"Memangnya kalian pikir, anak nakal itu selamanya naka? Dan sebaliknya? Bahkan, anak nakal pun punya alasan kenapa mereka melakukan hal itu. Seharusnya kalian itu tahu, jika yang harus dimengerti itu anak-anak. Bukan sebaliknya. Kalian memaksa anak-anak untuk mengerti orang dewasa, tapi kalian tidak pernah berusaha mengerti mereka. Saya heran, dengan pemikiran kalian. Dan juga, buat Warto," kata Ricky lagi yang sudah tidak lagi menyebut 'Pak'.
"Bukankah Guru itu adalah orang tua kedua saat berada di Sekolah, ya? Tapi mengapa kau melakukan hal sekasar ini kepada anak-anakmu? Bukan hanya aku!" kali ini Ricky berucap dengan nada tinggi, dan tidak lagi menyebut 'anda' melainkan 'kau'.
"Apakah anakmu di rumah saat melakukan kesalahan langsung kau pukul seperti kau memukul kepalaku tadi!"
"Ricky, sabar...." ucap Bu Ilyas.
"Saya tidak bisa sabar, Bu!"