Setelah kembali ke Kota Kampus Jiangnan, Song Shuhang tidak langsung menemui Zhao Yaya, tapi pergi ke apartemen Tabib.
Ia masih membawa koper hitam milik Altar Master. Ada kemungkinan besar akan ada empat bahan herbal yang jarang di dalam koper itu, jadi jika Zhao Yaya melihat bahan-bahan ini… meskipun ia melompat ke Sungai Kuning… tidak, meskipun ia melompat ke lautan Pasifik, ia tidak bisa membersihkan namanya.
Tanpa begitu, saat itu, Zhao Yaya pasti akan menelpon ibunya, dan ia akan tiba di Kota Kampus Jiangnan menggunakan pesawat keesokkan harinya.
Lebih lagi, hal yang mengerikan bisa menyebabkan salah paham tentang benda yang ada di dalam koper hitam Altar Master?
Jika ia tidak mengurusi koper hitam ini, bagaimana ia bisa menemui Zhao Yaya?
Karena ia mempunyai kunci, ia masuk ke lantai tiga setelah membuka pintu. Setelah itu, ia menemukan Tabib sendirian, meringkuk di pojokan sambil bermain ponselnya. Song Shuhang tidak melihat Sungai Kabut Ungu dimanapun.
"Senior, apa kau sibuk?" tanya Shuhang sambil berjalan ke arah Tabib.
Sejak Tabib datang ke distrik Kota Kampus Jiangnan, ia selalu menyibukkan dirinya dengan meningkatkan ramuan, dan Shuhang tidak pernah melihat Tabib duduk terdiam sebelumnya. Sangat jarang melihat Tabib beristirahat.
"Oh, Shuhang, kau kembali." Tabib tidak menolehkan kepalanya. Jarinya masih bergerak di ponselnya.
"Apa yang sedang kau mainkan?" Shuhang mendekat dan melihat.
Setelah itu, dirinya merasa tidak nyaman.
Berpikir Tabib benar-benar mencuri sayuran dari tanah orang lain, dan di daftar teman baiknya yang mencuri sayuran juga, Shuhang bisa melihat pemeran utamanya- Raja Sejati Gunung Kuning, Sungai Utara si Pendekar Kelana, Skylark dari Sekte Xuan Nu, Biksu Pengembara Prinsip Mendalam, dan beberapa nama yang terlihat akrab dari grup Sembilan Provinsi Nomor Satu. Itu senior-senior yang ada di dalam grup.
Lebih lagi, ada Tuan Tiga Lautan Lima Pulau, Tuan Dua Naga Gua Lautan, Tuan Wakil dari Sekte Tujuh Bintang Boxing… dan nama-nama yang mirip yang terlihat seperti pendekar dari nama mereka.
Aku bilang… apa para senior ini merasa bosan? Kenapa banyak orang yang menghabiskan waktunya di game seperti ini?
Murid-murid kalian akan menangis, ok!?
Tuan sektemu akan menangis juga, ok!?
"Selesai. Sebenarnya Sungai Utara menggunakan program untuk memanen hasil. Tapi itu tidak berguna~~ dibanding aku memasang alarm untuk mencuri semua hasil panen dalam waktu beberapa menit. Ia terlalu polos! Bagaimana program itu kalah dengan kecepatan tanganku!" Tabib memberitahu Song Shuhang sambil ia berbangga diri.
Senior… bagaimana kalau kau gunakan kecepatan tanganmu untuk berlatih mengetik?
"Juga, bukannya aku menceramahimu, tapi jangan seperti orang pelit yang hanya tahu untuk mendapat koin emas. jika kau punya uang, naikkan level tanahmu. Dengan begitu, sayuranmu akan matang lebih cepat. Jangan lupa kemampuan memotong kayumu hanya memanfaatkan kemampuan menggunakan pisau." kata Tabib ke arah Song Shuhang dengan nada yang tulus.
"…" Song Shuhang tidak tahu reaksi apa yang ia harus berikan kepada Tabib.
"Oh iya, kau mencariku?" akhirnya Tabib kembali ke topik utama.
Shuhang mengangguk kepalanya diam-diam dan menaruh koper hitam di meja kecil sebelum berbicara, "Aku minta bantuan senior untuk melihat ada jebakan di dalam koper ini. Aku mendapatkan ini setelah membunuh Altar Master dari medali cakaran berkepala binatang buas. Orang itu juga pendekar roh jahat jadi aku tidak berani membuka koper ini."
"Untuk bisa berpikir seperti itu, kau cukup bagus." Tabib menganggukkan kepalanya. Ada beberapa kecakapan Song Shuhang, yaitu berani tapi berhati-hati. Dengan posisinya, ia layak untuk berprofesi sebagai pendekar. Hanya saja, usianya agak dewasa, dan ia kehilangan tenaga dalam sejati bawaan dari perut ibunya.
Kalau saja ia masuk ke dunia ini lebih awal… Sayang sekali, tapi tidak ada banyak 'jika' di dunia.
Setelah Tabib mengambil koper hitam, tangan kanannya menekaan koper itu.
"Ini memang dirusak, tapi trik ini tidak ada apa-apa untukku." Tabib tertawa seraya tangan kanannya mengeluarkan tenaga dalam.
"Pa! Pa! Pa!"
Suara kaca pecah dari koper hitam, dan samar-samar, tangisan roh jahat bisa terdengar…
"Sudah, kau bisa membukanya." Tabib memberikan koper itu kepada Shuhang.
Shuhang mengulurkan tangannya dan membukanya.
Yang ia lihatnya adalah tumpukan uang, dengan 100.000 yuan di setiap tumpukan. Ada 7 tumpuk totalnya, dengan satu tumpukan yang tidak tersusun rapi. Kemungkinan besar, Altar Master sudah menggunakan uang itu.
Jumlahnya, kira-kira ada 80.000 RMB. Jika di taruh di bank, kemungkinan besar akan terlihat barisan angka, tapi saat uang itu di taruh di depan, akan ada efek penglihatan.
Ketika Song Shuhang melihat uang itu, ia malah merasa kecewa.
Ia pikir dengan identitas Altar Master, koper yang dibawa itu pasti berisi benda pengembangan diri. Ia tidak terpikir akan berisi uang yang banyak.
Semakin tinggi ekspektasi, semakin besar kekecewaan yang dirasakan.
Song Shuhang menghela napas. Baiklah, jika hanya uang, ya sudah. Kebetulan, ia sedang kekurangan uang- ia sedang mencari tempat berlatih , dan membayar alat olahraga. Ini untuk memastikan tenaga dalamnya cukup. Ia juga berencana untuk memastikan kualitas makanan sehari-harinya.
Saat ia berpikir begitu, uang 800 ribu ini terlihat cukup berguna. Seperti di game, meskipun orang itu mengalahkan banyak orang untuk menaikkan tingkat dan orang-orang itu tidak meninggalkan peralatan yang bagus, emas pasti akan cukup.
Tabib tertawa kecil dan dengan lembut mengingatkannya. "Shuhang, jangan dibutakan dengan uang duniawi. Selama kau berhasil membuat dasarmu nanti, kau bisa mendapatkannya semaumu. Uang ini digunakan untuk mengelabui orang lain. Harta yang abadi itu di bawah uang, di tempat yang tersembunyi di dalam koper."
"Tempat tersembunyi?" Song Shuhang cepat-cepat mengeluarkan semua uang itu. Sudah diduga, ia menemukan lapisan penyekat di bawah koper. Itu akan mudah terabaikan jika orang itu tidak teliti memeriksa koper itu.
Song Shuhang langsung menjadi senang.
Ia mengangkat papan penyekat itu dan melihat beberapa botol kecil yang sebesar botol permen karet. Jumlahnya ada 14 botol kecil, terpisah menjadi merah dan biru, dengan kotak emas yang sebesar buku berukuran A5.
Pertama-tama, ia mengeluarkan botol biru dan bertanya, "Senior, botol-botol ini tidak dirusak kan?"
"Tenang saja, aku sudah menyingkirkan semua trik di dalamnya." Tabib menggeleng kepalanya dan seluruh kepangan dikepalanya beterbangan- bersama dengan hiasan yang lucu- mengeluarkan suara tajam dan jelas kepangan itu bersentuhan satu sama yang lain.
Gaya rambut ini bisa diejek!
Song Shuhang menahan ekspresinya untuk tidak tertawa di depan Tabib- mungkin Senior Tabib menyukai gaya rambut ini, jadi apa yang akan ia lakukan jika ia menertawakannya dan Tabib marah?
Isi botol biru itu lebih banyak karena jumlahnya ada dua belas botol. Shuhang membuka satu botol dan melihat ke dalam.
Yang dilihatnya adalah cairan hitam yang pekat, dengan aroma yang tajam. "Ramuan?!"
Warna ini, aroma ini… ini pasti ramuan!
Tabib menghirup dan membalas. "Ya, ini ramuan yang tidak disederhanakan. Kualitasnya lumayan. Setelah kau berlatih selama sebulan penuh dan tubuhmu cukup kuat, kau bisa meminum ramuan versi lama ini, khasiatnya lebih kuat. 1 suapan = 3 suapan ramuan yang sudah disederhanakan."
"Ini datang tepat waktu! Senior Sungai Utara sudah mengingatkanku sebelumnya meskipun obat herbal yang diberikan si Bulu Lembut untuk membuat ramuan, itu mungkin tidak akan cukup untuk Dasar Pengembangan Diriku. Jika aku tambahkan ramuan ini, itu pasti cukup untuk digunakan sampai aku menyelesaikan Foundation Establishingku?" Song Shuhang tersenyum dengan senang.
"Itu akan cukup, sangat cukup mungkin ada sisa." balas Tabib.
Ada sisa? Ini bagus sekali.
Setelah itu, Shuhang membuka botol merah.
Botol ini berisi pil obat kecil, berjumlah sebelas pil. Ketika ia membuka yang satu lagi, aroma mengenai hidungnya, dan ia melihat berisi lima belas pil.
"Senior, pil obat apa ini?" tanya Song Shuhang.
Tabib mencium, dan sesaat kemudian, wajahnya berubah menjadi aneh dan membalas. "Itu pil tenaga dalam, kualitasnya cukup bagus!"