Air mata mengalir deras di mata Xia Ling, siap untuk membasahi pipinya.
Li Lei maju beberapa langkah dan memeluknya cukup lama.
"Aku merindukanmu." Ucapnya.
Baru pada saat itulah wanita itu tersadar kembali, dan mendorongnya pergi dengan halus. "Aku... aku sudah menjadi kekasih Pei Ziheng."
Ekspresi Li Lei agak muram, tetapi ia berhasil memaksakan sebuah senyuman. "Memang kenapa? Ketika kau dalam masalah, dia tidak secepat aku dalam menyelamatkanmu." Li Lei berhasil menang satu putaran di sini. "Xiao Ling, penyamaranku bagus, kan? Kami datang untuk membawamu keluar."
Ia terlihat baik-baik saja ketika mengatakannya, seolah-olah semua konflik yang terjadi baru-baru ini tidak pernah ada. Ia bahkan tidak bertanya mengapa Xia Ling memilih untuk tiba-tiba menginap di hotel, dan ia juga tidak bertanya tentang bagaimana gadis itu bisa hamil.
Sikap dan sifat Li Lei pada Xia Ling membuat wanita itu merasa nyaman di dekatnya.