"Bagaimana ini? kita harus meminta bantuan pada unit ksatria kerajaan," ujar seorang warga yang telah sampai ke dekat pusat kota.
"Iya, mereka yang telah menyelamatkan kita dan juga orang-orang lain yang masih terjebak di sana sangat membutuhkan bantuan. Ayo kita cepat ke---"
Belum sempat orang itu menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba mereka tumbang dan tak sadarkan diri. Mereka lalu diangkat dan dibawa pergi ke tempat lain yang entah letaknya di mana.
"Astaga...baru saja ku tinggal beberapa jam. Dan mereka sudah tidak becus seperti ini." Seorang pria gondrong mengusap wajahnya kesal. Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Orland.
Sia-sia sudah perjuangan yang Liana, Lysander, dan Alwhin lakukan. Orang-orang yang mereka selamatkan malah tertangkap oleh Orland. Sudah pasti kabar ini tidak akan sampai ke telinga prajurit kerajaan untuk malam ini.
Yang dapat berjuang kini hanyalah Liana, Lysander, dan Alwhin. Sementara yang lainnya tak terdengar kabar dan tak terlihat batang hidungnya sedikitpun.
Orland tentunya tidak sendiri. Ia datang ke situ dengan anggota berjubah hitam lainnya. Deru langkah mereka memenuhi tempat tersebut.
Setelah sampai di depan tangga menuju gerbang Armest Strong, salah satu dari pengikut yang ada di balakang Orland membaca mantra magisnya
"Praeda Captionemiosa!" seru orang itu sambil menggerakkan kedua tangannya menyerupai gestur membuat bangunan benteng.
Bersamaan dengan itu, sebuah penghalang magis terbentuk, berwarna biru gelap. Hal tersebut mereka lakukan dengan tujuan agar tidak ada yang curiga kalau ada tindak penculikan dan kejahatan terjadi. Lapisan magis itu mempunyai kekuatan dapat membuat kamuflase dan perlindungan yang cukup bagus. Orang dari kejauhan akan melihat bahwa tempat festival itu baik-baik saja. Karena delusi yang diciptakan barrier ini cukup kuat.
"Ayo masuk, kita harus cepat menyelesaikan semuanya. Termasuk membasmi tikus-tikus pengganggu yang sudah mengganggu acara makan Tuan kita," titah Orland, semua orang berjubah hitam disitu yang notabene pangkatnya dibawah dia, langsung patuh dan masuk ke dalam area festival tersebut.
"Mulai dari sekarang hingga ke depannya, tidak akan ada kata tenang bagi seluruh orang. Tuan sudah bergerak, tidak ada yang bisa melawannya." Orland bermonolog pelan lalu naik ke tangga menuju Taman Armest strong.
*****
Tadinya Orland hendak memaki-maki bawahannya yang bertugas disitu. Namun ia membatalkan niatan tersebut, kala ia melihat seorang remaja lelaki dan seorang nenek tua yang tak sadarkan diri diikat di tengah-tengah kerumunan.
"Sesimpel ini?" tanya Orland. Semuanya mengangguk, menandakan paham akan maksud Orland.
Remaja itu berjenis kelamin laki-laki, dengan surai agak pirang tubuhnya kurus dan tinggi, dengan membawa sebuah tongkat pemandu jalan. Menandakan ia adalah penyandang tuna netra. Remaja itu bersama Nenek berusia sekitar 80 tahunan, dengan memakai kacamata berframe ungu.
"Apa yang membuat kalian menangkap orang ini?" Alis Orland naik sebelah, lalu dia melirik remaja dan nenek itu.
"Mereka memiliki obat ramuan yang dapat membangunkan orang yang tak sadarkan diri," sahut seorang bawahan berjubah hitam itu.
"Mana ramuan itu?" tanya Orland sambil menatap bawahannya itu satu persatu.
"Ini Sir Orland," balasnya seraya memberikan ramuan itu kepada Orland.
Orland menatap penuh selidik terhadap ramuan itu. Mengambilnya dengan hati-hati, kalau-kalau itu hanya jebakan.
"Apa mereka masih sadar dan mempu berdiri ketika kalian menemukan mereka?" tanya Orland sekali lagi.
"Iya, benar Sir Orland. Mereka nampaknya tidak terpengaruh dengan kekuatan magis milik Elsa," jawab orang itu.
Gadis yang disebut Elsa itu maju menghadap Orland kalau-kalau ia akan ditanyai.
"Elsa, aku tahu kekuatan magis mu ini adalah obat tidur paling manjur daripada ramuan-ramuan yang pernah ku temui selama ini. Lalu apa alasan kenapa dua orang ini bisa sadarkan diri?" Orland menatap Elsa dengan intens.
Elsa sedikit ragu, namun ia menjawab dengan mantap. "Kekuatan saya memiliki celah, dan celah ini disebabkan oleh fungsi otak dan energi magis yang dimiliki oleh mereka sangat stabil. Baik aliran dalam saluran pernafasan maupun aliran darah."
Orland mengangguk memahami penjelasan Elsa. Orland menyuruh para bawahannya itu untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Orland lalu menyuruh salah satu bawahannya membawa remaja dan nenek itu. Masih ada pertanyaan yang mengganjal dalam benak Orland. Ia rasa hal ini memiliki celah dan kontradiksi, ia tidak percaya kalau dua orang yang tak sadarkan diri ini bisa tahan terhadap pengaruh jurus milik Elsa. Elsa saja tadi terlihat gugup, Elsa tidak pernah seperti ini. Karena kekuatan magis Elsa selama ini tidak pernah dipatahkan begini.
Apa kalian tahu siapa mereka berdua? ya! mereka adalah Alphonso dan Nenek Louvinna. Mereka berdua sekarang tertangkap oleh bawahannya Orland. Masih menjadi misteri kenapa mereka berdua masih sadarkan diri saat ditemukan oleh para bawahan Orland. Namun melihat dari ada bekas luka di tubuh Nenek Louvinna dan alphonso menandakan mereka berdua sempat melakukan perlawanan, namun kalah karena tidak cukup kuat.
"Mereka berdua sebaiknya diteliti lebih lanjut. Kalaupun belum ada jawaban yang mumpuni, mereka berdua akan ku interogasi paksa." Orland bermonolog, lalu terhenti ketika sebuah pesan holo yang masuk dalam holo faksnya.
"Oh! pesan dari Tuan." Orland langsung memperhatikan pesan tersebut.
Setelah memberi jawaban atas pesannya, Orland langsung bergegas menyuruh semua bawahannya agar lebih cekatan dalam melaksanakan tugas. Orland juga malas berurusan dengan ksatria kerajaan, bukan karena ia takut kalah. Melainkan ia tidak ingin repot untuk hal-hal yang tidak perlu. Orland punya beberapa misi lain dari Tuannya yang harus ia laksanakan.
*****
"Bagus, dan sekarang aku harus bersembunyi di dalam sini. Sedikit lebih baik daripada aku harus--"
Lyosha menyernyit, ada suara dari kotak di sebelahnya.
"Argh... kotaknya dikunci pula." Lyosha mengumpulkan energi magis di telapak tangannya lalu mencoba melelehkan kunci kotak tempat ia bersembunyi.
Kunci kotak itu nampaknya dibalut dengan energi magis. Membuat Lyosha tidak bisa membuka kunci tersebut.
Rupanya Lyosha juga bersembunyi di dalam kotak seperti Liana dan yang lainnya lakukan.
"Bodohnya diriku," ujar Lyosha karena menyadari sesuatu. Ia melelehkan sisi samping kotak tempat ia bersembunyi, "Kan hanya gemboknya saja yang dibaluri sihir. Yah sebenarnya kalau aku menambah sedikit energi sihirnya gembok itu pasti hancur. Tapi aku malas buang-buang tenaga lebih."
"Hei....kau kucing pemalas itu," ujar Lyosha sambil mengangkat Isaura yang ada di dalam situ juga.
Lyosha dan Isaura kini berada dalam markas orang-orang berjubah hitam tersebut. Lyosha sengaja masuk ke dalam kotak dan dibawa ke markas itu bukan karena ia takut tertangkap orang-orang berjubah hitam tersebut. Melainkan ia ingin mengungkap siapa sebenarnya mereka. Dan tentunya juga karena ingin mengamuk di situ.
Lyosha sebenarnya heran kenapa Isaura bisa ada di sini. Namun ia tak acuh dan memasukan Isaura dalam tas nya. Kepala Isaura menyembul dari salah satu celah tasnya.
"Jangan menggangguku kucing pemalas. Aku sebenarnya ingin meninggalkan mu di sini. Tapi nanti Liana ku tersayang akan sedih karena kehilangan kucing pemalas seperti dirimu ini," ujar Lyosha pada Isaura lalu beranjak pergi dari situ.
Nampaknya mereka kini berada pada bagian bawah markas orang-orang itu. Goa dingin yang diterangi api berwarna hijau. Meski tidak berdindingkan beton, namun goa itu terbuat dari kristal hijau tua yang berkilauan dan memantulkan cahaya penerangan api itu.
"Nampaknya tempat ini bukan milik orang sembarangan." Kepala Lyosha menengadah dan pandangannya menyapu ke seluruh ruangan.
"Ini akan jadi hal yang menarik." Seringai Lyosha muncul, ia lalu segera mempercepat langkahnya.