"Oke."
"Baiklah, aku sudah sampai. Pergilah." Luo Zhan melambai pada Lu Yihan, merogoh saku celananya, dan tiba-tiba berhenti.
Lu Yihan melihat reaksi pria itu. "Apa yang terjadi?"
Luo Zhan merogoh semua sakunya dan kemudian dia berkata dengan nada suara yang kesal, "Sepertinya aku tidak memiliki kuncinya."
Lu Yihan melihat jam. Sudah lewat pukul 12 pagi. "Sudah larut malam, bisakah kau mencari tukang kunci? Tidak ada hotel di dekat sini, jadi apakah kau mau menginap di tempatku?"
"Pergi ke rumahmu?"
"Ya, hanya sebagai ucapan terima kasih karena mengizinkanku menginap waktu terakhir kali."
"Cih … ayo kita pergi!"
Luo Zhan melangkah dengan cepat. Ketika tiba di apartemen Lu Yihan, Luo Zhan menyadari bahwa tempat tinggal mereka sangat berdekatan. Hanya butuh waktu kurang dari 10 menit dengan berjalan kaki.
Begitu dirinya memasuki pintu, Luo Zhan merasa kagum. Lemari sepatu menempel di pintu. Sepatu kets bagus dan sepatu kulit diletakkan dengan rapi. Masuk lebih jauh ke dalam, terlihat sebuah sofa putih yang bersih seperti masih baru. Sebuah mangkuk berisi buah-buahan dan sebuah laptop diletakkan di atas meja kecil di depan sofa itu. Meja makan putih ditutup dengan sebuah taplak meja yang elegan. Bahkan terdapat sebuah vas di tengah taplak meja, dengan dua tangkai mawar hijau di dalamnya, terlihat segar dan berbau harum. Di dinding ruang tamu, tergantung beberapa bingkai foto. Foto Lu Yihan sendiri, foto Su Qianci, foto para mitra kerjanya, dan foto-foto lamanya ketika Lu Yihan masih mengenakan seragam sekolah. Yu Lili juga terlihat di dalam foto itu.
Setelah berjalan berkeliling, Luo Zhan masuk ke dapur dan mendapati bahwa hampir seluruh dapur itu bersih dan tanpa noda. Semua peralatan di dapur tertata di dalam rak. Dia membuka kulkas, mengambil sebotol Coke untuk dirinya sendiri, dan meneguknya. Berjalan keluar, dia berkata, "Hei, apakah ini rumah seorang laki-laki? Apa kau tinggal sendirian?"
"Ya." Lu Yihan melihat ekspresi wajah pria itu dan mengembalikan pakaian dari waktu terakhir kali. "Apakah kau pikir semua orang tinggal di kandang anjing?"
Luo Zhan mengambil pakaian-pakaian itu, mencium aromanya, dan memiliki ekspresi rumit di wajahnya. "Dibandingkan dengan apartemenmu, apartemenku benar-benar sebuah kandang anjing!" Bahkan tidak bisa dibandingkan!
Lu Yihan menaikkan alisnya seolah-olah berkata "tentu saja." Lalu dia berkata, "Aku akan membersihkan kamar untukmu. Pergilah mandi lebih dulu."
"Luar biasa!" Luo Zhan akhirnya mengalami betapa senangnya menjadi seorang tamu. Tetapi ketika dia hendak masuk ke kamar mandi, sebuah peringatan darurat tiba-tiba muncul di ponselnya.
"Peringatan: Mangsa masuk dalam perangkap. Tarik masuk."
Luo Zhan menaikkan alisnya dan bergumam pada dirinya sendiri, "Akhirnya." Dia berteriak, "Lu Yihan, aku harus menggunakan komputermu!"
"Oke, hanya saja jangan hapus file-fileku."
Setelah mendapat persetujuan Lu Yihan, Luo Zhan segera menyalakan komputer dan masuk ke dalam perangkap yang telah dia buat untuk orang itu. Sekitar sepuluh menit kemudian, Luo Zhan mengunduh semua informasi dan mengirimkannya kepada Li Sicheng sebelum dia menghubungi pria itu. Sudah pukul satu pagi, dan Li Sicheng sepertinya sudah tertidur. Butuh beberapa saat bagi Li Sicheng untuk menjawab panggilan telepon itu.
Luo Zhan dengan cepat berkata, "Kemarin kau memintaku untuk menemukan Tang Zhenghao, ingat?"
Li Sicheng pada awalnya merasa mengantuk, tetapi tiba-tiba dia menjadi sadar sepenuhnya. "Kau menemukannya?"
"Ya, Tang Zhenghao akhirnya menggunakan kartu itu, dan aku baru saja mendapatkan posisinya, di San Francisco, AS."
"Jika ini masalahnya, maka bekukan semua dana miliknya yang tersedia dan biarkan beritanya tersebar."
"Begitu cepat?" Luo Zhan merasa terkejut.
"Ya, istriku sedang hamil, jadi aku tidak ingin ada kecelakaan lagi. Semakin cepat aku menyelesaikan urusan dengan keluarga Tang, semakin cepat aku bisa mendapatkan kedamaian." Meskipun keluarga Tang telah hancur, terlalu berisiko untuk membiarkan Tang Zhenghao bebas. Daripada bersikap pasif, lebih baik mengambil inisiatif. Kau bisa mengendalikan seluruh situasi dengan mulus, hanya jika kau mulai dengan sebuah tangan yang kuat.
Karena mengenal Li Sicheng dengan baik, Luo Zhan mengangguk dan tidak membantah. "Mengerti, serahkan padaku."
"Kerja bagus." Li Sicheng mengucapkan kalimat terakhir, menutup telepon, dan menyelinap kembali ke dalam kamar tanpa suara.
Tertidur lelap, Su Qianci samar-samar mengetahui bahwa itu adalah Li Sicheng, dan melingkarkan lengannya ke tubuh suaminya tanpa sadar, napasnya masih tenang dan stabil. Li Sicheng tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menarik rambut di dahinya. Su Qianci sudah benar-benar terbiasa dengan keberadaan suaminya.
Itu menyenangkan.