Bonus equip: resistensi api (kecil)

Killer Insect Shield Alpha

Kemampuan belum terbuka

Bonus equip: damage dari monster serangga berkurang 3%

Aku yakin kemampuan asli dari Anti-Poison Shield adalah Resistensi Racun (meduim). Tapi aku sudah mempelajari skill itu dari Chimera Viper Shield, jadi kemampuannya pasti telah berubah karena hal itu.

Medicine Shield akan meningkatkan jangkauan, meskipun aku nggak yakin apa tepatnya maksudnya.

Bisa jadi itu adalah jangkauan untuk obat tertentu akan meningkat, tapi bisa juga artinya jumlah orang yang mendapatkan efeknya yang akan meningkat.

Apa itu Gurihosato? Itu kayak nama produk pembasmi gulma. Adapun untuk Killer Insect Shield Alpha (α), aku membayangkan bahwa kau bisa menghasilkan versi beta (β) atau semacamnya dengan mengubah jenis tanaman yang kau gunakan dalam peracikan.

Efeknya mengurangi damage sebesar 3% dari musuh, kayaknya sangat berguna bagiku.

Masalah yang sebenarnya adalah mencoba membaca buku sihir. Itu sangat sulit.

Belakangan kayaknya Raphtalia sudah mulai memahaminya. Dia menghasilkan efek-efek tertentu yang tampak seperti tanda-tanda yang benar. Dia bisa menghasilkan sebuah bola cahaya yang melayang didepan dia selama beberapa detik. Mengingat aku adalah sang Pahlawan Perisai, kalau dibandingkan dengan dia, aku kelihatan menyedihkan.

Filo bisa menggunakan sihir transformasi miliknya juga, jadi aku menanyai Filo mengenai hal itu setelah Raphtalia tidur.

Kayaknya sulit menganggap apa hangr dia lakukan sebagai sihir, tapi kupikir akan bagus untuk mendengar apa yang dia pikirkan.

"Ya, jadi aku, um... aku cuma berpikir tentang kekuatanku, dan seperti itulah, berpikir tentang ingin jadi apa aku dan, uh... lalu begitulah!"

Benar. Apapun itu. Setidaknya aku mengetahui bahwa dia nggak melakukannya sebagai hasil dari proses beralasan.

Tapi gimana kalau aku bisa membaca bukunya tapi masih nggak bisa belajar sihir? Aku mendengar bahwa sihir bisa kayak gitu.

Dan aku datang dari sebuah dunia yang mana nggak punya sihir sama sekali, jadi kalau ternyata aki nghak bisa menggunakannya, itu akan... menjengkelkan. Aku harus mempelajarinya. Pokoknya harus.

Bukan untuk membuat witch dari toko sihir senang... tapi untuk bertahan hidup.

Saat gelombang datang, aku nggak perlu terlalu berpartisipasi dalam pertarungan. Selain itu, siapa yang tau gimana aku akan diperlakukan setelah musuh lenyap? Tugas terbaik buatku adalah untuk melindungi desa dan kota terdekat. Dan saat aku melakukannya, bisa menggunakan sihir atau enggak - itu mungkin akan memutuskan apakah aku bisa selamat atau enggak.

Aku bisa saja membeli sebuah bola kristal.... tapi kalau aku bisa mempelajari sihir dari buku ini secara gratis, maka kayaknya itu jauh lebih baik. Jadi belakangan ini, saat kami sedang dalam perjalanan, aku belajar membaca buku sihir itu.

Aku menanyai Raphtalia gimana caranya dia melakukannya, dan dia bilang bahwa dia mengsinkronasikan kekuatan sihir miliknya dengan kata-kata di buku itu, dan jiwanya bereaksi... Sama seperti Filo, penjelasannya susah untuk diikuti.

Yah, aku bisa mengikuti penjelasan Raphtalia lebih baik daripada penjelasan Filo... tapi apaan sih "kekuatan sihir" itu?

Apa maksudnya mereka bisa merasakannya, seperti indera keenam?

Kepalaku dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu, dan membuatku gila.

Begitulah kami menghabiskan dua minggu terakhir.

***


บท 40: Chapter 14 Ambil segalanya selain nyawa

"Oh wow... Nggak disangka aku menaiki sebuah kareta yang ditarik oleh dewa burung! Sungguh menggembirakan!"

"Dewa burung?"

Seorang merchant yang lewat meminta tumpangan ke kota selanjutnya, jadi kami memberi dia tumpangan.

"Kau belum mendengarnya? Hm... Hei, bukankah kau pemilik kereta ini? Meskipun kau sembunyi, aku bisa menebaknya."

Dari tadi dia mengobrol dengan Raphtalia, tapi sekarang dia mengarahkan jarinya padaku.

Kami berpura-pura kalau Raphtalia lah pemiliknya, dan aku cuma duduk di belakang membuat obat.

"Itu benar...."

"Kalian sangat terkenal di kota. Mereka mengatakan ada sebuah kereta yang ditarik oleh seekor dewa burung yang memberi orang-orang keajaiban dimanapun kereta itu datang."

Kereta berderak saat berjalan. Aku berpaling menatap Filo.

Jadi orang-orang berpikir dia adalah dewa! Sebenarnya dia adalah seekor babi kelaparan, manja kemanapun dia pergi.

Tapi keajaiban apa yang dibicarakan orang ini?

Hm?

"Gwehhhh!"

Filo tiba-tiba berteriak, dan dia berlari kencang.

"Woah!"

Si merchant, Raphtalia, dan aku terlempar dari kursi kami dan harus berpegangan untuk menstabilkan diri kami.

"Ahhhhh!"

"Yasuuuuuu!"

KRATAK KRATAK!

Keretanya berderit keras hingga kami nggak bisa mendengar apa yang terjadi diluar. Terkadang Filo akan berlari kayak gini secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Ini mungkin sudah yang keempat kalinya sejak kami memulai perjalanan ini. Dia sepertinya cuma melakukan apapun yang dia mau.

"Penumpangnya bukan cuma aku saja. Pelan-pelan Filo!"

"Oke! Tapi bukan begitu... Gweh!"

Kami berbisik agar nggak kedengaran merchant itu. Kami nggak mau menarik lebih banyak perhatian yang gak perlu, karena hal itu cuma akan menyebabkan masalah saja. Tapi aku merasa seperti orang-orang tetap memperhatikan kami.

Si merchant sudah menatapku dengan ekspresi terkejut di wajahnya.

"Kudengar dia bisa memahami bahasa kita. Itu menakjubkan!"

"Kurasa juga begitu."

Coba pikirkan, kalau orang sudah begitu terkejut bahwa dia bisa memahami bahasa manusia, apa yang akan mereka pikirkan tentang dia bisa bicara? Specs miliknya pasti sangat tinggi.

Aku harus menganggapnya sebagai sebuah potensi yang dimiliki para monster... saat kau melihatnya dengan cara itu, dia pasti memang sangat langka.

"Meski begitu, kami cuma pedagang keliling biasa, kami memberi tumpangan pada orang-orang, nggak ada yang spesial."

"Orang-orang mengatakan bahwa seorang pria suci datang menggunakan kereta dan memberi obat khusus pada orang yang sakit. Mereka mengatakan kau menyembuhkan orang-orang."

"Benarkah?"

Tentu, itu adalah obat yang sangat bagus, tapi kalau kau menabung sedikit, seseorang harus membelinya. Tapi aku menemukan bahwa kau juga bisa merekayasa resep secara spesifik sesuai kebutuhan pasien. Resep aslinya bekerja pada penyakit apapun, tapi enggak untuk yang khusus. Aku menambahkan herbal yang berbeda pada resepnya untuk membantu menyembuhkan lebih banyak penyakit.

Aku membuatnya untuk mengatasi demam, infeksi paru-paru, dan infeksi kulit. Tetap saja, itu cuma satu obat.

Metodenya telah tertulis secara jelas di buku resep tingkat menengah. Resep-resep yang kudapatkan dari perisai juga menyarankan beberapa rekayasa resep.

"Itu cuma obat biasa."

Aku menbuak sebuah kotak dan mengeluarkan obat untuk kutunjukkan pada dia.

"Apa ini obat ajaibnya?"

Dia mengambilnya dan menciumnya.

"Yah, yang pasti, aromanya seperti obat normal."

"Kau bisa tau?"

Apa dia seorang ahli obat? Aku penasaran, jadi aku menanyai dia. Tapi dia menggeleng.

"Bukan, aku cuma bisa mengetahuinya."

"Terus, pedagang model apa kau ini?"

"Aku seorang jeweler (ahli perhiasan)."

Benar, seorang jeweler... kurasa mereka ada didunia ini juga.

Kurasa dia menjual kalung dan sebagainya pada orang kaya.

"Perhiasan, eh? Jadi kurasa kau cenderung berhubungan dengan orang-orang kaya."

Kalau dia membawa perhiasan-perhiasan mahal dan mencari pelanggan, dia mungkin membutuhan perlindungan yang kuat. Jadi sangat aneh kalau dia bepergian sendirian.

"Kau benar."

Dia terkikih dan kemudian melanjutkan.

"Oh, aku menjual apapun yang ada, dari yang kecil sampai yang besar. Kau bisa menyebutku seorang penjual aksesoris."

"Bedanya dimana?"

"Lihat saja produk-produkku."

Dia mengeluarkan sebuah tas besar berisikan aksesoris.

Aku melihat kedalamnya. Tas itu dipenuhi dengan bros, kalung dan gelang.

Tapi kayaknya sebagian besar dari aksesoris itu terbuat dari besi atau perunggu. Dan ada permata yang dipasang... secara teknis. Permata itu nggak terlalu bagus. Kata permata kayaknya terlalu megah untuk mendeskripsikannya.

"Kebanyakan sih aku menjual barang-barang murah."

"Huh... Apa kau mengalami kesulitan?"

"Nggak juga... Produkku saat ini diperuntukkan bagi jajaran petualang miskin."

"Huh."

Menurut penjual aksesoris itu, aksesoris yang berbeda bisa diimbuhi dengan sihir untuk memberi efek-efek yang berbeda pada pemakainya.

"Dan sekarang berapa harga jual salah satu aksesorisnya?"

"Benar... benar... Yah, gelang besi ini akan meningkatkan attack power pemakainya, dan harganya sekitar 30 silver."

Itu sangat mahal. Aku nggak bisa menjual obat punyaku sampai mendekati harga itu.

"Kalau kita memasang sihir pada aksesoris itu kita bisa menjualnya hampir 100 silver."

"Beneran?"

"Tentu saja."

Heeh... Kayaknya itu layak dipertimbangkan.

Usahaku sudah cukup mentok dengan berjualan obat. Kita hampir menjualnya habis, untuk mendapatkan sejumlah uang, tapi tidaklah banyak. Aku juga berpikir menjual obat-obat lainnya... tapi untungnya nggak banyak. Kalau aku mulai mengumpulkan bahan untuk mendapatkan uang lebih banyak, aku akan kehabisan waktu.

Aku bisa memulai sebelum aku menjual sesuatu, tapi kalau kau memuat sesuatu dan mengumpulkan sesuatu disaat yang sama, efesiensimu akan mulai menurun.

"Kau seorang pengrajin?"

"Kurasa... Cukup mudah bagiku untuk membuat aksesoris... tapi dulunya aku membuat aksesoris dan menambahkan kekuatan sihir pada aksesoris tersebut, ya, kurasa aku adalah seorang pengrajin semacam itulah."

Itu masuk akal. Dia membuat aksesoris, dan setelah aksesoris tersebut diberi sihir, aksesoris itu akan memberi pemakainya kekuatan tertentu.

Tapi gimana caranya membutuhkan sihir pada sesuatu? Itulah yang rumit...

Aku nggak menyukai sebutannya. "Diimbuhi dengan sihir." Itu ada disemua resep obatku, dan aku melihatnya muncul di resep untuk Magic Power Water juga.

Maksudnya bahwa jika kau nggak bisa menggunakan sihir, kau nggak bisa membuat obat atau objek tersebut.

"Master! Sesuatu mendekat!"

Filo terdengar tegang, dan setelah memanggilku, dia langsung berhenti.

Raphtalia dan aku melompat dari kereta untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Kami melihat seseorang berjalan keluar dari dalam hutan.

Ada segerombolan, dan mereka semua memegang senjata. Mereka nggak kelihatan bersahabat, dan mereka datang kearah kami.

Pakaian mereka berbeda-beda, tapi mereka semua memakai armor. Mereka adalah bandit, mungkin datang dari pegunungan.

"Para bandit!"

Si penjual aksesoris berteriak.

"Ehehehe... harta atau nyawa."

Hah.... sungguh kata-kata yang klise.

Aku sudah pernah mendengar hal semacam ini sebelumnya... Kenapa mereka nggak menyelinap saja terus menyerang?

Tapi Filo sudah melihat mereka duluan, jadi mereka pasti telah memutuskan untuk menyerah melakukan serangan kejutan dan langsung mendatangi kami. Mereka pasti berpikir mereka bisa menang. Mereka kelihatan angkuh. Bisa juga mereka memiliki rencana lain.

Itu mengingatkan aku, saat kami berada di desa terakhir, aku mendengar tentang faksi bandit kejam yang terbentuk di hutan.

"Kami sudah tau semua tentang kalian! Dan kami tau bahwa ada seorang jeweler dikereta itu."

Para bandit itu berkerumun, dan mereka berteriak pada kami. Aku menatap pedagang aksesoris yang ada di bagian belakang kereta.

"Bukankah kau mengatakan bahwa kau nggak membawa sesuatu yang berharga?"

"Ya... seperti itulah."

Dia perlahan-lahan memasukkan tangannya kedalam sakunya, dan kayaknya meraba sesuatu disana.

"Ya aku memang punya aksesoris yang lumayan berharga, aku menyimpannya untuk orang lain."

"Aku mengerti. Jadi itu yang mereka incar."

Aku dapat pelanggan yang merepotkan.

"Kupikir kalau aku berpura-pura bahwa aku nggak punya sesuatu yang berharga, maka aku bisa mengurangi biaya dengan cara nggak menyewa bodyguard."

"Dasar bego! Aku akan meminta bayaran untuk ini nanti."

"Baiklah."

Dia kelihatan kebingungan sesaat, lalu mengangguk.

"Raphtalia, Filo. Kita dapat masalah."

"Oke!"

"Betul."

Pada sinyalku, Raphtalia melompat turun dari kereta dan bersiap bertarung.

Aku menarik di penjual aksesoris dan mengikuti Raphtalia.

"Kau tetaplah disampingku. Ngerti?"

"Ya, ya!"

Aku mengubah perisaiku dari perisai yang kupakai untuk membuka kemampuannya menjadi perisai yang lebih baik untuk pertempuran.

"Apa... Apa-apaan perisaimu itu?"

"Oh...."

Saat si penjual aksesoris menyadari pemilik dari dewa burung ini tak lain tak bukan adalah si Pahlawan Perisai kriminal, dia kelihatan terguncang.

"Apaan ini, kau mau melawan kami?"

"Tentu. Kurasa nggak benar menghujani api pada kalian dari belakang."

Aku menatap para bandit itu saat aku mengancam mereka.

Hal terpenting dalam pertempuran adalah mencegah musuh mendapatkan apa yang mereka incar. Pada dasarnya, aku nggak boleh membiarkan mereka lolos sambil membawa apapun yang dibawa si penjual aksesoris itu.

"Raphtalia, Filo, apa kalian siap?"

"Ya, aku siap kapanpun."

"Ya, aku sudah kebosanan ini."

"Bagus. Hajar mereka!"

Saat aku meneriakkan sinyalku, para bandit juga bersiap dan berlari kearah kami sambil mengacungkan senjata mereka.

Aku menghitung mereka dengan cepat, dan kayaknya jumlah mereka sekitar 15 orang. Itu cukup banyak.

"Air Strike Shield!"

Aku menargetkan salah satu dari mereka yang berlari kearah kami, dan perisai muncul di udara, menghentikan gerakannya. Aku menyiapkan skillku yang berikutnya.

"Change Shield!"

Change Shield adalah sebuah skill yang membuatku bisa mengubah perisai yang kubutuhkan secara seketika. Aku memilih Bee Needle Shield. Bee Needle Shield memiliki efek khusus Needle Shield (kecil), Bee Poison (paralysis).

"Waspadai perisainya! Ugh!"

Salah satu bandit bertabrakan dengan perisai itu dan jatuh ke tanah, linglung dan kayaknya lumpuh. Skillnya bekerja dengan baik.

"Shield Prison!"

"Apa?!"

Sangkarnya membesar untuk mengurung salah satu bandit.

Meski skill itu punya batas waktu.

Skill Change Shield memiliki cooldown 30 detik, jadi kau nggak bisa menggunakannya beberapa kali secara beruntun. Meski memiliki waktu cooldown, karena itulah lebih efektif. Jadi nggak terlalu buruk.

Tiba-tiba tiga orang berasa tepat didepanku. Mereka mungkin berpikir aku kelihatan seperti orang bodoh, berdiri diam sambil membawa perisai saja.

Aku melompat ke depan merchant itu dan melindunhi dia dari serangan.

Dengan dentuman metalik, serangan-serangan mereka terpantul dari perisaiku dan menghasilkan percikan api. Kayaknya serangan mereka nggak cukup kuat untuk menembus defenseku.

Sekarang aku menggunakan Chimera Viper Shield.

Efek khususnya adalah Poison Fang (medium) dan Hook.

Ular yang terukir pada bagian depan perisai menjadi hidup, dan menggigit para bandit yang menyerangku. Ular itu menyerang balik siapapun yang menyerangku, dan meracuni mereka.

"Gaaaaaahh!"

"Sialan... Itu?! Ugh!!"

"Tubuhku terasa aneh."

Chimera Viper Shield telah meracuni seseorang. Kalau mereka punya resistensi terhadap racun, maka itu nggak akan banyak berpengaruh.

Aku belum mencobanya pada seseorang.... meski kayaknya sangat kuat—perisai ini nggak akan menjatuhkan siapapun cuma dengan racunnya saja.

Lalu aku memilih Hook. Ular itu terulur keluar dari perisai dan melilitkan dirinya pada seseorang.

Jangkauannya dua meter, dan berguna untuk melilit seorang musuh (meski nggak menghasilkan damage), menarik yang dililtnya mendekat, atau menaiki tebing atau dinding. Aku memperhatikan para bandit, dan sekarang beberapa dari mereka kelihatan sakit dan tak stabil hingga mereka terjatuh ke tanah.

"Orang ini... Dia adalah sang Pahlawan Perisai!"

Kelompok bandit itu tiba-tiba kelihatan tertekan.

Mereka pasti baru sadar kalau mereka menghadapi aku dan sekarang mereka mulai teringat atas berbagai gosip yang telah mereka dengar. Rasa takut menguasai kelompok itu, dan kau bisa melihat ada reaksi diwajah mereka.

"Arghhhh!"

"Hiyaaaa!"

Raphtalia mengacungkan pedangnya, dan setiap kali seorang bandit menunjukkan titik lemah, dia akan menyerbu. Aku berhasil menangkis serangan mereka, tapi mereka terkejut pasa kekuatan Raphtalia. Salah satu dari mereka terlempar kebelakang dan kepalanya menghantam tanah saat dia mendarat.

Filo berlari kencang menerjang kelompok itu dan menendang mereka saat dia punya peluang. Sama seperti Motoyasu, mereka terlempar ke udara karena tendangannya, limabelas ...tidak, duapuluh meter!

Itu pasti membunuh mereka.

Jumlah mereka semakin sedikit, dan kayaknya cuma tinggal 6 yang masih bisa berdiri.

Tetap saja, mereka bersikap sombong dan percaya diri. Seperti mereka nggak memahami situasi mereka. Karena mereka belum mundur itu artinya ada sesuatu... Aku yakin tentang itu.

"Kalian datanglah!"

"Ahhhh!"

Bala bantuan datang. Jumlahnya 15 orang.

Sungguh menjengkelkan. Mereka semua lemah, tapi jumlah mereka banyak.

Dan seraya kelompok pertama nggak berusaha mengejutkan kami, bala bantuan itulah yang mengejutkan kami.

"Heeee!"

Si penjual aksesoris menjerit, dan aku merentangkan jubahku untuk melindungi dia dan memblokir anak panah yang ditembakkan pada kami.

Untungnya, nggak satupun dari anak panah itu yang cukup kuat hingga bisa menembus tingkat defenseku.

"Masih ada lagi!"

Aku melihat sekeliling dan melihat kawanan bandit yang baru itu menyerbu dari hutan ke arah Raphtalia.

Sialan! Darimana mereka datang?

Aku nggak yakin lagi apakah kami bisa mengalahkan mereka semua. Dalam skenario terburuk, bisakah kami kembali ke kereta dan menyuruh Filo menariknya agar kami bisa lolos?

"Ugh....!"

Ada suara dentuman yang keras, dan salah satu dari bandit itu telah menepis serangan pedang Raphtalia... dan cuma menertawakannya.

Apa maksudnya itu? Dia adalah seorang bandit, tapi kayaknya jauh lebih tenang daripada yang lainnya. Dia menggunakan pedang yang sama seperti para bandit yang lain, tapi pedang miliknya kayaknya terbuat dari material yang berbeda.

Dia juga terlihat lebih tua dari yang lainnya, seperti seorang pria di usia akhir 30'an. Kalau dia adalah orang Jepang, bisa kubilang dia seperti seorang samurai pengelana. Nyatanya, dia memgenakan armor barat, jadi dia bukanlah seorang samurai, tapi tetap saja dia kelihatan kuat.

"Orang itu."

"Ha, kayaknya kau menyewa Pahlawan Perisai sebagai seorang bodyguard. Tapi aku masih bisa mengalahkan dia."

"Ya."

Aku menoleh pada si penjual aksesoris, taou dia segera berpaling.

"Aku yakin bahwa pria ini mungkin disewa untuk membunuku."

"Hehehehe... yang ini sudah naik peringkat! Aku nggak peduli meski Pahlawan Perisai melindungi dia, aku masih bisa menang."

Naik peringkat? Ada hal lain lagi yang nggak ku mengerti.

Itu pasti semacam peningkatan berkekuatan yang kuat, kekuatan yang nggak bisa digunakan oleh orang biasa.

"Kami nggak akan kalah darimu!"

"Raphtalia, bertahanlah!"

"Apa cuma segini saja?!"

Pedang milik bodyguard itu memantulkan pedang milik Raphtalia.

Sial.... Dia benar-benar kuat.

Belakangan ini Raphtalia sekalian sembrono. Aku harus mencari cara untuk mengendalikan dia.

"Ah....."

Si bodyguard meraih dada Raphtalia dan mengancam dia dengan pedangnya.

"Baiklah Pahlawan Perisai. Berikan merchant itu padaku, atau aku akan membunuh cewekmu ini."

Pria itu pasti akan membunuh dia. Aku nggak tau kenapa dia harus membuat kesepakatan ini.

Tapi, apa yang harus kulakukan? Kalau dia menyandera Raphtalia, aku nggak bisa berbuat apa-apa, apalagi bertarung.

"Lepaskan dia!"

Itu terjadi dalam sekejap mata. Filo berlari dari berlari dari belakang dengan kecepatan penuh dan menabrak dia.

"Apa..."

Dia gagal menghindar tepat waktu, tapi dia berhasil memahan dampaknya.

Saat dia mengalihkan perhatiannya pada Filo, dia melepaskan Raphtalia.

Tapi dampak dari Filo telah membuat pedang milik Raphtalia terlepas dari tangannya, dan terlempar. Dia berlari untuk mengambilnya, tapi karena menghilangnya dia secara tiba-tiba, para bandit mengalihkan pandangan mereka padaku.

"Matilah."

"Rasakan ini!"

Clang! Perisaiku memantulkan serangan-serangan mereka dan menghasilkan dentuman metalik.

Semua serangan terpantul, kecuali serangan si bodyguard. Serangannya sangat sakit.

"Hiiii!"

"Jangan bergerak!"

Aku melindungi si penjual aksesoris disampingku sambil memblokir serangan-serangan yang datang. Aku nggak yakin seberapa lama aku bisa menahannya.

Pria ini menepis serangan Raphtalia, dan berhasil tetap berdiri saat Filo menabrak dia. Gimana caranya kami bisa menang?

Aku bisa menggunakan Shield Prison, tapi yang jadi masalah adalah batas waktu skill itu.

Para bandit yang lainnya merupakan sekumpulan kaum lemah, jadi kami bisa mengalahkan mereka satu per satu, tapi apa yang harus kami lakukan pada bodyguard itu?

Apa itu masuk akal untuk mengurung dia didalam Shield Prison saat kami mengurus yang lainnya? Kalau kami melakukannya, ada peluang dia akan lolos.

Aku sedang berpikir tentang hal itu saat Raphtalia mengambil pedangnya. Dia terlihat kuatir terhadap sesuatu.

Apa itu? Ekornya mengembang dan bulu ekornya berdiri.

"Aku adalah sumber dari segala kekuatan. Dengarkan perkataanku dan pahamilah. Bentuk sebuah fatamorgana dan sembunyikan kami! Hide Mirage!"

Raphtalia bergetar, dan kemudian menghilang.

"Cewek itu.... Dia menghilang!"

Para bandit yang berlari kearah dia langsung berhenti dan kelihatan bingung.

"Jangan mau di bodohi! Dia cuma menggunakan sihir untuk menyembunyikan dirinya."

Sihir milik Raphtalia telah meningkat sampai ke titik dimana dia bisa menggunakannya ditengah pertempuran!

Sialan... Aku masih belum bisa menggunakan sihirku. Aku merasa begitu tertinggal!

"Apa.... Filo juga?!"

Apa? Filo menyilangkan tangannya dan kelihatan berkonsentrasi.

"Aku adalah sumber dari segala kekuatan. Dengarkan perkataanku dan pahamilah. Hempaskan mereka! Fast Tornado!"

Sebuah tornado besar tiba-tiba muncul disekitar Filo, dan para bandit disekitarnya terlempar ke udara.

"Apa?"

Bahkan si bodyguard terkejut oleh semua sihir ini, dan dia mundur untuk menjaga jarak dari kami.

Tapi dia kurang beruntung.

Raphtalia mengacungkan pedangnya dan mendekati dia dari belakang.

"Ugh....."

"Kau sangat kuat, tapi itu sebabnya aku harus melakukan apa yang aku bisa untuk menang."

Raphtalia selesai bicara, dan pedang itu menebas bagian belakang leher si bodyguard. Dia tumbang.

Jadi kami berhasil mengalahkan mereka. Aku nggak bisa percaya bahwa mereka berdua bisa menggunakan sihir. Maksudku, aku bahkan nggak tau kalau Filo bisa menggunakan sihir. Dia harusnya menyatakan sesuatu. Yah dia adalah seekor monster. Mungkin itu cuma naluri.

"Sialan! Mundur!"

Setelah melihat bodyguard itu tumbang, salah satu dari para bandit itu yang layaknya pemimpinnya berteriak menyuruh mundur.

"Ya benar!"

Aku mengurung pemimpinnya didalam Shield Prison, dan Raphtalia melompat ke punggung Filo untuk mengejar para bandit yang melarikan diri.

"Bagus...."

Kami mengikat mereka dan memandang mereka.

"Kalau kita menyerahkan mereka ke polisi disuatu tempat, apa menurutmu kita akan mendapatkan hadiah?"

"Dengan keadaan seperti sekarang ini, aku nggak tau apakah ada uang..."

Raphtalia kelihatan kuatir.

"Gimana denganmu, apa yang kau tau?"

Aku menanyai si penjual aksesoris, tapi dia menggeleng.

"Tapi kau tetap harus menyerahkan mereka pada polisi."

"Kurasa begitu...."

Si pemimpin menatapku dan tertawa.

Aku bisa membayangkan apa yang dia pikirkan.

"'Kami cuma petualang yang cinta damai lalu Pahlawan Perisai menyerang kami.' Itu kan yang kau pikirkan?"

Dia segera berhenti tertawa.

"Tepat. Polisi akan lebih mempercayai apa yang kukatakan daripada mendengarkanmu. Pikirkan reputasimu!"

"Yah, mungkin kau ada benarnya."

Kenapa reputasiku mendahuluiku kayak gini? Semakin aku memikirkannya, semakin marah aku jadinya.

Si Sampah dan putri Lonte itu betul-betul membuatku terlihat buruk, dan semua orang mempercayai mereka.

Haaaaaah.....

"Baiklah kalau gitu. Kami cuma perlu membunuh kalian."

Aku nggak terlalu memikirkannya, cuma mengatakan seenaknya. Tapi para bandit itu menampilkan reaksi yang mendalam.

Wajah mereka pucat, dan beberapa dari mereka dengan putus asa mulai meronta untuk melepaskan diri dari tali yang mengikat mereka.

Filo berlari mendekat dan menendang mereka, dan mereka pingsan.

"Ya, aku punya monster berbahaya disini. Mungkin aku harus membuat dia mengatahui gimana rasanya manusia."

Aku menyeringai dan menggertak mereka.

"Makanan?"

Filo meneteskan air liur saat dia menatap satu bandit yang ada disampingnya.

"Hiiiiii?!"

"Hm... Apa yang harus dilakukan?"

"Tapi kau adalah merchant ajaib yang bersama dewa burung! Kau nggak boleh membunuh seseorang!"

"Aku nggak ingat aku pernah dipanggil kayak gitu. Kita semua akan mempertanggung jawabkan perbuatan kita masing-masing. Sekarang kalian semua telah hidup dengan merugikan orang lain. Dan sekarang adalah giliran kalian untuk bertanggung jawab. Pasrah saja."

"Ku mohon! Ampuni kami!"

"Baik. Serahkan semua barang berharga dan equipment kalian pada kami, dan beritahu kamu dimana persembunyian kalian. Silahkan saja kalau mau bohong. Tapi aku jadi sangat kejam saat orang berbohong padaku. Dan dewa burungku ini akan mencabik-cabik kalian. Dia akan mencabik-cabik kalian hingga berkeping-keping. Yang perlu kulakukan cuma memberi sinyal saja."

Para bandit gemetaran, dan mereka berbicara pelan, suara mereka dipenuhi dengan rasa takut. Ada gunanya juga reputasiku.

"Baik! Baik! Persembunyian kami ada di...."

Aku membuka peta dan memeriksa tempat yang mereka tunjukkan.

Tempat itu nggak jauh dari sini.

"Baiklah. Waktunya negosiasi."

Aku menurunkan tanganku dan Filo menyerang dengan sebuah tendangan yang cukup kuat hingga mereka tak sadarkan diri.

"Ambil barang-barang berharga mereka. Dan lihat seberapa bagus equipment mereka! Raphtalia, itu milikmu."

Kami sudah melucuti barang-barang milik si bodyguard. Equipment miliknya cukup bagus. Kami menganggapnya sebagai bayaran atas masalah ini.

"Kalau kita mencuri dari mereka, kita nggak lebih baik dari mereka."

Raphtalia memprotes tapi tetap mengikuti perintahku dan dengan cepat melucuti equipment para bandit itu.

"Baiklah. Sekarang berikan penawar racun pada orang-orang yang keracunan dan naikkan mereka ke kereta. Lebih cepat lebih baik, kita masih harus mendatangi persembunyian mereka."

"Baik!"

Kami pergi ke persembunyian itu untuk mengkonfirmasi apakah betul-betul ditempat yang mereka katakan dan menemukan seseorang yang sedang berjaga disana. Kami mengikat dia dan melucuti equipment dan barang berharga miliknya.

Lalu kami masuk kedalam dan mengambil semua harta dan permata yang mereka simpan dan mengangkutnya ke kereta. Akhirnya kami menurunkan para bandit yang terikat dan meninggalkan mereka di persembunyian mereka.

Kami mendapatkan banyak harta.

Seperti uang, makanan, alkohol, senjata dan armor, emas dan perak, obat penyembuh, dan berbagai barang murah yang lain.

Mereka lebih kaya daripada yang kuduga, jadi itu kompensasi yang lebih banyak daripada yang kupikirkan.

"Itu sangat.... cerdas."

Si penjual aksesoris merenungkan kejadian hari ini dan menatapku.

"Ya... Terus, menurutmu seberapa banyak masalah yang sudah kau sebabkan pada kami?"

Si merchant tiba-tiba tersadar, mengingat dimana dia berada.

"Para bandit itu bahkan punya seorang bodyguard yang melindungi mereka, dan kami mengalahkan mereka semua untuk menyelamatkanmu. Itu setara dengan beberapa silver kau tau."

Aku sedikit mengancam dia.

Ini semua adalah salah dia. Aku gak akan melepaskan dia dengan mudah.

Kami sudah sepakat kalau aku akan menerima salah satu aksesoris yang dia diaky. Dia bilang itu setara setidaknya 20 silver.

"Dihadapkan dengan kesulitan semacam itu dan namun masih mengatasinya! Ya, kau membuatku terkesan, Pahlawan."

Dia tampak tergerak. Dia menatapku lagi, lebih cermat daripada yang sebelumya.

Kurasa dia gak berbohong.

"Yah. Aku akan memberimu artifak ini, dan memberinya sihir. Aku juga akan membagikan rute bisnisku padamu."

"Itu lumayan banyak kan?"

Itu kompensasi yang jauh lebih banyak dari yang kami butuhkan, yang mana tampak mencurigakan.

Dia mungkin mencoba untuk menghukum kami karena mengambil salah satu aksesoris miliknya.

"Tidak, gak banyak merchant yang kayak dirimu—orang yang akan menuntut keuntungan meski sedang menghadapi kawanan bandit."

"Pasti ada banyak orang serakah diluar sana."

"Bukan itu maksudku. Kebanyakan orang akan meminta uang dari seseorang dan kemudian meninggalkan mereka, tapi kau tidak. Kau tau gimana melindungi mereka agar kau bisa terus mengambil keuntungan dari mereka."

"Melindungi mereka agar tetap hidup untuk mendapatkan keuntungan...."

Aku menatap para bandit yang terikat.

Mereka mungkin merupakan sebuah kelompok bandit yang kuat, tapi sekarang ini mereka terikat. Pakaian dan equipment mereka semua bagus, dan mereka jelas-jelas mencurinya dari orang lain. Kalau kami mencuri semuanya dari mereka, apa ada yang salah dengan hal itu? Bukankah orang-orang mengatakan bahwa kau memanen apa yang kau tanam?

"Maksudmu karena semua ini?"

"Orang-orang itu mendatangi kita untuk mencuri uang kita serta merenggut nyawa kita. Tapi kau masih berbaik hati, dan cuma mengambil harta mereka dan membiarkan mereka hidup. Sewajarnya kau harus membunuh mereka. Kalau kau berpikir tentang hal itu, ini adalah sebuah akhir terbaik yang bisa mereka harapkan."

Aku memang punya reputasi yang buruk, jadi betul-betul ada peluang bahwa polisi akan mempercayai kata-kata para bandit daripada kata-kataku. Meski begitu, mereka mungkin mempercayai aku.

"Mereka menukar nyawa mereka dengan semua barang-barang milik mereka."

"Kau bisa menganggapnya begitu..."

"Dan setelah mereka mengumpulkan barang-barang mereka lagi dan datang untuk membalas dendam, kau akan mengalahkan mereka dan merampas barang-barang mereka lagi!"

Si penjual aksesoris menampilkan senyum sinis.

Apa-apaan orang ini? Dia mulai membuatku jengkel!

"Pokoknya, kami akan menurunkanmu di kota berikutnya."

"Tidak terimakasih. Aku punya banyak yang harus kuberitahukan padamu. Aku nggak akan pergi sampai aku memberitahukan semuanya padamu."

Dia pikir aku ini muridnya apa!

Ada sesuatu yang janggal tentang semua ini. Apa maunya dia?

Kami sudah mengisi dompet dan kantong kami dengan barang-barang para bandit, dan kami melanjutkan perjalanan.

Ini mungkin nggak relevan, tapi sepertinya ada sebua guild merchant, dan seorang anggota korup telah menjual informasi pada para bandit bahwa penjual aksesoris ini menumpang di kereta kami. Orang itu nantinya akan di keluarkan dari guild.

***


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C39
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank 200+ การจัดอันดับพลัง
Stone 0 หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ

tip ความคิดเห็นย่อย

คุณลักษณะความคิดเห็นย่อหน้าอยู่ในขณะนี้บนเว็บ! เลื่อนเมาส์ไปที่ย่อหน้าใดก็ได้แล้วคลิกไอคอนเพื่อเพิ่มความคิดเห็นของคุณ

นอกจากนี้คุณสามารถปิด / เปิดได้ตลอดเวลาในการตั้งค่า

เข้าใจแล้ว