Suara Yang Zihao sangatlah keras dan dia tidak bermaksud menyembunyikannya sama sekali.
Tak ada seorang pun yang memaki Quan Jingyi seperti ini untuk waktu yang lama. Quan Jingyi mengangkat alis dan menghentikan langkahnya.
Tepat saat dirinya hendak membalikkan badan, seseorang memukul kepalanya.
Karena sedang lengah, Quan Jingyi terpukul tepat di wajahnya. Pipinya terasa sakit akibat tergores oleh selembar kertas.
Semua murid di sekitarnya menjerit. Dalam sekejap, semua mata memandang ke arah Quan Jingyi.
Di antara mereka adalah Li Jianyue.
Li Jianyue melirik ke samping dan menemukan bahwa murid laki-laki yang memberinya surat kemarin sedang memelototi Quan Jingyi dengan marah.
Aura santai dan malas Quan Jingyi telah menghilang sepenuhnya pada saat ini, digantikan oleh ekspresi wajah gelap. Sekali lihat saja sudah lebih dari cukup untuk mengatakan bahwa Quan Jingyi marah.