Orang tua itu minum seteguk teh dan berkata dengan tenang, "Heh, membiarkan seorang pemuda dengan aura melebihi kaisar berutang budi padaku, aku pasti mau. Sayang sekali kekuatanku tidak cukup memenuhi keinginanku!"
Ye Yuan tampak putus asa. Dia tidak menyangka bahwa hasilnya benar-benar seperti ini pada akhirnya.
"Ketua Paviliun, mungkinkah ... ini tidak mungkin sama sekali?" Ye Yuan berkata dengan enggan.
Pria tua itu memberikan secangkir teh lagi dan berkata sambil tersenyum, "Minumlah perlahan, jangan terburu-buru."
Tatapan Ye Yuan berubah menjadi tajam. Dia menemukan kalau dia kehilangan ketenangan.
"Terima kasih, Ketua Paviliun!"
Ye Yuan menerima teh dan menyesapnya sedikit. Rasa pahit dan getir yang sangat langsung memenuhi mulutnya.
Akan tetapi, dengan segera rasa manis yang samar muncul dalam rasa pahit ini. Rasa ini menembus ke dalam perut, dan mengalir kaki dan tangannya serta tulang.