ดาวน์โหลดแอป
34.71% JANJI / Chapter 67: kesenangan yang menyesatkan

บท 67: kesenangan yang menyesatkan

Saat fajar tiba, sudah menjadi kebiasaan meri terbangun lebih awal. Jika saja kepala nya sudah sembuh total, ia akan pergi berolahraga lagi tentunya di temani dengan security. Tapi kesehatan adalah hal yang penting baginya.

Hari ini, hari pertama ia akan ke kampus lagi setelah libur semester ganjil yang ia lalui. Entah bisa di katakan liburannya berkesan atau tidak, tapi yang pasti adalah jika penculikannya bisa di anggap liburan maka itu liburan yang tak akan bisa dia lupakan.

Bukan karena itu liburan yang menyenangkan tapi karena liburan itu menegangkan. Tinggal serumah dengan seorang pria yang bukan suami dan juga kekasih adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan olehnya. Di tambah lagi dia harus hidup terkurung tanpa bisa menatap alam bebas.

Pengalaman belajar memasak dari para koki, melihat kekerasan secara langsung di depan mata,berjalan di menara eifel dan pont des art serta menikmati suasana baru kota paris walau hanya di hari terakhirnya.

Ponsel andre berdering ketika meri akan beranjak dari tempat tidur. Ia melihat itu telfon dari brother jadi ia memutuskan tak mengangkatnya. Ponsel itu kembali berdering, kali ini nama "morgan" yang muncul di layar.

"dia menelfon sepagi ini. Apa ada masalah?"

Meri mencoba membangunlan andre tapi tak ada hasil. Pria itu masih dalam pengaruh alkohol yang entah berapa banyak yang masuk ke tubuhnya.

Sejak meri menghilang, andre semakin peka dengan suara dan gerakan hingga membuatnya memiliki kualitas tidur yang buruk. Tapi saat kondisi mabuk, kebiasaan lamanya yang akan muncul.

Setelah membuat sarapan dengan sandwich dan teh lemon, meri masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Andre baru saja bangun saat meri keluar dengan handuk minim berwarna putih dan menampilkan bentuk kaki dan dada yang sempurna.

"meri sudah berapa hari?"

Meri berhenti melangkah mendengar pertanyaan itu. Dia tahu betul maksud suaminya itu. Sejak mereka kembali ke indonesia hingga hari ini mereka tidak pernah melakukan hubungan intim bahkan bermesraan sekalipun tidak.

"jangan memikirkan hal itu. Aku sedang datang bulan"

Baru saja meri mandi karena kram perutnya sebagai pertanda periode datang bulannya sudah tiba. Dia tak ingin melanggar lampu merah yang sering orang lakukan karena kecanduan.

Dia dan andre bukan maniak untuk hal seperti itu, jadi tak akan sulit bagi mereka untuk menundanya.

Andre berhenti berharap setelah mendengar periode bulanan istrinya telah tiba. Dia sangat mengerti akan sangat tidak nyaman bagi meri dalam situasi seperti ini.

Mereka belum berdamai jadi bagaimana bisa melakukan hubungan seperti itu. Akan terlihat seperti dia memaksa atau memperk*sa istrinya sendiri jika melakukan itu saat istrinya menolak.

Bergegas ke kamar mandi, andre kemudian bergabung dengan meri di meja makan.

"sayang" panggil meri lembut.

"Mmm"

"bisakah aku menanyakan satu hal?" ujar meri meminta persetujuan

"firasatku buruk tentang apa yang akan kau tanyakan" ia curiga saat meri memanggilnya sayang. "tapi biar ku dengar pertanyaanmu"

"kapan kau akan pergi ke omaha? Morgan sejak tadi menelfonmu"

"apa kau harus selalu mengusir suamimu ketika bertengkar?"

"...."

"aku sudah mengundurkan diri dari berkshire, dia mungkin baru mendapat surat pengunduran diriku karena itu dia menelfon"

"YAAA, KENAPA KAU MENGUNDURKAN DIRI?" teriak meri tak percaya. "kuliahku masih lama. Ini baru satu semester. Aku bahkan tidak memikirkan mencari pekerjaan sampingan karena berharap darimu. Kau ini.." meri terdiam memikirkan kalimat selanjutnya.

Mereka memang belum berdamai tapi status mereka tetap suami istri. Semalaman meri memikirkan cara mengatasi masalahnya dan memilih berdamai agar andre mau pergi ke omaha secepatnya. Tapi siapa sangka pria itu sudah memutuskan mengundurkan diri.

Merasa terkejut dan sia-sia dengan kegalauannya sepanjang malam karena memikirkan cara mudah meminta andre kembali ke omaha. Dia setidaknya harus menjauhkan andre dari megan untuk saat ini. Megan mungkin tidak mengetahui jika andre bukan bekerja di boston melainkan di omaha.

Mengirim suaminya menjauh adalah salah satu cara mengurangi penghalang saat dia akan menindas siluman rubah itu.

"mengapa kau berteriak. Aku berhenti karena tidak mau meninggalkanmu sendiri di sini. Kau pasti akan kesepian"

"baiklah. Katakan padaku apa kau sudah mendapat tawaran pekerjaan di sini?"

Jika andre mengundurkan diri dari berkshire, setidaknya dia sudah memiliki persiapan bekerja di boston. Akan nampak konyol jika ia keluar dari perusahaan urutan ketiga terbesar dunia dan memilih menjadi pengangguran hanya karena tak ingin istrinya kesepian.

"tidak" jawab andre santai.

"APA?" meri berteriak dan memukul kepala andre dengan satu tangan.

"aww. Kenapa kau suka berteriak akhir-akhir ini. Dan juga, memgapa kau terlihat marah, bukankah kau memiliki tunjangan dari ayah dan kakakmu. Kau bahkan bisa menguliahkan dua orang di kampusmu dengan uang itu" goda andre tanpa rasa malu.

"ck ck ck. Aku baru tahu kalau aku menikahi pria seperti mu. Aku tidak mau menampungmu, apa sebaiknya kita cerai saja" balas meri

"hei, mulutmu itu mengapa mudah sekali mengucapkan kata itu. Aku tidak bekerja karena aku sudah memiliki bisnis yang ku bangun bersama margaret selama empat bulan ini"

"tunggu tunggu, apa kau barusan bilang menjadikan wanita ketiga itu sebagai rekan bisnis?" meri mencoba meyakinkan apa yang dia dengar.

Andre sudah tahu bagaimana reaksi meri selanjutnya jadi dia mundur kemudian menjawab "iya"

"wah pria ini" meri hendak memukul kepala andre tapi andre sudah lebih sigap menghindar jadi dia hanya memukul angin.

Meri bangkit mengejar andre yang menghindarinya seperti anak kecil yang sedang bermain kejar-kejaran.

"mengapa selalu saja membuat masalah dengan wanita" ujar meri dalam kekesalan sambil terus melempari andre dengan bantal kursi.

"itu bukan masalah, kami bekerja sama" kilah andre.

"kerja sama katamu? Andre berhenti berlari. Mendekat sekarang atau akan ku minta KJRI mengeluarkan surat pembatalan akta nikah kita"

Andre masih bersikeras tak ingin mendekat karena meri pasti akan menjambaknya seperti dulu lagi. Dia seperti bocah saat sedang emosi. Dia sepertinya lupa bahwa dia seorang istri yang seharwpatuh pada suaminya bukan malah menganiaya suami. Andrepun menjadi ciut saat menghadapi kemarahan istrinya, tapi dia selalu menganggap itu suatu lelucon menyenangkan. Meri sangat jarang bersikap ke kanak-kanakan karena itulah momen saat ini baginya begitu menyenangkan.

"aku hitung sampai tiga. Satu..."

Andre terdiam karena meripun berhenti melempari dan mengejarnya.

"dua"

Andre mulai melangkah mendekati meri tanpa ragu dan memeluknya dengan erat agar tak bisa menjambak rambutnya. Itu ide terakhir yang muncul untuk bisa menyelamatkan diri.

"aku membangun bisnis di sini itu untuk menunjang pendidikanmu. Bekerja sama dengan margaret itu hanya agar kita di permudah mengurus perizinan. Kau tahu bukan, tidak mudah bagi warga asing untuk memulai bisnis di amerika. Terlalu banyak prosedur yang harus di lewati dan dengan menjadikan margaret rekan maka semuanya akan baik-baik saja dan menjadi lebih mudah. Apa kau mengerti?"

Saat berasa di omaha dan meninggalkan meri di cambridge sendirian, andre tak pernah bisa tenang. Setelah dua bulan melakukan proses survei dan mengurus perizinan, andre dan margaret akhirnya bisa membangun usaha simpan pinjam untuk mahasiswa di cambridge serta membuat jasa konsultasi di dalamnya. Andre adalah seorang psikolog jadi dia hanya ingin memanfaatkan ilmunya.

Hanya usaha itu yang bisa ia akui kepada meri saat ini. Dia tidak bisa mengatakan bahwa selain sebuah jasa simpan pinjam, dia juga membangun gedung apartemen tak jauh dari kampusnya dengan fasilitas lengkap serta terdapat taman baca. Itu ia bangun menggunakan uang yang selalu di kirim boy ke tabungannya.

Demi menjamin kehidupan meri di masa depan, dia akan melakukan apapun yang ia bisa. Dia berniat membangun sebuah rumah sakit tapi masih terlalu lama bagi meri untuk bisa menduduki posisinya. Jadi andre menundanya.

Semua aset miliknya yang bergerak di bidang legal sudah ia alihkan atas nama istrinya.

Rafa sudah mengetahui fakta itu sehingga menyarankan meri memikirkan tindakannya meruntuhkan kerjaan bisnis suaminya karena dialah pemilik kerajaan itu. Saat ia menghancurkan kerajaannya maka sudah pasti iapun akan jatuh di dalamnya.

Andre menepati janjinya kepada rido saat memutuskan menikahi meri. Dia tak berharap meri akan meninggalkannya. Karena itu dia tidak ragu memindahkan aset miliknya kepada meri.

"aku mengerti jadi lepaskan pelukanmu" pinta meri.

"tidak, jika kau tak berjanji untuk tidak memukulku"

"Mmm"

Andre tersenyum mendengar jawaban meri. Itu sudah bisa ia tebak. Meri terbiasa menepati ucapannya, sehingga tak mudah baginya berjanji.

"meri, aku ingin kita menyelesaikan masalah megan sampai di sini. Aku tidak akan kembali kepadanya. Mengenai pesan yang kau baca itu karena dia mengatakan ingin mengatarmu ke bandara jadi aku memberitahu jadwal keberangkatan kita. Dia bahlan memohon kepadaku saat di pulau agar aku kembali tapi aku menolaknya dan mengatakan kalau kita akan menjadi keluarga sebagai ipar jika dia menikahi ri.."

"tidak boleh dan tidak akan aku biarkan dia menjadi istri kakakku" potong meri.

"lalu, apa kau berharap dia menjadi istriku?.. Aww"

Andre meringis karena meri mencubit perutnya setelah mendengar perkataannya. Dia hanya bermaksud menggoda tapi meri menanggapi serius.

Pelukan itu terlepas dan kini meri bisa menatap wajah andre dengan sangar.

"kau tahu kemana aku akan mengirimmu jika sampai menjadikan dia sebagai maduku?" meri bertanya dengan nada dingin dan bibir tersenyum seakan dia psikopar

"ke kutub mungkin"

Meri menggelengkan kepalanya sebagai jawaban karena tebakan itu salah.

"ke neraka?" tebak andre lagi.

"siksaan itu masih terlalu mudah"

"lalu di mana aku akan berakhir?" andre penasaran tapi tetap menggoda istrinya.

"di kuil yang ada di surga" jawab meri santai.

"wah kau berbaik hati sekali nyonya andre. Itu bukan hukuman tapi hadiah yang indah. Di surga ada banyak bidadari yang jauh lebih cantik darimu" andre menunjukkan wajah sumringah ketika mengatakan itu.

"benar sekali. Kau akan di kelilingi wanita cantik di sana tapi karena itu kuil maka kaulah biksunya. Artinya kau harus tetap hidup sebagai orang suci. Kau hanya bisa sekedar memandangi tubuhnya, ku rasa hanya butuh tiga hari menahannya dan kau akan impoten selamanya" ejek meri kemudian berbalik kembali ke meja makan. "itu hadiah terindah dari istrimu yang baik ini. Hahaha" meri tertawa melihat perubahan ekspresi di wajah suaminya itu sambil menikmati sandwichnya.

Dia berhasil mengerjai suaminya dengan jebakan kesenangan yang menyesatkan.


Load failed, please RETRY

สถานะพลังงานรายสัปดาห์

Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
Stone -- หินพลัง

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C67
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
โหวตด้วย Power Stone
Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
Stone -- หินพลัง
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ