Su Qianci menatap Yu Lili dengan serius dan berkata, "Kau tahu seperti apa penampilanku waktu SMA. Dulu, kau suka mengecat rambutmu dengan warna yang berbeda-beda. Jika kau mengecat rambutmu menjadi merah, aku akan mengecat rambutku menjadi merah. Jika kau mengecat kuning, aku akan mengecatnya kuning juga. Pernah sekali waktu kau mengecat rambutmu menjadi hijau, dan aku melakukan hal yang sama. Apakah kau ingat itu?"
Ketika memikirkan tentang masa lalu, Yu Lili tersenyum lembut, lalu mengangguk dan menjawab, "Saat itu aku hanya mengecat rambutku dengan pen pewarna rambut, agar warnanya bisa hilang waktu dicuci. Sebelum sekolah memeriksa rambut kita, aku mencuci warnanya. Tapi kau masih mempertahankan rambut warna-warninya. Akhirnya, kepala sekolah membawamu ke kantornya dan menyuruhmu untuk mengecat rambutmu menjadi hitam kembali …." Mereka membicarakan tentang masa lalu, yang mana membuat Yu Lili tertawa. Lalu dia bertanya, "Bagaimana kau bisa sebodoh itu? Bagaimana mungkin orang normal mengubah warna rambut mereka setiap hari? Hahaha …."
Su Qianci merengut dan berkata dengan marah, "Beraninya kau membahas hal itu? Kau membuatku sangat menderita pada waktu itu. Setelah aku mengecat rambutku menjadi hitam, rambutku cukup rusak. Aku mulai kehilangan banyak rambut, yang membuatku terlihat sangat jelek."
"Ha ha ha …."
"Namun, aku benar-benar menyukai dan mengagumimu. Karena banyak orang yang menyukaimu, aku juga belajar dari dirimu. Kau sombong dan mendominasi, tetapi kau masih sangat populer di antara para murid. Aku menirumu, tetapi aku dibenci oleh mereka …. Terasa menyakitkan bagiku untuk melihat kembali ke masa lalu …. " Pada saat itu, beberapa orang diam-diam menertawakan Su Qianci, mengatakan bahwa dia adalah seorang tukang tiru.
"Kau dulu sangat bodoh!" Yu Lili tersenyum gembira, senyumnya seterang bintang-bintang.
Su Qianci juga tertawa. "Kau sangat cantik dan sangat dicintai. Kenapa kau mengagumiku? Aku sangat mengagumimu, Lili. Bukan hanya aku, tetapi banyak orang sangat mengagumimu, seperti Liu Anan dan Lin Wanting. Mereka dulu menentangmu, tetapi setiap kali kau membalas mereka, banyak orang di kelas kita yang mendukungmu, mengatakan bahwa kau melakukan hal yang benar. Aku tak pernah bisa melakukan apa yang sudah kau lakukan. Kau sempurna sebagai dirimu, kenapa kau mengagumi aku?"
Ketika melihat ekspresi wajah Su Qianci, Yu Lili agak tidak fokus.
Apakah itu benar? Ternyata saat aku mengagumi Qianqian, dia juga mengagumiku.
Yu Lili, yang telah merasa depresi, tiba-tiba menjadi terhibur. Saat melihat wanita yang ceria dan cantik di depannya, Yu Lili tersenyum dengan tulus dan berterima kasih padanya. "Terima kasih, Qianqian."
Setelah mendengar kata-katanya, Su Qianci menatap Yu Lili juga, tersenyum lembut, dan berkata, "Ayo kita nikmati makanannya."
….
Setelah makan, Su Qianci membawa Yu Lili kembali ke hotel.
Su Qianci dan Li Sicheng tinggal di suite yang terletak di lantai paling atas hotel itu. Hanya terdapat dua buah suite di lantai paling atas hotel bintang lima tersebut, satu suite di bagian selatan dan yang lainnya di bagian utara.
Su Qianci dan Yu Lili membawa banyak barang. Karena Yu Lili benar-benar merasa lelah, dia hanya membawa sepertiga dari barang-barang itu. Su Qianci yang membawa sisanya. Setelah Su Qianci sampai ke lantai atas dengan menggesek sebuah kartu, dia membawa Yu Lili ke suite selatan. Yu Lili berpikir bahwa Su Qianci akan mengeluarkan kartu untuk digesek dan langsung masuk ke dalam suite, tetapi Su Qianci malah menekan bel pintu. Bel pintu berdering beberapa kali, dan serangkaian langkah kaki samar-samar terdengar dari dalam ruangan.
Yu Lili memiliki sebuah firasat buruk, jadi dirinya mundur selangkah. Pintu terbuka, dan Ou Ming muncul, terlihat sedikit lelah. Dengan kerah kemejanya yang tidak dikancingkan, sosoknya yang ramping dan tinggi bersandar ke pintu, terlihat luar biasa malas dan santai. Namun, pria seperti itu sangat menarik bagi para wanita.
Pria itu menggerakkan matanya yang berwarna cokelat tua untuk menatap Yu Lili. Ketika wanita itu menyadari tatapan Ou Ming, detak jantungnya semakin cepat. Lalu dia memutar kepalanya ke arah Su Qianci dan bertanya, "Qianqian, bisakah aku tidur denganmu malam ini?"