ดาวน์โหลดแอป
59.25% 全心全意爱你 / Chapter 16: PENGANTIN TERCANTIK

บท 16: PENGANTIN TERCANTIK

"Aku pulang dulu, Oma!" pamit Sakura sambil tersenyum mencium lembut tangan Oma Mariam.

"Iya, hati-hati di jalan, dan ingat perjanjian kita, Sakura!" pesan Oma Mariam sambil tersenyum bahagia.

Melihat sikap kedua perempuan ini, Ethan mengerutkan keningnya penuh tanda tanya. Dia juga merasa kesal. Kenapa Sakura bisa dengan cepat bergaul akrab, dengan Oma kesayangannya.

"Perjanjian apa yang kalian berdua buat, Oma?" tanya Ethan sambil menatap Oma Mariam.

"Seperti yang aku katakan tadi, Ethan. Hanya urusan antara dua orang perempuan. Jadi sangat jelas sekali, bukan urusanmu! Saat ini, Oma hanya bisa berkata. Kau telah memilih perempuan yang tepat, untuk dijadikan seorang istri. Dan Oma, sangat berterima kasih untuk hal itu!" jawab Oma Mariam sambil tersenyum bahagia.

"Huff! Terserah kau saja, Oma ..." sahut Ethan akhirnya.

Kemudian Ethan bersama Sakura segera berjalan memasuki mobil, yang sudah siap mengantarkan Sakura kembali ke Panti Asuhan. Mobil mewah yang dikendarai Pak Andi kembali meluncurkan keluar pintu gerbang rumah. Bergerak dengan santai, menyatu dengan hiruk-pikuk kemacetan lalu lintas kota Jakarta.

"Ada perjanjian apa antara kau dan Oma Mariam tadi?" Ethan kembali melontarkan pertanyaan kepada Sakura yang duduk di sampingnya.

"Aku berjanji, untuk mengajarkan Oma Mariam membaca Al-Qur'an, jika sudah menjadi istrimu nanti, hanya itu ...."

"Benar, hanya itu? Tidak ada yang lainnya?" tanya Ethan menyelidiki. Dia tampak kurang puas dan tidak percaya dengan jawaban Sakura.

"Benar, Ethan ...." jawab Sakura sambil menatap Ethan, seakan berusaha meyakinkan perkataannya.

"Oke ...." sahut Ethan sambil menghela nafas, kemudian menyadarkan tubuhnya ke kursi mobil.

Sakura mengambil HP dari dalam tasnya. Beberapa saat kemudian dia tampak sibuk, menghubungi seseorang berulang kali. Sikapnya itu membuat Ethan merasa tertarik, dengan apa yang sedang dilakukannya.

"Kau sebenarnya ingin menelpon siapa, Sakura?" tanya Ethan.

"Aku sedang berusaha menghubungi, kembaran aku yang bernama Renata. Sebab sudah dua Minggu ini, dia tidak dapat aku hubungi, entah mengapa. Oh ya, apakah kau sudah mengetahui, bahwa aku ini adalah anak kembar, Ethan?" tanya Sakura sambil tersenyum menoleh ke arah Ethan.

"Eh-a-apa? Ka-kau anak kembar?"

"Iya. Aku dan Renata anak kembar. Waktu bayi, kami secara bersamaan di temukan oleh Bu Hanna, di depan pintu gerbang Panti Asuhan. Di dalam sebuah kereta dorong bayi. Kau tahu, Ethan. Kami adalah kembar identik, jadi wajah kami sangat mirip sekali. Sejak kecil, hampir semua orang sangat sulit membedakan kami, kecuali Bu Hanna. Dia selalu tahu, yang mana aku atau Renata. Tetapi saat sekarang kami sudah dewasa. Kami lebih mudah dibedakan, karena aku mengenakan jilbab, sedangkan Renata tidak. Tetapi walaupun demikian, Renata merupakan seorang saudara yang sangat baik sekali. Dia suka membantu anak-anak Panti Asuhan, dengan mengirimkan uang secara rutin setiap bulan. Bahkan, aku bisa lulus kuliah, karena Renata yang membiayainya," tutur Sakura bercerita dengan perasaan bangga mengenai kembarannya itu. Mendengar cerita yang keluar dari bibir Sakura. Ethan hanya mendengus penuh kekesalan.

"Iya, dia baik bagimu, Sakura. Kau belum tahu saja, bahwa kembaranmu itu adalah wanita murahan! Mungkin kau juga demikian. Hanya saja kedokmu belum terbongkar olehku!" gumam Ethan di dalam hatinya.

Setelah selama kurang lebih satu jam di perjalanan. Akhirnya mobil yang dikendarai Pak Andi berhenti, tepat di depan pintu gerbang Panti Asuhan Al Barokah.

"Besok tepat jam 6 pagi. Pak Andi akan menjemput kau dan semuanya. Untuk segera bersiap ke Hotel Diamond, melaksanakan acara pernikahan kita. Ingat, jangan sampai telat!" pesan Ethan menekankan.

"Baik, Ethan ..." jawab Sakura.

Kemudian dia membuka pintu mobil, dan berjalan keluar tanpa menoleh lagi ke belakang.

***

Hotel Rajawali Emas, jam 07:30 WIB.

Di dalam sebuah kamar termewah di lantai 29. Yang letaknya persis di samping ruang kantor Ethan, yang sekaligus merupakan kamarnya pula. Sakura sedang di rias dengan seorang MUA terkenal yang bernama Siska. Didampingi oleh seorang asistennya, yang merupakan seorang lelaki. Tetapi berdandan layaknya seperti seorang perempuan saja. Sedangkan Bu Hanna dan Mbak Sukma, dirias di kamar yang terdapat di lantai 28.

Saat ini kepala Sakura terasa sedikit pusing. Karena tadi bersama dengan Pak Leo, Bu Hanna, dan Mbak Sukma, dia dengan terpaksa harus kembali naik lift.

"Mbak Sakura, sakit, ya?" tanya Mbak Siska merasa khawatir, melihat raut wajah Sakura yang terlihat pucat pasi.

"I-iya, Mbak Siska ...."

"Kalau begitu, saya pesankan teh manis hangat, ya. Agar merasa lebih baik, bagaimana?"

"Boleh, Mbak. Terimkasih ...."

"Lady! Tolong kau pesankan teh manis hangat, untuk pengantin kita yang cantik ini. Karena sepertinya dia sedikit tidak enak badan. Mungkin karena terlalu bahagia, dengan acara pernikahannya ini!" perintah Mbak Siska sambil tersenyum menggoda kepada Sakura.

"Siap, Sis!" jawab Lady dengan gayanya yang centil.

Kemudian dia langsung berjalan menuju ke meja telepon untuk menghubungi pelayan. Hanya beberapa menit kemudian. Datanglah seorang pelayan yang membawa teh manis hangat. Lalu langsung memberikannya kepada Sakura, yang langsung meminumnya.

Benar saja, pada saat selesai meminum teh manis hangat tersebut. Sakura merasa tubuhnya lebih segar, dan rasa pusing di kepalanya pun berkurang.

"Mbak Sakura, rajin melakukan perawatan wajah, di salon ternama yang mahal, ya?" tanya Mbak Siska sambil melanjutkan kegiatan make up-nya.

"Tidak kok, Mbak. Aku hanya rajin membersihkan wajah saja. Tidak pernah melakukan perawatan di salon ternama yang mahal," jawab Sakura sambil tersenyum.

"Masa?! Mbak Sakura, tahu gak. Selama saya jadi make up pengantin. Menurut saya, Mbak Sakura memiliki kulit yang paling bersih dan bagus. Juga merupakan pengantin tercantik, yang pernah aku dandani!" puji Mbak Siska sambil menatap Sakura dengan terpesona.

"Alhamdulillah, Mbak Siska. Sebuah anugerah yang harus saya syukuri kalau begitu, karena Allah sudah memberikan kelebihan itu kepada saya," sahut Sakura tampak tersipu malu, mendengar pujian dari Mbak Siska.

"Iya, loh. Saya pikir, Mbak Sakura ini melakukan perawatan kulit yang mahal tadinya!" ujar Mbak Siska lagi.

Pada saat yang bersamaan, tiba-tiba saja pintu kamar terbuka. Muncullah sosok Ethan, yang tampak terlihat gagah dan tampan. Dengan mengenakan setelan jas berwarna putih, sehingga sangat serasi dengan kebaya putih yang dikenakan oleh Sakura saat ini.

"Selamat pagi, Tuan Ethan. Anda terlihat sangat tampan sekali!" puji Lady sambil tersenyum, dengan gayanya yang genit menggoda.

"Apakah dia sudah siap, Mbak Siska?" tanya Ethan tanpa memperdulikan sapaan Lady terhadap dirinya.

"Sebentar lagi, Tuan Ethan. Paling lama sepuluh menit!" jawab Mbak Siska sambil menoleh ke arah Ethan, yang berdiri di belakangnya.

Ethan berdiri tegak menatap Sakura. Yang duduk di kursi dekat meja hias, menghadap dirinya tanpa berkedip. Dadanya bergemuruh sangat kencang. Seperti ada desiran rasa yang aneh, menyusup relung hatinya saat ini.


next chapter
Load failed, please RETRY

ป้ายปลดล็อกตอน

สารบัญ

ตัวเลือกแสดง

พื้นหลัง

แบบอักษร

ขนาด

ความคิดเห็นต่อตอน

เขียนรีวิว สถานะการอ่าน: C16
ไม่สามารถโพสต์ได้ กรุณาลองใหม่อีกครั้ง
  • คุณภาพงานเขียน
  • ความเสถียรของการอัปเดต
  • การดำเนินเรื่อง
  • กาสร้างตัวละคร
  • พื้นหลังโลก

คะแนนรวม 0.0

รีวิวโพสต์สําเร็จ! อ่านรีวิวเพิ่มเติม
รายงานเนื้อหาที่ไม่เหมาะสม
เคล็ดลับข้อผิดพลาด

รายงานการล่วงละเมิด

ความคิดเห็นย่อหน้า

เข้า สู่ ระบบ