Capítulo 74: Panik

Terkena sandungan di kuku ibu jari telah membuat Bening merasakan jauh lebih biasa, tetapi semua tidak sebanding dengan apa yang dilihat.

Hati cukup terluka dengan sebuah cemburu di depan mata, Buana yang memberikan situasi yang membakar Bening tentu sama sekali tak acuh.

"Aduh perih banget ini, kalau aku keluar dari sini yang ada melihat mereka berduaan. Tapi, aku sangat butuh obat merah sekarang."

Mau tidak mau menahan sebuah bakaran cemburu membuat Bening pun terpaksa keluar dari dapur.

Dengan berusaha menahannya itu langsung mendapat perhatian ekstra dari Tirta.

Laki laki itu telah melihat darah di kaki Nining dan bahkan juga membuat memberikan yang terbaik.

"Buana, aku minta tolong ambilkan kotak obat."

"Kenapa?"

"Udah buruan, itu kaki Nining berdarah."

Mendapatkan akan apa yang diperoleh kotak obat langsung diobati dan bahkan membuat Nining kesakitan.