Mereka berjalan bersama ke Restaurant samping Rumah Sakit, sesekali tanpa Hao Nan sadari Lie Ying mencuri pandang. Xiao yang melihat apa yang di lakukan Kakaknya memilih untuk diam sampai dia menemukan waktu yang tepat untuk memberi pelajaran Kakak yang tidak tahu malu itu.
Sesampainya di Restaurant, Xiao mengantar Hao Nan ke mejanya. Disaat Xiao sedang mengalihkan pandangan kearah samping dia justru melihat Angela Shin sedang bersama seorang pria.
"Angela Shin, berani sekali kamu masih bisa berkeliaran setelah apa yang kamu perbuat". Gumam Xiao.
"Hao Nan, pilihlah menu yang kamu suka. Aku ada urusan sebentar dengan wanita yang berada disana". Kata Xiao menunjuk ke arah Angela.
"Untuk apa kamu berurusan dengannya Xiao? Apa kamu ingin kejadian seperti tempo hari terulang lagi. Kamu tahu, gara-gara membelamu aku berdebat dengan Angela dan justru mendapat tamparan dari karyawanmu". Bisik Hao Nan.
"Jangan khawatir, aku tidak selemah itu sekarang. Jika itu terjadi lagi, bukannya ada kamu yang akan membelaku?". Kata Xiao jahil.
Xiao beranjak dari tempatnya. "Kak, aku ada urusan sebentar. Silahkan kalian pesan dulu, aku akan menyusul".
Xiao pergi ke meja Angela dengan perlahan. "Angela Shin, lama kita tidak berjumpa". Sapa Xiao yang sudah berada di belakang nya.
Angela tersentak, dia bahkan langsung berdiri begitu mendengar siapa yang menyapanya.
"Xiao, Bagaimana kamu bisa ada disini?, Aku dengar kamu… ".
"Kamu apa? Aku dengar kamu kecelakaan dan mati di tempat. Itukah yang ingin kamu katakan?. Sayangnya aku masih hidup, lain kali aku akan ajarkan Bagaimana caranya membunuh musuh sekali tembak tanpa meninggalkan jejak. Ingatlah..! Semua bukti ada padaku. Jangan coba kabur dariku! ". Kata Xiao, dia pergi begitu saja tanpa memperdulikan Angela yang geram dengan ancaman Xiao.
Di meja, Hao Nan hanya bisa terdiam di antara tatapan dingin mereka. Yang Hao Nan tahu dia hanya seorang yang tidak ingin mencampuri urusan orang lain, terutama mengenai hati.
Xiao kembali ke mejanya bersama Hao Nan, dia sedikit terkejut melihat Lie Ying memperlakukan Mei Lin dengan mesra didepan Hao Nan yang terduduk seorang diri.
"Hao Nan, apakah kamu sudah pesan sesuatu?". Tanya Xiao.
Hao Nan hanya menggelengkan kepala, dia serasa canggung melihat Lie Ying bermesraan didepan orang lain.
"Pelayan…!". Panggil Xiao. Dengan cepat pelayan datang membawa menu. "Sajikan semua Dessert yang kalian miliki". Perintahnya.
"Baik Tuan.. ". Kata pelayan dan pergi.
Tidak lama kemudian, pelayan membawakan beberapa menu andalan mereka. "Silahkan dinikmati Tuan".
"Xiao, Kapan kamu akan kembali ke kantor? Ku dengar sudah lama kantor kamu serahkan pada sekretarismu". Tanya Lie Ying membuka percakapan.
"Kakak tidak perlu mengurusi orang lain. Pikirkan dirimu sendiri, Untuk apa Kakak di China terlalu lama? Bukankah Kakak juga memiliki Perusahaan sendiri?". kata Xiao balik bertanya.
Lie Ying terdiam cukup lama membuat Xiao tersenyum licik. "Apakah selama ini yang Kakak katakan hanya kebohongan belaka? Jangan-jangan Kakak kemari karena memang ingin merampas Wang Grup demi menutupi hutang Kakak". Kata Xiao seakan menyindir.
Lie Ying berdiri dan menggebrak meja. "Adik, hati-hati kalau bicara. Aku bukan orang rendahan yang mengemis Kekayaan Ayah untuk menutupi hutang ku". Lie Ying terlihat terpancing emosinya.
"Sabar Kak.. Aku hanya bertanya, jika memang Kakak tidak bersalah seharusnya Kakak bisa tenang kan".
Hao Nan yang melihat ekspresi Lie Ying tersenyum menahan tawa "Hei, apa kamu sangat senang menjahili orang, dia Kakakmu Loh..". Bisik Hao.
"Aku tahu menjahili orang bukanlah gayaku. Tapi memberi sedikit pelajaran padanya bukankah itu menyenangkan". Balas Xiao.
Terlihat wajah Lie Ying merah padam menahan amarahnya.
"Lie Ying, ada apa denganmu, Apakah kamu sakit?". Tanya Mei Lin yang minat wajah Lie Ying memerah.
"Sepertinya aku memang butuh istirahat". Memandang Xiao dengan tatapan mematikan "Adik Xiao, sepertinya aku akan pulang lebih dahulu. Kalian lanjutkan saja makannya".
Lie Ying dan Mei Lin beranjak dari kursi mereka dan pergi dari pandangan Xiao. Setelah kepergian mereka Xiao langsung tersenyum puas.
"Apa kamu senang dengan pemandangan tadi Nona Hao?". Tanya Xiao sambil melihat Hao Nan yang sedang memakan dessertnya.
"Tuan Xiao, anda adalah yang terbaik". Balas Hao Nan sambil mengacungkan jempol.
"Mulai dari sekarang akan banyak pertunjukan hebat yang menantimu. Jadi bersiap-siap lah". Kata Xiao.
Dia yang melihat Hao Nan belepotan langsung mengusap nya dan menikmatinya . "Terasa manis". Katanya.
"Apa-apaan sih Tuan Xiao. Malu tahu dilihat orang". Kata Hao Nan.
"Biarkan saja, anggap saja mereka tidak ada. Setelah kamu selesai makan. Kita harus kembali atau Dokter akan memarahimu nanti".
Setelah selesai makan Xiao membawa Hao Nan kembali ke Rumah Sakit. Terlihat wajah ceria Hao Nan pagi ini membuat Xiao merasa tenang. Mulai saat ini, Apapun akan Xiao lakukan asal itu bisa membuat Hao Nan bahagia.
"Apapun yang kamu inginkan, itulah yang akan aku lakukan. Bagiku, Membuatmu bahagia adalah sebuah kebahagiaan yang sebenarnya". Gumam nya.
Hao Nan yang mendengar tersenyum "Kamu mengatakan apa? Coba ulangi". Pinta Hao Nan,
"Jangan pura-pura tidak mendengar, Apa kamu senang membuatku mengatakan ini?".
"Tentu saja, membuat Tuan Xiao yang muka datar mengatakan hal aneh adalah sebuah keajaiban'". Jawab Hao Nan.
"Kamu ini ya.. Sudah berani membuatku mengatakan hal untuk kedua kalinya. Seharusnya aku mendapat bayaran". Kata Xiao tidak mau kalah.
"Baiklah, Apapun aku beri adalah jangan yang aneh-aneh. Jadi cepat katakan, kamu tadi bilang apaan? ".
Sore Kakak.. Maaf ya baru Up.
Lagi2 yg nulis telat up. Soalny byk kerjaan dan nggak cm Novel ini yg di publis.
Pokoknya yg nulis akan berusaha sebaik mungkin untuk up stabil. Mohon maaf yang sebesar besarnya.
Ditunggu Vote Dan rate nya
HAPPY READING