"Itu tidak masalah. Pergilah saja dan serahkan semuanya padaku." Sudut bibir Yu Lili terangkat sedikit sementara kacamata itu masih tetap bertengger di wajahnya.
Saat melihat senyum di wajah Yu Lili itu membawa sebuah perasaan lega bagi Shen Zhilie dan Nyonya Tua Shen.
Shen Zhilie kembali berpura-pura merasa tidak senang dan membantah, "Hei! Sudah cukup Nenekku yang menindasku. Apakah kau juga sedang menindasku?"
"Apa yang kau maksud dengan 'hei'?" Nyonya Tua Shen memelototi cucunya. "Panggil dia dengan benar! Namanya Yu Lili!"
Setelah ditegur oleh neneknya, Shen Zhilie mengangkat bahunya. Dia mengambil cangkirnya dan menyeruput isinya.
Penampilan Shen Zhilie itu membuat senyum di wajah Yu Lili semakin melebar. Sebuah perasaan yang tak terlukiskan memenuhi dirinya, membuat hatinya melambung. Tetapi, pada saat yang bersamaan, di sebuah sudut kecil nan gelap ada sebuah perasaan yang terus mengganggu mengatakan bahwa kebahagiaan ini bukan miliknya.