Wajah Li Jianyue bersinar penuh kekaguman. "Wow! Itu hebat sekali! Kak Mosen, kau sangat luar biasa!"
Kekaguman gadis itu menyenangkan hati Li Mosen. Sudut bibirnya terangkat. "Apakah aku yang luar biasa ini membuatmu bahagia?"
"Tentu saja!" Mata Li Jianyue berbinar-binar saat dirinya menatap Li Mosen. "Kalau saja aku sepintar kau dan Kakak." katanya dengan iri.
Li Mosen tersenyum. "Kau sudah punya banyak kepintaran. Kepintaran apa pun yang kurang dari dirimu, biarkan aku melengkapinya dengan milikku."
Li Jianyue merasa sedikit berkecil hati. "Kecerdasanmu sangat penting bagimu. Itu bukan milikku. Kalau saja aku secerdas itu, aku pasti akan jauh lebih baik sekarang. Lihatlah betapa pintarnya Panpan. Ibu bilang kalau Panpan sangat luar biasa karena dia mewarisi kecerdasan dari Paman dan Bibi Chengyou. Aku, sebaliknya, tidak mewarisi kecerdasan Ibu dan Ayah. Kakakku dan aku punya orangtua yang sama, tapi kenapa dia yang pintar?"