Yan Chen merasa tidak sepenuhnya nyaman di atas batu, dan lukanya juga tidak lebih baik. Namun, Yan Chen tidak peduli dengan ketidaknyamanan fisik yang dialaminya. Yang ingin ia lakukan hanyalah melihat siapa yang benar-benar berada di hadapannya tadi.
Lebih tepatnya, ada dua orang. Ada seorang pria, bersama dengan seorang anak. Pria itu dipenuhi dengan keanggunan warna ungu, dilengkapi dengan tatanan rambut lurus yang diikat longgar dengan ikat rambut. Hiasan batu mata rubah pada ikat rambut benar-benar selaras dengan keanggunannya.
Yan Chen tidak ingin melihat pria itu lagi, karena ia sudah merasakan kebimbangan yang tak terkatakan oleh sifat-sifat agung pria itu. Pria itu menatap Yan Chen dengan acuh tak acuh seolah menilai Yan Chen yang kurang berakal sehat.