"Duduklah !!" Nizam akhirnya bersuara, Pangeran Thalal ternyata masih berdiri dengan tegang tetapi Cynthia dengan sedikit memaksa, memegang tangan pangeran Thalal dan menariknya agar duduk. Pangeran Thalal kemudian duduk sambil menundukkan kepalanya. Ia sebenarnya tidak marah kepada Nizam. Ia marah dengan takdir cinta yang harus dialami oleh ibunya. Ia marah dengan sistem ketidak adilan yang diciptakan oleh kerajaan.
Pangeran Thalal juga kesal terhadap ibundanya yang harus bertahan di istana dan mengapa tidak pergi saja dari sisi Ayahandanya. Pangeran Thalal dari awal tidak berambisi menjadi pangeran apalagi menjadi raja. Ia ditindas sejak kecil oleh pangeran lain. Ia tidak suka dengan politik makanya Ia kuliah mengambil jurusan psikologi. Tetapi mengapa takdir seakan menyeretnya terus ke pusaran politik kerajaan. Demi dapat menikahi Cynthia, Ia harus rela menjadi perdana menteri Nizam. Bahkan Nizam sudah menghajarnya beberapa kali karena kesalahan yang dibuatnya.