Meski baik Ember, Clio, maupun Reya tidak menyukai kehadiran Isa, tidak satupun dari mereka yang secara terbuka menunjukkan ketidakpuasan mereka. Bahkan, Ember sama sekali tidak mengakui kedatangannya. Para elf memberi hormat kepadanya dengan sopan.
"Salam, Nona Muda Isa."
Reya tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Nona Muda Isa, apa yang membawa Anda ke istana? Bukankah seharusnya Anda berada di Netherfields bersama klan Anda?"
"Ada hal yang lebih penting untuk dilakukan daripada berada di lapangan orang-orang yang sudah tiada. Seseorang harus melakukan sesuatu untuk melindungi masa kini dan masa depan," jawab rubah merah betina itu dengan cara yang misterius.
Pandangannya mengamati Ember yang sedang melihat bunga dengan tenang. Gadis manusia itu bahkan tidak melirik sekalipun ke pendatang baru, apalagi mempedulikan percakapan mereka.
"Ember," panggil Isa, membuat Ember menghadapnya dengan tatapan tenang.