Baixar aplicativo
79.31% YangTerpilih (YTP) / Chapter 46: Jangan Hukum Aku Dengan Masa Lalu

Capítulo 46: Jangan Hukum Aku Dengan Masa Lalu

"Malah cengengesan" Arsya mulai telihat kesal

"Mas kalau lagi marah tambah ganteng, Yumna jadi makin suka deh" goda Yumna.

"Mas, Yumna mau bicara" ucap Yumna berubah menjadi serius

🔹🔹🔹

"Kita bicara nanti ya kalau udah di resto" sergah Arsya. Mereka memesan makanan favorit dan best seller di resto tersebut.

"Mas" Arsya hanya diam tidak menjawab panggilan Yumna

"Mas Arsya. . . di panggilin diem bae sih" Yumna mencoba bersikap santai menetralkan hatinya, sekarang dia memang sudah lebih terbuka dengan Arsya. Tapi kenyataan yang ingin dia sampaikan membuat kacau pikirannya

"Iya na"

"Ada yang mau Yumna bicarakan sama mas"

"Lah dari tadi ngapain?"

"Serius mas" tibalah waiters menaruh pesanan mereka ke meja

"Makanan udah dateng, nggak baik dianggurin. Yuk makan, bicaranya nanti. Katanya laper?" ucap Arsya sedikit ketus. Entah kenapa dia merasa ada sesuatu yang akan Yumna sampaikan, sama seperti dugaannya. Mereka makan dalam diam, diam-diam riuh di pikirannya. Arsya hanya khawatir dugaannya benar.

"Mas ke Surabaya sengaja nemuin Yumna?" Yumna berusaha memecah kesunyian

"Ada kerjaan dek, kamu tahu kan akhir-akhir ini di luar negeri ada rumor virus terbaru yang mudah menyebar dan mematikan? Indonesia juga tidak luput dari virus itu, sekarang dari pemerintah sedang mencari jalan keluar. Maka dari itu Pemda mengundang perwakilan seluruh RS besar di jatim untuk membahas itu, kebetulan juga di Surabaya kan bisa nemuin kamu dek"

"Ah iya itu mas, virus yang dari negara wuhan bukan mas? tapi bukannya di sana sudah normal lagi ya mas?"

"Gitulah dek, tapi Indonesia warganya sedikit berbeda dengan Wuhan. Malah semakin hari angkanya malah bertambah"

"Hmm iya sih, semoga segera membaik ya mas"

"Makanya mas khawatir kamu di sini, jangan lupa minum vitamin yang udah aku bawain dan jaga kesehatan serta sistem imun. Kurangi keluar rumah kalau tidak penting"

"Iya Yumna mengerti mas, bersyukurnya Yumna punya cami dokter kaya mas"

"Jadi karena aku dokter?"

"Salah satunya, tapi bukan itu sih"

"Hahaa" Arsya sembari mengacak kerudung Yumna

"Ih jadi berantakan mas" keluh Yumna melihat kerudungnya sudah berantakan

'Syukurlah aku bisa mengalihkan pembicaraan' batin Arsya

"Mas"

"Hmm"

"Ada yang mau Yumna bicarakan sama mas Arsya" Yumna menjeda kalimatnya

"Mas, apa mas Arsya yakin mau nikahin aku?"

Deg.

Jantung Arsya serasa berhenti berdetak, apa yang dia khawatirkan menjadi nyata. Yumna meragukan keseriusan Arsya.

"Maksud kamu?"

"Aku ingin mas Arsya berfikir ulang jika ingin menikahi aku"

"Kenapa kamu tanya begitu? dan kenapa aku harus berfikir ulang? persiapan pernikahan kita sudah 95%, satu setengah bulan lagi menuju akad dan kamu mengatakan aku harus berfikir ulang? apa yang sebenarnya kamu fikirkan na?"

"Kalau aku nggak yakin, buat apa aku memintamu sama ayah. Ha? Saat aku sudah meminta kamu ke ayah itu berarti aku siap menerima apa yang ada pada kamu, tidak kurang" lanjut Arsya

"Aku hanya tidak ingin mas Arsya menyesal"

"Kenapa baru sekarang kamu ragu sama aku? dan apa yang harus ku sesali?"

"Emm . . . Itu . . " Yumna berusaha menetralkan suaranya

"Dulu . . ." suara Yumna sudah bergetar menahan tangisnya, keringat dingin mulai menetes. Arsya menyadari ada yang tidak beres dengan tunangannya.

"Masa lalu sudah berlalu dek, aku nggak peduli dengan masa lalu mu. Sekarang kamu dan aku disini, yang terpenting adalah kamu sebagai masa depanku.Setiap orang tentu memiliki masa lalu dalam hidupnya. Baik itu masa lalu yang indah ataupun yang kelam. Sudah jangan bahas itu lagi." Arsya langsung memotong pembicaraan Yumna.

"Tapi . . . "

"Tidak ada tapi tapian. Bukankah Allah saja sudah menutupi aib hambaNya, tidak baik mengungkit masa lalu dek. Biarkan apa yang pernah terjadi menjadi pengingat untuk kamu, dan pelajaran untuk yang lain. Aku nggak mau gara-gara seperti ini kamu meragukan aku. Sebentar lagi pernikahan kita, lebih baik kita memikirkan hal lain yang masih belum selesai"

Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Masing-masing dari kita pernah terjebak dalam perangkap yang menakutkan. Tapi justru dari situ kita belajar untuk lebih dewasa dan bijak. Jangan sampai kita menghukum masa depan kita bersamanya dari kepingan masa lalu yang menakutkan.

Kamu boleh setuju boleh tidak, bahwa untuk bisa benar-benar bahagia hidup bersama seseorang kita harus bisa menerima masa lalu dan dirinya seutuhnya. Dengan begitu kita bisa lebih terpacu dan semangat untuk membangun hidup yang lebih bahagia.(kutipan)

"Ketika kamu masih teringat masa lalu kamu hanya akan menyiksa diri kamu sendiri dek, juga orang di sekitarmu"

"Jika mas merasa tersiksa, mas boleh meninggalkanku saat ini" Yumna menunduk, tak kuasa menahan air mata. Arsya mengacak rambutnya, tidak tahu lagi bagaimana meyakinkan Yumna.

"Bukan begitu maksudku, mas hanya ingin kamu hadapi dan tidak terjebak dengan masa lalu" Yumna masih diam tidak menanggapi ucapan Arsya

"Yumna hanya tidak ingin mas Arsya kecewa nantinya"

"Insha Allah nggak. Kamu ingat sabda Rosulullah?"

"Rasulullah SAW bersabda, 'Barang siapa yang melakukan sesuatu dari yang semisal perbuatan yang keji, maka hendaknya ia menutupinya dengan tutup Allah. Dalam kitab at-Tamhid, Ibnu Abd al-Barr berkata, bahwa dalam hadits ini terdapat petunjuk yang menunjukkan bahwa ketika seorang muslim melakukan perbuatan yang keji wajib baginya menutupinya, dan begitu juga menutupi orang lain" (Muhammad bin Yusuf bin Abi al-Qasim al-Abdari, at-Taj wa al-Iklil li Mukhtashar Khalil, Bairut-Dar al-Fikr, 1398 H, juz, 6, h. 166).

Jadi, jika kita tergelincir dosa dan Allah menutupinya, maka jangan dibuka melainkan segera bertobat. Apa pun bentuk maksiatnya, kalau Allah menutupinya, jangan diceritakan pada siapa pun dan jangan berniat mengulanginya. Karena tidak mengulangi itu adalah salah satu bentuk tobat.

Kita harus berhati-hati agar tidak membuka apa yang ditutupi as-Sittir. Sebab ada dua hal yang suka membuat aib seseorang terbuka. Pertama, adalah seperti yang telah dijelaskan, yaitu kita yang menceritakannya sendiri. (kutipan)

Yumna masih terdiam mencerna setiap perkataan Arsya.

"Terima kasih mas" Yumna sembari berkaca-kaca

"Dek, mas nggak tahu yang kamu alami di masa lalu. Apa yang membuat kamu begini? Seorang Yumna yang mandiri, tegar dan ceria harus pergi ke psikiater. Tapi mas janji bakal nemenin kamu sampai kamu yakin dan nggak ragu lagi sama mas, sampai ketakutanmu sembuh. Besok jadwal ketemu sama Afifa? mas antar ya?"

"Alhamdulillah, terima kasih mas. Yumna sangat bersyukur punya mas. Tapi mas nggak sibuk?"

"Besok setengah hari dek, nanti bisa atur jadwal sama Afifa"

"A iya aku lupa camiku adalah dokter, tapi kok mas tahu dokter Afifa?"

"Dulu kuliah satu kampus di Yogyakarta sama mas, tapi pas spesialis dia ambil kejiwaan"

Mereka berdua selesai dan keluar dari resto. Arsya mengantar Yumna sampai ke gerbang depan kos, sedangkan dia kembali ke homestay yang ditempati bersama dokter lainnya.

🌹🌹🌹

Terima kasih buat yang sudah kasih PS dan sering komen. Jangan lupa kasih PS nya lagi yaa 😉. Buat yang belum kasih PS, di tunggu 😊😊. 100 power stone minggu ini bakal up setiap hari.

ditaa_febriany

Firza_Ninis

Iza_Asmaraali

Muh_Lis_8775

layhaagung

Muryani26

Prita_Maylinda

Bunda_Kabade


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Lail88 Lail88

Apa yang terjadi sama Yumna? kenapa sampai harus ke psikiater? apakah selanjutnya Arsya akan mengetahui kebenarannya?

Btw tadi author udah selesai nulis bab ini jam 5, tiba2 eror dan tulisan hilang. Alhasil ngilang dari awal dan beberapa paragraf jadi lain deh

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C46
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login