Shen Manting tak dapat sepenuhnya memahami apa yang sedang Shen Luo'an coba katakan. Namun, wanita itu mengetahui kalau dirinya harus mengingat kata-katanya sendiri.
Shen Luo'an tidak menunggu Shen Manting menjawab. Dia secara perlahan-lahan membuyarkan kata-kata wanita itu dengan bibirnya.
Shen Manting menyerah pada ciuman pria itu, tak dapat mengucapkan sepatah kata pun.
Hari berikutnya tiba.
Anak itu bangun pagi-pagi sekali.
"Ayah!"
"Ayah!"
"Ayah!"
Anak laki-laki kecil itu tidak menangis, tetapi terdengar nada gigih dalam suaranya yang menandakan kalau dia tidak akan berhenti berteriak sampai ayahnya datang menghampirinya.
Shen Manting masih tertidur lelap. Sekujur tubuhnya terasa sakit yang aneh.
Hanya saja dirinya merasa sangat puas …
Ketika dia membuka matanya, Shen Luo'an sudah bangun.
Pria itu mengenakan celananya, menggendong anaknya, dan berjalan ke kamar mandi.