Baixar aplicativo
70.58% Unpredictable Thing / Chapter 12: Part 12- Day Two

Capítulo 12: Part 12- Day Two

Mobil Alvan berhenti di parkiran sekolah Clemira. Sebelum turun dari mobil, seperti biasa Clemira pamit terlebih dahulu kepada Alvan.

Clemira meraih tangan Alvan dan mencium punggung tangan Alvan.

"Sekolah yang rajin ya dek. Kamu harus bisa menjadi orang yang sukses. Kehidupan kamu juga harus bisa lebih baik dari kehidupan abang. Janji ya?" ucap Alvan memberikan jari kelingking pada tangannya.

Clemira pun mengangguk. Ia lalu menautkan kelingkingnya pada kelingking Alvan.

"Promise. Abang juga harus semangat ya kerjanya. Kalau abang sakit, abang istirahat aja di rumah. Jangan kerja terus," ucap Clemira.

Alvan pun mengangguk.

"Iya sayang. Peluk dulu dong," ucap Alvan.

Clemira lalu memeluk Alvan. Alvan memeluk Clemira dengan sangat erat. Ia lalu mengecup puncak kepala Clemira.

Mereka lalu melerai pelukan tersebut.

"Di sekolah jangan ganjen ya dek. Jaga diri baik-baik karena kita ada di sini untuk menuntut ilmu bukan untuk mencari kekasih," ucap Alvan.

Clemira pun mengangguk.

"Iya bang Clemira gak akan seperti itu kok. Abang jangan khawatir," ucap Clemira.

"Abang percaya sama kamu. Kalau ada yang jahatin kamu, katakan pada abang. Abang akan memberi pelajaran pada orang itu," ucap Alvan.

"Siap bos!" ucap Clemira dengan tangan hormat.

"Ya udah sana turun," ucap Alvan.

"Assalamualaikum abang. Hati-hati," ucap Clemira.

Alvan pun mengangguk. Clemira lalu turun dari mobil Alvan. Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju ke ruang kelasnya.

Setelah itu, Alvan melajukan mobilnya meninggalkan sekolah Clemira.

"Semoga saja kamu memang tidak sedang memiliki masalah dengan siapa pun di sekolah itu dek." gumam Alvan.

....

Rizan turun dari mobilnya dan melangkahkan kakinya menuju ruang OSIS.

Rizan mempertajam penglihatannya saat matanya tak sengaja menangkap suatu objek.

Sudut bibirnya sedikit terangkat. Ia menunjukkan ekspresi yang sulit untuk diartikan.

"Anak baru. Ketemu lagi akhirnya," gumam Rizan dengan senyum miring.

Rizan lalu mempercepat langkahnya untuk bisa menyejajarkan posisinya dengan Clemira.

"Hey anak baru!" ucap Rizan saat dirinya telah berada di samping Clemira.

Clemira membulatkan matanya saat menoleh dan menemukan Rizan berada di sebelahnya.

"Lo? Ngapain lo?" tanya Clemira ketus.

"Ketus banget sih lo menjadi perempuan," ucap Rizan.

"Bodoh amat. Pergi deh lo. Lo pasti mau jahatin gue lagi kan?" tanya Clemira.

"Suudzon banget sih lo. Gue gak sejahat itu ya," ucap Rizan.

"Gue gak peduli. Gue minta ya sama lo untuk jangan pernah mengganggu hidup gue lagi! Gue gak mau berurusan sama lo!" ucap Clemira.

Mereka terus berjalan meski dalam keadaan berbicara.

"Sayangnya gue gak mau melakukan itu tuh. Gimana dong?" tanya Rizan seolah mengejek.

"Terserah lo deh!" ucap Clemira kesal.

Clemira pun tiba di depan kelasnya. Saat dirinya akan memasuki kelasnya, Rizan dengan cepat mencekal tangan Clemira.

"Ntar bel istirahat lo temui gue di ruang OSIS." ucap Rizan.

"Gue gak sudi!" ucap Clemira dengan tatapan tajamnya ke arah Rizan.

"Lo!" geram Rizan mengepal kedua tangannya.

Dengan berani, Clemira melepaskan cekalan tangan Rizan dan memasuki kelasnya.

"Cewek sialan!" umpat Rizan.

......

Saat jam istirahat,

Clemira dan Liora masih berada di dalam kelas.

"Cle, gak mau makan di kantin?" tanya Liora.

"Selain kantin, gak ada tempat lain untuk jajan Li?" tanya Clemira.

"Gak tahu sih aku Cle. Kayaknya di luar ada warung nasi sih," ucap Liora.

Tring!

Sebuah pesan masuk ke handphone Clemira.

"Bentar ya Li. Gue balas pesan dulu," ucap Clemira.

Liora pun mengangguk.

Clemira lalu membuka pesan masuk dari Alvan.

[Dek, udah makan siang? Jangan lupa makan ya.]

Clemira tersenyum. Ia lalu membalas pesan dari Alvan.

[Belum bang. Ini Cle mau cari makan sama teman. Abang udah kan?]

Tring!

Tak lama Clemira menerima balasan pesan dari Alvan.

[Abang udah dek. Barusan selesai. Ya sudah kamu makan siang saja terlebih dahulu. Nanti abang jemput ya. Kabari kalau sudah pulang.]

[Tapi memangnya gak apa-apa kalau abang izin untuk menjemput aku?]

[Gak apa-apa kok dek. Abang udah izin kok dek. Mereka kasih waktu tiga puluh menit. Tapi sebagai gantinya, abang harus pulang lebih lama sesuai dengan waktu yang abang pakai.]

Clemira menggigit bibir bawahnya. Ia benar-benar merasa tidak enak pada abangnya itu.

'Kasihan bang Alvan. Selama ini dia terus-terusan berkorban untuk aku. Maafin Cle ya bang.' ucap Clemira di dalam hatinya.

[Kalau gitu abang gak perlu jemput Cle. Nanti Cle bisa kok pulang sendiri. Abang fokus kerja aja supaya abang bisa pulang cepat terus kita bisa jalan-jalan deh.]

........

Di lain tempat, sejujurnya Alvan merasa khawatir jika adiknya pulang sendirian.

"Abang takut jika sampai terjadi sesuatu yang buruk sama kamu dek kalau abang sampai membiarkan kamu pulang sendiri. Apa aku harus meminta bantuan Adnan lagi ya?" gumam Alvan.

Alvan lalu mencari kontak Adnan dan menghubunginya.

......

Adnan kini sedang makan siang dengan temannya di sebuah cafe.

Ketika ponselnya berdering, ia izin pada temannya untuk menerima telepon.

"Bro, sebentar ya gue terima telepon." ucap Adnan.

Temannya pun mengangguk. Adnan lalu beranjak dari sana.

"Halo kenapa van?" tanya Adnan.

"Nan, sorry banget kalau gue ganggu lo. Gue boleh minta tolong lagi sama lo?" tanya Alvan.

"Clemira lagi van?" tanya Adnan.

"Iya nan. Lo keberatan gak nan? Soalnya Clemira gak mau gue pulang telat karena dia ingin jalan-jalan sama gue. Peraturan di kantor gue kalau gue izin gue harus ganti jam izin itu. Dan Clemira gak mau kayak gitu. Dia justru ingin pulang sendiri setelah gue bahas hal itu," ucap Alvan.

"Ya udah boleh van. Ntar gue jemput Cle ya. Setiap hari juga gak apa-apa kok. Lo kan tahu sendiri kalau gue sayang banget sama dia. Mana mungkin gue tega sih sama dia," ucap Adnan.

"Makasih ya nan lo udah baik banget sama gue dan adik gue," ucap Alvan.

"Iya sama-sama bro. Ya udah gue tutup ya. Gue lagi makan siang sekaligus meeting sama teman gue soalnya," ucap Adnan.

"Oke nan. Makasih banyak sekali lagi nan," ucap Alvan.

"Iya bro santai." ucap Adnan.

Tut.

Sambungan telepon pun terputus.

Adnan menghela nafasnya.

"Perjuangan hmm," gumam Adnan.

Adnan lalu kembali ke mejanya dengan temannya dan melanjutkan makan siangnya.

.......

Tak mendapat balasan apa pun dari Alvan lagi, Clemira sedikit memanyunkan bibirnya.

"Cle udah? Aku udah laper banget nih soalnya," ucap Liora seraya memegangi perutnya.

Clemira pun tersenyum malu.

"Ah iya sorry ya Li. Ya udah ayo," ucap Clemira.

Liora pun mengangguk. Mereka lalu bangkit dari posisi duduk mereka dan ke luar dari kelas.

Namun saat mereka baru saja ke luar dari kelas, sesuatu tak terduga terjadi.

........


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Nurliza_Karen_Nita Nurliza_Karen_Nita

Keaktifan pembaca adalah semangat Author. Yuk dukung Author selalu❤️

next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C12
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login