Baixar aplicativo
50% Two Side (The Blue Bird Murder) / Chapter 11: Fakta Tentang Nanda (2)

Capítulo 11: Fakta Tentang Nanda (2)

Mata Adam perlahan terbuka. Ia terbangun disebuah ruangan sempit yang sangat gelap, hampir tak ada cahaya yang masuk disana. Hanya ada dua buah cahaya yang menyinari ruangan tersebut, dan cahaya itu hanya tertuju kepada sebuah kursi yang berada tepat dihadapan Adam dan kursi yang sedang Adam duduki saat itu. Kedua kursi tersebut disoroti oleh bola lampu kecil yang cahayanya tidaklah terlalu terang.

Sesaat Adam membuka matanya, hal yang pertama ia sadari adalah bahwa ia sedang dalam keadaan terikat disebuah kursi kayu reot. Meski begitu Adam tetap tidak kuasa untuk menggerakkan tubuhnya secara leluasa, dikarnakan ikatan tali tersebut yang sangat erat.

Karna Adam baru saja tersadar, pandanganya masih belum pulih sepenuhnya. Adam masih belum bisa untuk melihat dengan jelas apa yang ada disana, yang ia tau ia sedang di dalam sebuah ruangan yang gelap dan dengan dalam posisi terikat.

Tiba-tiba di tengah keheningan malam itu diruangan yang sangat gelap itu munculah suara tawa yang melengking. Seketika suara itu membuat Adam memasang wajah waspada. Ia menekuk wajahnya, seraya terus memperhatikan ruangan sekitarnya, Adam benar-benar meningkatkan kewaspadaannya seketika itu juga.

Namun tanpa diduga-duga, sebuah bat yang terbuat dari alumunium tepat meghantam wajahnya yang tampan itu.

"Awwhh...!" Teriak Adam kesakitan. Adam seketika langsung tersungkur kelantai ruangan tersebut bersamaan dengan kursi yang telah terikat pada dirinya itu. Hidung, mulut serta kepalanya mengalami pendarahan yang cukup banyak. Nampaknya pukulan dari bat tersebut cukup telak mengenai wajanya, sehingga bisa membuat luka separah itu pada wajahnya.

Seketika Adam sulit bernapas karna serangan telak tersebut. Ia hanya bisa meringis kesakitan dilantai, tanpa bisa berbuat apapun selain itu, berkat pukulan telak diwajahnya tersebut. Bahkan Adam sulit untuk menggerakkan tubuhnya atau bahkan untuk melihat dengan jelas sekali pun.

Lalu seseorang tiba-tiba membangunkan Adam yang terjatuh bersamaan dengan kursi tersebut. Ia membantu Adam untuk kembali keposisi semula sebelum ia memukul Adam.

"Baiklah, mari kubantu berdiri." Sahut orang itu seraya mendirikan kursi yang mengikat Adam tersebut.

Setelah mendirikan kursi tersebut beserta Adam, orang tersebut lalu duduk dikursi yang tepat ada dihadapannya Adam, sebuah tempat yang dijangkau oleh cahaya lainya selain tempat Adam diikat tersebut.

Orang itu pun kemudian tersenyum simpul menatap Adam. "Hai Adam. Namaku Nanda, mungkin kau sudah kenal diriku," ucap orang itu mengejek, yang ternyata dia adalah Nanda. "Atau mungkin belum ?" Lanjut Nanda menambah ejekannya seraya memandang hina Adam.

Dengan sekuat tenaga, Adam berusaha membuka mulutnya, ia berusaha untuk mengucapkan sesuatu dari mulutnya yang sudah berdarah-darah itu. "Ka...kha..u." Ucap Adam yang kesulitan berbicara. Lalu dengan wajah bengis Nanda tersenyum kegirangan melihat Adam yang begitu kesulitan untuk berbicara itu, lalu Nanda mengangkat tangan sebelah kirinya dan menaruhnya di telinganya seraya berkata. "Apa...? kau ingin berbicara apasih! bicara yang benar dong." Balas Nanda mengejeknya kembali.

Dengan sekuat tenaga Adampun berkata. "Brrrengsssek!" ucap Adam dengan nada tinggi emosi. Melihat ekspresi Adam yang terbawa emosi seperti itu pun akhirnya membuat Nanda semakin tertawa terbahak-bahak. Itu merupakan suatu hal yang sangatlah lucu baginya.

Adam tak menarik pandangannya dari Nanda, ia terus menatap tajam Nanda dengan tatapan memuakkan. "Apa semua yang kau katakan itu bohong ?!" Tanya Adam dengan sekuat tenaga untuk berusaha berbicara dengan jelas.

Dengan tatapan tanpa dosa, Nandapun menganggukan kepalanya. "Ya, tentu saja. Itu semua hanyalah bagian dari rencana tuanku." Seru Nanda dengan bangga.

Dengan masih kesulitan bernafas Adampun memandanginya dengan penuh tanda tanya. "Tuanmu, tunggu dulu. Bukankah kau adalah Blue Bird yang sebenarnya?!".

Nanda menaikan alis matanya. "Aku ?, yang benar saja. Aku tidaklah mungkin memiliki ide-ide sekeren tuanku. Aku hanyalah algojonya. Namun jika yang kau maksud itu adalah pembunuhnya, ya tentu saja itu aku."

"Itu artinya, semua pembunuhan yang mengatas namakan Blue Bird adalah ide tuanmu ?!"

"Ya itu semua adalah idenya. Dia keren bukan ?, dia bisa merencanakan semua ini dengan sangat detail. Termasuk dirimu yang akan datang memata-mataiku," sahut Nanda membeberkan sedikit kebenaranya kepada Adam.

Adampun hanya terdiam memandangi Nanda dengan tatapan penuh kebencian. Sesaat Adam merasa sangat bodoh karna telah menganggap wanita yang ada di hadapannya itu adalah sebagai korban. Adam pun memiliki perasaan menyesal karna telah meremehkan Nanda. Karna ia pikir, Nanda yang sepolos itu tak mungkin bisa berakting layaknya seorang wanita nakal, namun itulah yang salah dari Adam. Adam tak pernah mengira bahwa yang sebenarnya terjadi adalah Nanda si wanita gila psycho itu berakting menjadi wanita polos, ya dia tak pernah memikirkan itu. Dan itulah kesalahannya.

"Kau tau, sebetulnya dia menyuruhku sebisa mungkin untuk tidak membunuhmu, karna dia bilang padaku bahwa kau adalah salah satu aset berharga untuknya," sahut Nanda menjelaskan. Namun tiba-tiba saja Adam merasa ada yang janggal pada kata-kata Nanda tadi. Adampun namun hanya terdiam membiarkan Nanda mengoceh kembali. "Tapi sayang aku tidak bisa menahan hasrat ini. Jujur saja aku sangat-sangat ingin membunuhmu saat ini wahai lelaki tampan nan berani." Ucap Nanda sarkastik.

Setelah Nanda menyelesaikan kalimatnya itu, Adampun mulai berusaha kembali untuk membuat mulutnya. "Apa maksudmu dengan aset berharga ?!" Tanya Adam mencoba mencari tau apa maksud dari kata-kata Nanda barusan.

Nanda memajukan sedikit bibirnya yang indah itu, ia nampak cemberut. "Hmn..., tentu saja karna kau adalah salah satu petugas kepolisian yang terbaik," Adampun semakin bingung dengan hal tersebut, ia hanya terdiam memandangi Nanda dengan luka yang memenuhi wajahnya tersebut. Nandapun tersenyum menyeringai menyeramkan. "Apakah kau akan percaya Adam, jikaku katan bahwa tuanku adalah salah satu dari anggota kepolisian ?" Ucap Nanda memanas-manasi Adam.

Adampun seketika tersulut emosi dibuat Nanda, umpan yang Nanda berikan akhirnya dimakan mentah-mentah oleh Adam. Wajah Adam seketika memerah, iapun bergerak kekanan dan kekiri, berusaha mencoba untuk melepaskan ikatannya. "Diam kau!!!" Bentak Adam dengan penuh amarah.

Nanda lalu mengerutkan wajahnya terkejut, lalu ia beranjak dari kursi yang ia duduki tersebut ia pun tersenyum tipis seraya mendekati Adam dan perlahan mengelus-elus wajahnya. "Ssshh.. sshh... tenang, tenang, janganlah kau marah-marah seperti itu Adam," sahut Nanda seraya terus mengelus-elus manja wajah serta rambutnya Adam. "Kau dalam keadaan yang buruk sekarang, lihat luka-lukamu ini," lanjut Nanda seraya mengusap darah yang keluar dari bibir Adam. Dan tiba-tiba secara mengejutkan, dengan sangat cepat bibir Nanda langsung menghampiri bibir Adam, Nanda dengan nafsunya mencium Adam erat. Adam yang sebetulnya tidak menerima hal tersebut, tidak bisa berbuat apa-apa saat itu. Dia harus rela dirinya dilecehkan oleh wanita psikopat seperti Nanda.

Setelah Nanda menciumnya, lalu Nanda tersenyum menyeringai seraya tertawa layaknya orang gila. Bibir Nandapun memerah dikarnakan terkena darah dari bibir Adam. Lalu Nanda pun kemudian menjulurkan lidahnya, dan menjilati darah Adam yang menempel di bibirnya. "Ha.. ha... ha." Ucap Nanda setengah tertawa. Merasa belum cukup dengan hal itu, Nanda lalu mulai menjilati tanganya yang penuh dengan darah dari Adam. Dia benar-benar menjilati tanganya itu dengan khusyuk, layaknya seekor kucing yang menjilati tanganya.

Sesaat Adampun merasakan merinding yang bukan main. Ia merasakan terror di dalam dirinya. Adam tau, bahwa mulai dari sekarang sesuatu akan menjadi lebih buruk lagi.

"Dasar gila!" Teriak Adam memaki Nanda. Tanpa diduga-duga, ternyata hal tersebut membuat Nanda benar-benar marah, seketika Nanda langsung menghajar Adam dengan menggunakan kedua tangnya. Nanda meninju wajah Adam dengan sangat keras, sehingga membuat darah keluar dari mulutnya.

"Diam kau calon mayat!" Seru Nanda mempringati Adam. Kondisi Adampun semakin parah, saat itu darah sudah mulai memenuhi wajahnya. Jangankan untuk berbicara, untuk sekedar bernafas saja ia sudah sangat kesulitan. Pandangan Adam pun perlahan kembali menghilang, Adam kembali pingsan.

Tak lama kemudian Adam pun kembali dibuat sadar oleh Nanda, kali ini Nada menyiramkan satu buah ember air tepat ke kepalanya, agar Adam segera terbangun. Dan itu berhasil, Adam pun terbangun, seketika Adam pun langsung kedinginan dan menggigil setelah disiram satu buah ember air oleh Nanda. "Apa maumu, cepat bunuh aku!" Teriak Adam yang sudah putus asa.

Nanda tersenyum simpul. "Belum, belum saatnya kau mati. Kau belumku izinkan untuk mati," ucap Nanda seraya menahan tawa. "Kau akan mati setelah aku menyampaikan informasinya terlebih dahulu, karna aku ingin kau mati dalam keadaan mengetahui hal ini Adam."

Adam pun hanya diam terpaku menatap tajam benci Nanda. Nandapun menghelakan nafasnya. "Kau tau Adam, tuanku sangatlah menginginkan Vivian menjadi budaknya. Ia ingin sekali Vivian melakukan apapun yang ia perintah, mulai dari membuatnya melayaninya diranjang hingga membunuh untuknya. Tuanku sangat menginginkan Vivian."

Seketika hal tersebut membuat Adam emosi, yang awalnya ia sudah kehilangan harapanya untuk hidup.Tiba-tiba saja semangatnya untuk hidup muncul kembali seketika mendengarkan ocehan dari Nanda tersebut. "Jauhi tangan hina kalian darinya!" Teriak Adam mengancam.

Nanda pun cemberut, dan memandangi Adam dengan penuh kepedulian. "Oh... Adam. Sayangnya tuanku sudah menetapkan keinginannya, dan dia pasti akan mendapatkannya. Itu tak bisa terhindarkan," sahut Nanda. "Lagipula ketika Vivian mengintrogasiku, kurasa ia sangat cocok untuk dijadikan budak untuk tuanku, ia benar-benar cantik dan ceria, ia luar biasa." Ucap Nanda seraya tertawa menyeramkan.

Adam mengabaikan omong kosong Nanda tersebut, bola mata Adam terus berputar ke sana dan ke mari mencari celah agar ia bisa meloloskan diri. Adam juga mencari sesuatu hal yang memungkinkan dirinya untuk selamat dari tempat itu. Namun sayangnya Nanda mengetahui gerak-gerik Adam yang begitu ketara itu. Nandapun tersenyum tipis, lalu Nanda mengangkat kakinya dan kemudian menyilangkan kakinya. "Apa yang sedang ingin kau lakukan Adam, kau pikir Aku akan biarkan kau lolos begitu saja ?" Adam pun lagi-lagi tak menghiraukan ocehan omong kosong Nanda tersebut, dan mencoba mengoyang-goyangkan ikatan tersebut, agar kendur dan ia bisa meloloskan diri.

Nanda yang muak karna omongannya tidak mendapatkan tanggapan pun seketika marah, dan mengeluarkan sebuah pistol dari saku celana yang ia kenakan. Lalu tanpa basa-basi ia pun menembakan pistol tersebut kelantai tempat Adam berdiri. "Sudahku bilang, kau tak akan bisa lolos dari sini," ucap Nanda yang kemudian ia kembali tersenyum menyeringai. "Kecuali aku yang mengizinkannya."

Adam pun seketika terdiam, dan memandangi Nanda tajam. Nanda membalas tatapan tajam Adam, dengan tatapan tajam miliknya. Ia beranjak dari tempat duduknya, ia lalu perlahan mendekati Adam. Kini wajahnya berada persis dihadapan Adam, Adam bahkan bisa merasakan nafas kegilaanya keluar dari tubuh Nanda dan memasuki pori-pori tubuhnya.

"Seperti apa yang tuanku katakan, membunuh memanglah sangat menyenangkan. Namun mamainkan sebuah permainan lebih menyenangkan lagi."

"Apa maksudmu Nanda ?!"

Nanda tiba-tiba saja duduk dipangkuan Adam, seraya memandangi wajah Adam dari jarak yang begitu dekat, ia lalu tertawa layaknya orang gila. "Aku, aku akan memainkan sebuah game denganmu. Dan kau akan memainkanya," ucap Nanda yang kemudian beranjak dari pangkuan Adam, dan kembali duduk dikursi yang tadi ia duduki.

Nanda kemudian mengeluarkan sebuah plastik makan berukuran kecil yang telah ia isikan dengan serbuk risin. Lalu tangan kanannya menodong Adam dengan sebuah pistol sementara tangan kirinya menyodorkan satu buah serbuk risin tersebut. "Kau bisa memilih cara matimu sendiri. Kau bisa mati dengan cepat tanpa menderita dengan pistol ini atau kau bisa mati secara perlahan dan cukup menyiksa dengan serbuk risini ini," Adampun hanya terdiam, baginya itu sama saja, hanya akan ada kematian. Tak ada pilihan yang bagus untuknya.

Nanda mulai menarik sudut bibirnya kembali, pertanda bagian serunya baru akan dimulai. "Tapi bagian menariknya adalah. Seperti yang aku katakan sebelumnya, bahwa aku akan memberitahukan sebuah informasi sebelum kau mati Adam. Informasi tersebut adalah bahwa tuanku bekerja dikepolisian, dan dia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Vivian, bahkan mungkin lebih dekat darimu Adam. Kau mungkin sudah tau orangnya bukan ?" Ucap Nanda mencoba mempermainkan pikiran Adam.

Alis mata Adam tertarik naik, detak jantungnya semakin berdegup cepat ketika Nanda memberitahu sedikit perihal siapa tuannya tersebut. Dan entah kenapa pikiran Adam pun langsung tertuju kepada seseorang yang juga sangat dekat dengan Vivian, seperti apa yang Nanda katakan. "Jony!" Gumam Adam emosi.

Nanda seketika benar-benar terlihat begitu terhibur dan gembira, iapun tertawa kegirangan, lalu Nanda pun kemudian bertepuk tangan. "Hebat, kau benar-benar hebat,"

"Biarku jelaskan permainannya sekali lagi. Kau bisa memilih mati secara cepat tanpa menderita sekarang dengan pistol ini, atau kau konsumsi serbuk ini dan kau hidup untuk beberapa jam lagi, atau bahkan mungkin hari, dan kau bisa mengatakan semua informasi yang telahku berikan ini kepada Vivian, dan Voila... Vivian akan berhasil menangkap aku beserta tuanku. Dan tentu saja yang paling penting Vivian aman, dan tidak jadi budak! Hidupmu tidak akan menjadi sia-sia Adam."

"Bagaimana aku bisa mempercayaimu setelah semua kebohonganmu itu Nanda!" Teriak Adam marah.

Tertawa Nanda semakin menjadi-jadi. "Oh, tentu saja kau tidak akan pernah percaya. Tapi biarku katakan, kau tidak punya pilihan Adam. Jadi tentukan pilihanmu sekarang!" Lalu dengan penuh pertimbangan, akhirnya Adam memilih untuk mengkonsumsi serbuk risin itu. Dan sesuai apa yang Nanda katakan, setelah Adam mengkonsumsi serbuk risin itu, Adam langsung dilepaskan begitu saja oleh Nanda, Nanda seketika itu juga langsung pergi meninggalkan Adam sendirian diruangan kosong tersebut, yang ternyata itu adalah gudang miliknya.

Bahkan gilanya lagi, ternyata Nanda sudah menyiapkan sepeda motor milik Adam tepat didepan gudang tersebut. Meskipun tubuhnya mengalami luka-luka yang cukup fatal, jalannya saja sempoyongan, namun Adam tanpa basa-basi sesegera mungkin menuju rumah Vivian menggunakan sepeda motornya itu. Adampun kemudian melesat menjauhi rumah Nanda dengan sangat cepat.

Namun dikarnakan pandangan Adam yang masih agak sedikit rabun, karna cedera yang ia alami, dan tubuhnya yang masih sangat lemah karna luka-luka yang cukup fatal, serta pikiranya yang kemana-mana. Itu membuat dirinya tak bisa fokus saat berkendara. Dan pada akhirnya Adampun mengalami kecelakaan yang cukup parah sehingga membuat nyawanya melayang.

Disaat pagi harinya, semua orangpun berduka atas kematian Adam. Terutama Vivian, yang mereka tau bahwa Adam meninggal karna kecelakaan. Namun yang tidak mereka tau adalah bahwa Adam sebenarnya sudah pasti akan meninggal karna bubu risin tersebut, namun dikarnakan Adam kecelakaan maka Adam dinyatakan meninggal karna kecelakaan.

Ya, itu semualah yang telah direncanakan oleh Nanda, agar pembunuhannya tidak tercium sama sekali. Nanda benar-benar berhasil meyakinkan Adam untuk memilih pilihan yang salah, memilih pilihan yang Nanda mau.


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Milsscar82 Milsscar82

~ Apakah Blue Bird itu sebuah organisasi, atau hanya perorangan ? ~

Like it ? Add to library!

next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C11
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login