Saat Fernando bicara dengan bahasa umum, dia memiliki aksen Brianne yang tajam dan menakutkan—sebuah aksen yang dipandang rendah oleh kebanyakan orang di Kerajaan Holm, yang menganggap aksen Brianne sebagai bahasa orang-orang kampung. Disaat bersamaan, di Holm, orang-orang yang punya aksen Rentato sangat bangga dengan cara bicara mereka, dan menganggap diri sebagai perwakilan bangsawan yang elegan karena alasan sejarah yang rumit.
Tentu saja, di depan sang arcanis agung, tak ada yang berani mengejek caranya membaca surat. Para murid mendengarkan dengan saksama.