Hans menatap gadis cantik yang tengah tertidur pulas itu dengan air mata. Miris rasanya melihat kondisi Sevia saat ini. Bagaimana mungkin selama ini ia bisa kecolongan?
"Demi Tuhan aku sama sekali tidak tau akan ulah Melinda. Seharusnya waktu itu kalian menungguku pulang dari luar kota. Jika saja aku tau pasti saat ini Sevia dan Hendra sudah menikah."
Faisal dan Sarina hanya menghela napas panjang.
"Aku minta maaf sudah membuat kegaduhan, Mas," kata Faizal.
"Tidak. Kau sama sekali tidak bersalah. Aku yang tidak becus mendidik anak. Jika saja aku lebih memperhatikan anak-anak. Ini semua tidak akan terjadi."
"Waktu itu Mas baru saja mengusir Mbak Kirana dan Gadis. Pikiran Mas bercabang, aku maklum jika Mas tidak sempat memperhatikan Mahendra."
"Melinda benar- benar keterlaluan. Tidak seharusnya ia berbuat seperti itu. Mengusir kalian begitu saja tanpa perasaan. Enak sekali dia," kata Hans.