Sesaat, dia hanya bisa menatap. Dia merasa pikirannya tidak bisa memproses apa yang dikatakan.
Penyesalan? Menyesali apa?
Namun kemudian, dia menyadari apa maksudnya. Rasanya seperti dia telah ditampar. Dia menundukkan kepalanya saat darah mengalir ke kepala, dan air mata mulai terbentuk di sudut matanya. Dia merasa tidak berhak untuk menatap Morpheus lagi. Dia ingin bersembunyi, berteriak, lari. Dia tidak mengerti apa yang dia rasakan, tapi dia tidak bisa menyangkalnya.
"Aku…Morph—aku…"
Dia gemetar sehingga dia tidak bisa membentuk kalimat yang koheren.
Morpheus mengerti. Dia merasa seluruh tubuhnya tertekan oleh gunung persis karena dia mengerti.
'Ah…dia tidak menginginkannya…'