"Putri itu...Putri Kumari sangat baik. Baru saja Aku punya teman di dalam harem tetapi dia sudah mati duluan. Mengapa bukan Putri Rheina yang mati. Mengapa harus Putri Kumari.. Mengapa Nizam " Kata Alena sambil menempelkan wajahnya ke perut Nizam dan menumpahkan air matanya di sana.
'Tidak boleh berkata seperti itu. Putri Rheina belum ditakdirkan untuk mati" Kata Nizam sedikit tidak rela kalau putri Rheina sampai mati. Walau bagaimanapun putri menyebalkan itu adalah orang yang seharusnya menjadi Ratu untuknya. Dan Nizam sudah sangat terbiasa dengan Putri Rheina.
"Mengapa Aku melihat Kau seperti lebih menyukai Putri Rheina daripada Putri Kumari?' Kata Alena sambil cemberut. Ia kemudian membenamkan giginya ke perut Nizam yang masih terlapisi oleh jubahnya. Nizam langsung melotot merasakan kesakitan yang menghujam perutnya. Alena sangat tidak menyukai Putri Rheina. Ia jauh lebih menyukai Putri Kumari.