"Kakak, apa kau ingin kami mundur saja. Kita batalkan saja taruhan ini? Aku sudah bosan menunggu di sini. Bocah itu tidak akan keluar," Saudara Nomor Tujuh berbicara.
"Benar. Ada apa dengan Kakak Pertama hari ini? Biasanya kau tidak seperti ini!" Saudara Ketiga pun ikut menyarankan hal yang sama.
Chang Liang hanya tersenyum mendengar saran dari saudara-saudaranya yang menyetujui dan tidak menyetujuinya.
"Baru setengah hari, dan kalian sudah mau menyerah?"
"Heh, Kakak, kita justru tidak ingin kau malu!" kata Saudara Ketujuh.
Chang Liang tersenyum.
"Kau tidak perlu melakukannya! Perhitungan seperti ini membuat kita yang sudah lama berteman menjadi saudara. Karena kita sudah setuju bertaruh maka mari kita teruskan."
Kali ini ada sebuah suara yang berdering di dalam telinga seperti suara hantu.
"Kalian sedang taruhan apa?"