"Hamba mengerti apa Yang Mulia maksud. Hamba tidak akan pernah membuka mulut karena saat ini Hamba sudah berada di sisi Yang Mulia. Tetapi Yang Mulia..." Tuan Faruk terdiam sambil menundukkan kepalanya. Wajah Nizam berubah menjadi lebih serius. Ia duduk tegak sambil menatap tajam ke wajah Tuan Faruk.
"Maksudmu apa? Bicara yang jelas. Masalah ini merupakan masalah yang sangat penting bagiku. Ini menyangkut nasib istriku dan Aku tidak memberikan ampun kepada siapapun yang mengganggu istriku" Kata Nizam dengan mata hampir terbeliak keluar membuat Tuan Faruk langsung berlutut dan menyentuhkan keningnya ke atas lantai.
Tuan Faruk merasa sangat bodoh dengan memancing kemarahan Nizam, Arani segera menaruh kakinya di atas punggung Tuan Faruk sambil berkata,