ดาวน์โหลดแอป
13.58% Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu / Chapter 146: Kisahnya Yang Tidak Diketahui (6)

บท 146: Kisahnya Yang Tidak Diketahui (6)

บรรณาธิการ: Wave Literature

Mungkin karena Ji Yi adalah seorang wanita, ia selalu memperhatikan sampai ke detail. Ia mengingat kalimat yang diucapkan Zhang Sao "... Aku datang ke kotamu, membeli sebuah rumah... apakah itu bisa dibilang sebagai cara untuk berkumpul kembali?"

Zhang Sao bercerita hanya sepotong-sepotong, sehingga meskipun Ji Yi mengerti maksudnya, ia tidak yakin apakah kata-kata He Jichen ditujukan untuk Zhang Sao. Ji Yi tidak terlalu memikirkannya, tetapi diam-diam membiarkan kata-kata itu berputar di dalam benaknya. Ji Yi tersenyum pada Zhang Sao untuk menunjukkan bahwa ia masih mendengarkan.

Ji Yi makan dua potong cakwe, mengelap tangannya dengan tisu, lalu menyuap sesendok bubur ke mulutnya.

Ji Yi baru memakan sesendok ketika seluruh tubuhnya membeku.

Mengapa bubur ini terasa begitu akrab di lidahnya? Seolah ia sudah pernah memakannya sebelumnya...

Ji Yi segera memakan sesendok lagi. Ia menikmatinya pelan-pelan dan semakin ia makan, semakin ia mengenali rasanya, namun Ji Yi tidak dapat memastikan di mana dan kapan ia memakannya. Kedua alisnya bertaut.

Saat ia memutar otak untuk mengingat tentang bubur itu, Zhang Sao, yang berdiri dengan sopan di sampingnya berkata, "Tuan He."

Ji Yi tersadar dari lamunan, lalu menoleh, dan melihat He Jichen melangkah ke ruang makan.

He Jichen mungkin telah menyelesaikan pekerjaannya dan mandi, karena rambutnya terlihat agak basah. Setelannya yang rapi sudah diganti dengan pakaian santai, membuatnya terlihat jauh lebih muda.

Ia tidak membalas sapaan Zhang Sao, tapi segera menarik sebuah kursi dengan sebelah tangannya dan duduk di hadapan Ji Yi.

He Jichen meraih sepotong cakwe, menggigitnya, lalu menunjuk pada bubur congee dengan dagunya sebelum kemudian memandang pada Zhang Sao.

Zhang Sao sudah bekerja padanya untuk waktu yang lama, jadi ia mengerti isyarat He Jichen. Wanita itu segera mendekat ke meja makan, dan menyajikan semangkok bubur congee untuk He Jichen.

Karena He Jichen berada di sana, Zhang Sao tidak terlalu banyak bicara seperti sebelumnya.

He Jichen tidak mengatakan apapun.

Ruang makan itu menjadi sunyi, tetapi sesekali, terdengar suara sumpit beradu dengan mangkok keramik.

Meskipun He Jichen tiba setelah Ji Yi, ia terlebih dulu selesai makan.

Ji Yi melihatnya meletakkan sumpit, maka Ji Yi segera menghabiskan sisa bubur di mangkoknya.

Ketika menegakkan punggungnya, Ji Yi mendongak dan melihat handuk basah yang diberikan Zhang Sao kepadanya. He Jichen perlahan membasuh mulutnya ketika Ji Yi menelan ludah, dan berbicara dengan suara pelan, "Terima kasih atas bantuanmu semalam, dan juga karena telah meminjamkan kamar untukku… dan untuk sarapan barusan."

Saat He Jichen mendengar kata-katanya, dia hanya mengangguk kecil dan kembali membersihkan tangannya dengan tenang.

Ruang makan itu kembali hening sebelum akhirnya Ji Yi berbicara lagi. "Itu, errr... baju yang kukenakan... kau meminta Zhang Sao membelikannya untukku, bukan?"

Ji Yi tidak menunggu hingga He Jichen menjawab dan berkata, "Jika kau ada waktu, aku akan mengembalikan uangnya padamu..." Ia berhenti sejenak, lalu menambahkan, "...Atau aku akan memberikannya pada Zhang Sao."


Load failed, please RETRY

ของขวัญ

ของขวัญ -- ได้รับของขวัญแล้ว

    สถานะพลังงานรายสัปดาห์

    Rank -- การจัดอันดับด้วยพลัง
    Stone -- หินพลัง

    ป้ายปลดล็อกตอน

    สารบัญ

    ตัวเลือกแสดง

    พื้นหลัง

    แบบอักษร

    ขนาด

    ความคิดเห็นต่อตอน

    เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C146
    ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
    • คุณภาพของการแปล
    • ความเสถียรของการอัปเดต
    • การดำเนินเรื่อง
    • กาสร้างตัวละคร
    • พื้นหลังโลก

    คะแนนรวม 0.0

    รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
    โหวตด้วย Power Stone
    Rank NO.-- การจัดอันดับพลัง
    Stone -- หินพลัง
    รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
    เคล็ดลับข้อผิดพลาด

    รายงานการล่วงละเมิด

    ความคิดเห็นย่อหน้า

    เข้า สู่ ระบบ