Perjalanan kami terbalas dengan pemandangan desa di sekitar istana yang ramai. Penduduk desa sedang melakukan aktivitas hingga membuat mataku kagum melihatnya. Semua aktivitas penduduk yang menarik perhatianku. Mereka ada yang menyiapkan dagangannya seperti penjual kain sutra, pengrajin emas, membuka warung makan, menjual buah dan sayur, dan pembeli dari berbagai daerah. Bahkan ada seorang anak yang merenggek meminta dibelikan mainan pada ibunya, tingkahnya jelas mengingatkanku pada orang-orang disekitarku. Tingkahnya sama seperti dinegeriku.
Semua terbayar, ketika kami memasuki gerbang istana. Dua penjaga yang mengawasi, dan kami tersenyum manis ketika penjaga memeriksa kedatangan kami. Ia mempersilahkan kami masuk. Pemandangan bangunan istana pun terlihat, berdiri megah. Kedatangan kami tidak disambut oleh siapapun, kecuali para dayang dan penjaga.
Mereka menyambut Kim.
"Selamat datang, Pangeran Kim!"
"Dimana Sasuke?",
"Dia ada di kamarnya, Tuan!"