Tak tak tak tak tak, jari-jari kak Abel menari dengan lincah di atas keyboard, tiap beberapa detik dia berpindah dari satu laptop ke laptop lainnya. Di balik kacamata anti radiasinya, matanya tampak sangat fokus dan tampak tidak bisa diganggu. Aku yang tidak paham sama sekali dengan dunianya hanya bisa memandanginya sambil menopang dagu karena bosan, sebenarnya apa yang dilakukannya sampai sefokus itu ?
"Kak, kapan selesainya ? Keburu tutup mall nya…" rengekku. Malam ini aku mengajak kak Abel untuk pergi keluar membeli jas hujan agar besok aku bisa menyerahkannya pada Elang. Tadi sore aku berhasil mendapatkan nomor teleponnya, entah kenapa setelah itu aku merasa sangat bahagia dan bersemangat. Sebenarnya tadi aku sempat ada niatan menghuunginya, tapi setelah kupikir-pikir lagi tidak ada alasan untukku menghubunginya meskipun ingin, jadi kuurungkan niatku itu.