Ou Ming sedang duduk di depan meja, mengenakan sebuah jaket bermotif garis-garis yang tipis. Di balik jaket itu dia mengenakan piama sutra tipis. Tangannya dibalut gips yang tergantung di lehernya.
Celananya juga celana piama sutra yang tipis. Warnanya ungu tua. Di bawah sinar lampu neon, material kain itu memantulkan sinar dan terlihat mewah. Sekali pandang saja siapa pun dapat mengetahui bahwa harga piama itu tidaklah murah.
Di kakinya terlihat sepasang sepatu kain murahan. Itu membuat Ou Ming terlihat menyedihkan.
Yang lebih memilukan adalah mata pria itu. Mata yang semula cerah dan berkilauan sekarang terlihat tidak bernyawa dan tanpa fokus. Pria itu terlihat seperti sebuah boneka kain tanpa jiwa dan dikelilingi kegelapan.
Tanpa sadar, Yu Lili memperlambat langkah kakinya dan berjalan masuk. Melihat Ou Ming dalam keadaan seperti ini membuat hatinya terasa sakit. Dirinya jelas-jelas berada di depan Ou Ming, namun pria itu tidak dapat melihat dirinya.