Tak ingin berlarut-larut dalam masalah, ilham menjalankan semua rencananya meruntuhkan bisnis ayahnya. Tak ada jalan lain selain membiarkan ayahnya itu berhadapan dengan pihak berwajib.
Tahu dengan respon ayahnya, ilham sudah lebih dulu mempublikasikan serangannya dan membongkar kejahatan ayahnya di seluruh media massa baik digital, cetak maupun di berbagai media sosial di internet untuk menghindari turut campur atasan kepolisian yang melindungi ayahnya.
Menarik perhatian publik dan membangun opini masyarakat adalah hal yang paling krusial untuk menjaga keadilan tetap di tegakkan. Ayahnya berusaha keras melawan serangan ilham dengan menaikkan berita hilangnya mahasiswi di berbagai kampus terkenal tapi hal itu justru di manfaatkan ilham membongkar industri prostitusi yang di geluti ayahnya.
Jadilah serangan ayahnya menjadi tombak panjang yang menghantam tajam bisnis ayahnya hingga tak ada jalan lain selain mengalah. Ibu ilham melakukan penolakan dan kemarahan atas sikap anaknya itu. Dia merasa ilham seharusnya berterima kasih karena di besarkan tanpa kekurangan cinta dan harta dari seorang ayah.
Setelah berhasil menyerang ayah andre dengan gempuran telak, meri muncul dengan memberi konfirmasi mengenai artikel yang berkaitan dengan megan dan dirinya. Dia membongkar identitas dirinya sebagai istri yang tersakiti namun menarik opini bahwa ia korban dan megan adalah siluman yang berbahaya.
Hukum moral memang lebih ekstrem di banding hukum negara. Kecaman dari masyarakat membuat megan tak berani melangkah keluar rumah bahkan perusahaan tempat ia bekerja dengan tegas mengatakan pemecatannya serta pinalti dari pelanggaran kontraknya.
Walaupun sudah runtuh, andre dan rafa masih belum bisa di temukan. Meri tak merasa ia harus menyerah menunggu. Dia hanya perlu bersabar menantikan rian muncul dan memberinya kesempatan untuk membalas apa yang ia lakukan kepada suaminya.
Dalam satu bulan, masalah itu menjadi topik utama di berbagai stasiun televisi internasional di sertai dengan nama ilham dan meri yang di juluki "duet maut" oleh para penggemar mereka di dunia maya. Ada pula yang memanggil mereka sebagai raja dan ratu keadilan.
Sementara megan, dia harus puas dengan makian dari para pembencinya di dunia maya. Meri dengan sengaja mengungkap jelas identitas megan sampai foto bahkan asal usul keluarganya hingga bahkan keluarganya merasa malu dengan sikap putrinya itu.
"wanita itu sekarang pasti tidak akan memiliki seorangpun di sisinya setelah semua ini" ujar meri dengan nada senang tapi penuh kebencian.
"akhirnya kemenangan menjadi milik kita. Lalu, apa rencana mu selanjutnya?" tanya ilham.
Tujuan awalnya bukan untuk membalas megan tetapi untuk menciptakan kebahagiaan di kehidupan meri tak perduli itu bersamanya atau bersama andre.
Kesedihan meri saat ini seakan menunjukkan kegagalan ilham memcapai tujuan awalnya. Bukan hanya andre dan rafa menghilang atau megan yang benar-benar jatuh, ilham juga ikut di benci oleh ibunya sendiri karena menantang ayah serta membiarkan adiknya pergi dan menghilang tanpa jejak.
Dibalik semua keberhasilan yang di peroleh meri, hatinya tetap merasa hampa. Dalam satu bulan ia bertahan untuk hidup karena dendam dan kemarahannya kepada megan dan ayah andre. sekarang saat semuanya sudah terbalas dengan keruntuhan lawannya ia seakan kehilangan arah.
Andre tak juga memberikan kabar hingga hari ke 100 dia pergi. Meri menghitung setiap menit yang ia lalui tanpa andre dan hanya hidup dengan harapan ia akan kembali.
"aku akan terus menunggunya, sampai jarak itu sendiri yang akan mempertemukan aku kembali dengannya"
"ini sudah tiga bulan, apa kau sudah memeriksakan diri ke dokter? Bertahanlah untuknya"
"itu tidak perlu, aku baik-baik saja. Aku hanya butuh istirahat. Lagi pula musim dingin akan segera tiba. Aku harus lebih banyak beraktivitas di rumah agar tak mengalamj kesulitan"
Ilham membantu membawa meri kembali ke kamarnya tanpa menunggu persetujuan dari wanita itu. Dia kuat dari luar, tapi sangat rapuh di dalam. Dia wanita berhati lembut dengan kesetiaan kepada suaminya.
"aku merasa inilah yang andre rasakan saat aku menghilang waktu itu" ujar meri saat sudah berada di kasurnya.
"jika dia bisa melewatinya, kau juga pasti bisa" ilham memberi semangat sambil memegang tangan meri.
"dia membalasku terlalu lama. Aku menghilang 20 hari dan dia membalasku selama ini" tak terasa air mata meri mengalir tapi dengan cepat ia menepisnya.
Sebagai orang yang pernah kehilangan meri selama dua tahun, ilham sangat mengerti seberapa sakit perasaan meri saat ini. Dia harus bertahan untuk bisa melihat saat matahari terbit dan andre berada di sampingnya. Ilham mengingat janjinya kepada andre dengan menjaga meri seperti menjaga wanitanya sendiri.
"tidurlah. Sudah terlalu larut malam"
Ke esokan harinya, meri di kejutkan dengan telfon dari security di apartemen lamanya yang mengabarkan bahwa ada kiriman paket atas namanya dari andre.
Meri segera menuju apartemennya dengan di antar oleh soni yang sudah kembali sejak pertempuran selesai dan tak ada kemajuan dengan keberadaan andre dan rafa.
Sebuah amplop berisi beberapa lembar kertas tersaji di depannya saat membuka isi paket yang di kirimkan andre. Semua berkas mengenai surat kelemilikan properti rumah, mobil, perusahaan bahkan pengalihan nama kepemilikan buku tabungan berbagai bank atas namanya yang menyebutkan ia sebagai ahli waris dari andre sebagai seorang nyonya.
Hal yang paling mengejutkannya adalah surat cerai yang berada di tumpukan kertas paling bawah. Meri membaca surat itu dengan rinci yang sudah di bubuhi tanda tangan andre. Entah sejak kapan tanda tangan itu melekat di kertas dengan materai di atasnya itu.
Di bagian belakangnya terlampir salinan surat perjanjian pra nikah dan sepucuk surat yang di tujukan untuknya. Meri membaca isi surat itu dengan berlinang air mata.
Surat itu bertuliskan:
"untukmu wanita superku
Bagaimana kabarmu? Ku harap kau baik-baik saja dan selalu begitu. Saat surat ini berada di tanganmu itu artinya aku gagal memenuhi janjiku untuk kembali. Maafkan aku yang mengecewakanmu selama hubungan kita yang terasa begitu singkat.
Aku berharap kau tak akan menangis saat membaca pesanku ini. Maaf karena ternyata akulah yang memgajukan perceraian kepadamu. Itu hanya sebuah kertas pertanda cinta seorang suami yang gagal memenuhi hidup istrinya dengan kebahagiaan dan berusaha mencari jalan agar kau bisa menemui kebahagiaan yang lainnya.
Sangat menyedihkan. Aku bahkan belum melihatmu mengidam atau menyulitkanku karena efek kehamilan. Rasanya tak akan cukup bahkan jika semua kertas di dunia ini ku gunakan untuk mengungkapkan perasaanku.
Kembalilah kepada ilham. Dia akan menjagamu lebih dari aku yang menyayangimu. Tak bisa ku ungkapkan kesedihanku karena kau akan semakin kesulitan. Pergilah dan temukan sesuatu yang bisa membuatmu melupakanku.
Berbahagialah
Dari aku lelakimu"
Soni hanya menatap meri yang serius membaca semua kertas yang berada di hadapannya dengan isak tangisnya.
Sampai malam hari, meri tak juga ingin kembali ke apartemen ilham, dia masih ingin merasakan setiap kenangan yang ia lalui bersama andre di apartemennya.
Soni yang khawatir karena meri menolak untuk pulang bahkan tak ingin makan membuatnya terpaksa menghubungi ilham dan melaporkan semua yang terjadi.
Tak berapa lama, ilham sudah berada di apartemen meri dan meminta soni berjaga di luar pintu. Meri terbaring lemah di sofa tempat terakhir kali dia bercinta dengan suaminya itu. Dia masih bisa merasakan kehangatan yang tercipta malam itu, memancing tangisnya semakin menjadi-jadi.
"meri, apa yang terjadi?"
"dia membiarkan dirinya miskin lalu mencampakkanku begitu saja" meri mengubah posisinya duduk menghadap ilham. Seakan ia ingin mengatakan betapa jahat adik pria di hadapannya itu.
"ada apa sebenarnya?" ilham masih tidak bisa mengerti.
"dia memberikan semua miliknya kepadaku kemudian menceraikanku. Lihat, dia bahkan mengatakan hal-hal konyol di saat terakhirnya. Aku benar-benar akan membunuhnya jika dia pulang nanti" meri mengatakan kemarahannya di dalam tangisan kepiluan sambil memberikan kepada ilham paket yang ia terima.
"ini tidak baik untuk kesehatanmu. Jangan terlalu emosional dengan ini, dia akan kembali" ilham memeluk meri dengan erat setelah melihat isi surat yang berisi pesan terakhir adiknya itu.
"dia selalu berbicara omong kosong. Seharusnya ia pulang saat ini juga agar aku tidak menyulitkan orang lain. Pria ini benar-benar tidak bertanggung jawab"
Tak banyak yang bisa ilham lakukan untuk bisa menenangkan meri setelah melihat kejutan dari adiknya itu. Tidak hanya kepada meri, andre bahkan mengirim paket untuknya juga. Isinya kurang lebih sama dengan isi surat yang di terima oleh meri.
Karena tekanan mental meri sejak awal saat kehilangan ilham, kehilangan andre kali ini akan menyebabkan tekanan psikis yang lebih berat lagi. Dia sudah mengetahui meri mengalami trauma dan membutuhkan perawatan dari seorang piskolog.
Dokter bahkan menyarankan meri di rawat di rumah sakit untuk bisa di awasi lebih intersif, tapi ilham menolaknya karena tahu betapa bencinya meri dengan rumah sakit dan jarum suntik saat ia berada pada posisi pasien. Berbeda dengan saat ia berdiri sebagai dokter.
Selain itu, dia juga takut menyinggung perasaan meri jika mengatakan bahwa ia mengalami gangguan mental. Itu bukan berarti dia gila, tapi itu jelas bukan sesuatu yang baik.