Seminggu sudah berlalu...
"syukurlah semua lancar dan aman - aman saja"bisik wika pada dirinya.
setelah pengalaman buruk dihari pertama masuk kuliah,wika tak ingin hal buruk lainnya menimpa dirinya,apa lagi saat ini dia kuliah di kampus ternama ini dengan bea siswa, bantuan dari orang tua sahabatnya pinkan.
ya....wika adalah putri dari alm pak sutrisno teman ayah pinkan di kampung.pak sutrisno adalah seorang petani,wika berasal dari keluarga yg bisa dibilang miskin dan keluarganya hanyalah keluarga biasa biasa saja.ibunya sdh lama meninggal sedangkan ayahnya baru beberapa bulan sblm kelulusannya dr SMU meninggal karena sakit jantung.jadi wika adalah seorang yatim piatu.
Warisan rumah dan sawah dari orang tua wika ternyata disita oleh renteinir karena sewaktu ayah wika masih hidup mempunyai hutang.
Singkat cerita orang tua pinkan yg sangat baik hati menginginkan agar wika tinggal bersama mereka.Apa lagi keluarga pinkan sangat berhutang budi kepada keluarga wika,inilah saat yg tepat utk membalas jasa.
Sebenarnya wika lebih suka tinggal di kampung,namun skrg dia sdh tak punya apa apa lagi.keluarga pinkan datang terlambat ketika para rentenir datang menyita rumah dan mengusirnya keluar dari rumah.Dia hanya bisa menangis didepan rumahnya ketika papa dan mama pinkan datang.
Lamunan wika seketika buyar ketika seseorang berteriak tepat di kupingnya.
"woi....minggir,mau mati lu"
wika sangat terkejut bukankah dia tidak sedang ditengah jalan,
Matanya tertuju kepada beberapa cewek-cewek yg sangat modis ,cantik dan seksi.
"siapa mereka"tanyanya pelan..
"oh....mereka adalah anak para pemilik saham di kampus kita ini"jawaban pinkan mengagetkan wika.entah kapan dia tiba tiba ada di sebelah wika.
"kayak syetan kamu ,ngagetin aja "wika cemberut.
"ih....sembarangan aja.cantik cantik gini dibilang syetan"protes pinkan.
pinkan mengajak pulang wika karena mereka sdh tidak ada kelas .
Selama perjalanan menuju rumah di dalam mobil wika melihat pinkan,dia sangat kagum kepada pinkan karena bisa menyetir mobilnya sendiri,
pinkan meliriknya....
"kenapa wika??"selidik pinkan penasaran.
"jangan ngobrol bahaya" wika agak sedikit teriak.
"hahahahaahahaha"
"helo wika....tenang....ini 60km/jam"pinkan merasa lucu dgn perkataan wika.
sesampainya dirumah.....
mama menyambut mereka berdua dengan sumringah...
kehangatan dan kelembutan dari mama pinkan selama wika tinggal dirumah keluarga pinkan membayar kesedihan hati wika semenjak kepergian pak sutrisno ayahnya.
wika seperti memukan sosok ibu yg telah lama pergi.entah mengapa mama pinkan begitu perhatian pada wika...tidak ada sedikitpun perbedaan perlakuan antara pinkan dan dirinya.
"ntar sore temenin mama belanja yuk,keperluan rumah sdh pada habis"ajak mama ke pinkan dan wika.
keduanya mengangguk setuju.
"ya sudah rehat dulu sana"mama mencium kedua pipi mereka.
ada perasaan yg tak bisa dilukiskan dengan kata kata di mata mama,tapi entah apa itu....
kebahagiaan dan kesedihan terpancar di raut wajahnya.
Dia tau wika belum sepenuhnya menganggapnya sebagai ibu angkatnya sepeninggal ayah wika.
Ada sesuatu sebenarnya yang ingin di sampaikan ke wika namun dia takut untuk memyampaikannya.
Wika hanya tau bahwa dirinya mengajak wika tinggal bersama hanya untuk membalas budi kedua orang tua wika.
Semakin memikirkan hal itu semakin kegelisahannya menjadi jadi,dia hanya harus menunggu saat yg tepat untuk memgungkapkan semuanya ke wika.
sedangkan pinkan...dia sudah tau semuanya,
tak heran mengapa pinkan begitu perduli dengan wika.
ponsel mama berdering dan itu sangat mengagetkannya,ternyata papa yg menelepon,untuk memberitahukan bahwa papa akan pulang larut,jadi tak perlu menunggunya untuk makan malam.
"baik pa"mama menutup teleponnya.
mama berjalan menuju dapur mengambil segelas air untuk diminumnya.
serasa semua masalah tertelan bersama air putih digelas itu.
mamak menghela nafas dan bergumam pada dirinya"relax saja semua pasti ada jalan keluarnya,ada masanya untuk semua ini"
mama meninggalkan dapur dengan sedikit lega.
sementara itu di dalam kamarnya....
wika merebahkan badannya ditempat tidurnya yg empuk dan nyaman,itu membuat tubuhnya merasakan rileks dan nyaman.
sampai wika dikejutkan oleh suara pinkan...
"hayyyoooo pasti lagi menghayal"
"aduh....pinkan gk bisa apa gk buat jantungkh copot"wika kesel.
"sorry...sorry...,gk lagi deh"
"kamu kok bengong mulu sih?"
"apa ada sesuatu yg kamu pendam"
"apa kamu masih sedih"
"apa kamu gk bahagia tinggal bersamaku"
pertanyaan pinkan menyerbu wika.
wika bangkit dari tidurnya dan duduk menghadap pinkan dan bertanya
"menurut kamu kalau papa mamamu tidak berhutang budi pada orang tuaku apakah aku saat ini akan berada dirumah ini?"
pinkan sontak duduk dan berkata pada wika
"hey.....apakah kamu tidak melihat ketulusan mama dan papa,.ereka begitu sayang padamu,aku tau kamu lagi sedih karena kehilangan ayah kamu,tapi kamu masih punya kami,kita berteman dari kecil...apa kamu masih meragukan kami?"
"ini begitu aneh pinkan..."
"walaupun kita bersahabat dari kecil,namun kalian sudah berlebihan memperlakukanku,"
ungkap wika mencoba menyelidiki....
"sudahi pembahasan ini,kami adalah keluargamu saat ini,tidak akan ada hal buruk yg akan menimpamu dari sekarang,kami akan melindungimu,karena kami menyayangimu,sangat menyayangimu"pinkan memeluk wika.
wika mencoba tersenyum dan mengabaikan kecurigaannya.