Baixar aplicativo
78.09% The Tales of Lixe / Chapter 81: The Fox Empress, Tamamo no Mae Part 2-5

Capítulo 81: The Fox Empress, Tamamo no Mae Part 2-5

Tamamo yang melihat itu pun merasa terhina dan marah, dia marah melihat dirinya sendiri menolak keberadaannya dan memilih melawannya.

Dalam kemarahannya itu tiba-tiba cuaca pun berganti, suhu disana menjadi dingin dan semakin dingin.

Dengan kekuatan Tamamo no Mae, hal seperti ini sangat wajar bisa dilakukan olehnya karena kekuatannya yang sangat besar. Bahkan salju pun mulai turun disana yang menandakan bahwa dia sedang serius sekarang.

"Keluarlah kalian para pasukanku!"

Dari sihir itu pun muncul prajurit yang mengelilingin Tamamo, sekumpulan prajurit yang terbuat dari kristal es.

Tetapi meskipun seperti itu, sama sekali tidak ada rasa takut apapun di dalam hati Edward untuk menghadapinya. Disamping karena Edward tidak pernah takut kepada lawannya, dia juga merasakan kekuatannya sendiri yang bergejolak di dalam tubuhnya.

Kekuatan Cahaya yang luar biasa besar yang seolah-olah menyuruh Edward untuk mengalahkan Tamamo.

Pada saat itu Edward dan Lily dengan cepat maju mendekati Tamamo no Mae yang berada di belakang para prajurit yang ia buat itu.

Dengan pedangnya, Lily menebas para prajurit Tamamo itu dengan sangat mudah, begitupun Edward. Mereka berdua bersama-sama menyerang prajurit dan membuka jalan secara berdampingan.

Tamamo pun mulai kesal dan dia pun mengeluarkan sihir. Dia membuat sebuah meteor es raksasa yang siap menimpa mereka semua.

Meteor itu benar-benar besar, bahkan tanpa dihitung pun Edward tahu kalau diameter meteor itu lebih dari lima puluh meter.

"Rasakan ini!"

Tetapi tetap, itu tidak bisa menghentikan Lily dan Edward.

"Lily!"

"Ya~"

Edward melemparkan Lily ke arah meteor itu dan dia menebasnya menjadi dua. Edward dengan cekatan pun mengakhiri meteor itu dengan menebasnya menjadi bongkahan-bongkahan dan Lily pun memukul bongkahan-bongkahan meteor itu dengan bilah pedangnya layaknya tengah memukul bola tenis, dia mengarahkannya ke Tamamo.

"Apa?"

Bongkahan es raksasa itu pun mengenai Tamamo dan prajurit es yang ia buat. Prajurit yang Tamamo buat pun hancur akibat dari itu yang hanya menyisakan Tamamo saja.

Tetapi saat mereka masih di udara, Tamamo menggunakan ekornya untuk menyerang mereka tetapi Edward segera memeluk Lily dan mengeluarkan sihir rantai cahayanya.

Sihir itu berhasil menahan serangan dari Tamamo dan pada saat itu Lily pun segera melompat dan berlari di atas ekor Tamamo menuju ke ke arahnya.

Lily pun menyiapkan tinjunya untuk dia layangkan ke Tamamo, tetapi Tamamo membuka mulutnya dan berusaha menyerang Lily dengan menyemburkan sihirnya dari mulut.

Tentu Edward tidak akan membiarkan itu, dia dengan rantai cahayanya itu dengan paksa menutup mulut Tamamo no Mae dan memaksanya menelan kembali sihir itu dan akhirnya...

"Luna Vastator!"

Tinjuan Lily berhasil dia layangkan kepada Tamamo, sebuah tinjuan kuat yang bisa menghancurkan apapun.

akibat dari tinjuan itu, kepala Tamamo langsung menghantam tanah dengan sangat keras yang bahkan juga menghancurkan tanahnya sendiri.

"Good job, Lily!"

"Ya~"

Setelah memukul kepala tamamo dengan keras, Lily pun mengeluarkan sihirnya, sihir yang bisa membuat mereka menuju kemenangan.

Iniah Lily dan Edward, mereka saling menjaga punggung masing-masing sehingga sama sekali tidak ada serangan yang tidak bisa mereka berdua tangkis selama mereka bersama-sama. Bahkan Tamamo no Mae pun tidak akan bisa mengalahkan duo Edward dan Lily.

Layaknya sedang menari, mereka benar-benar menikmati ini bersama. Lily dan Edward sudah seperti sebuah duo yang sempurna, gerakan mereka sangat singkron layaknya tengah berdansa.

Ini tidak lain karena ikatan Edward dan Lily itu sangatlah dekat, saking dekatnya mereka bisa melakukan duo seperti ini bahkan tanpa latihan yang keras sekalipun karena mereka berdua bisa merasakan ikatan mereka masing-masing.

Baik Edward maupun Lily, mereka berdua benar-benar membuat Luxia tertarik melihat itu.

"Tidak heran Innocentia bisa mengakuinya."

Walaupun sebenarnya Lily sendiri tidak tahu bahwa dirinya adalah reinkarnasi dari Lucia yang merupakan istri dari Liela Xea sendiri, perasaannya itu masih sama sekali tidak berubah walau Liela Xea tidak dalam wujudnya yang dulu, bahkan walau seperti apa pun wujud Liela Xea, Lily pasti akan menerimanya dan perasaannya tidak akan pernah berubah, begitupun sebaliknya.

"Takdir itu memang tidak adil ya? Mereka berdua adalah pasangan yang sempurnya, tetapi mereka tidak bisa bersatu."

Bahkan Luxia pun berharap kalau suatu saat mereka berdua bisa bersatu menjadi sebuah keluarga yang damai. Walau tanpa kekuatan yang besar atau kedudukan yang tinggi pun mereka berdua akan menjadi pasangan yang bahagia.

"Kon, sekarang!"

Kon dengan kelincahannya dia segera menuju ke Lily dan meraih tangannya.

Kon sendiri tidak tahu apa yang Edward dan Lily rencanakan tetapi dia percaya dengan mereka berdua.

"Aquarius...Luminus Eunotia."

Dengan tiba-tiba baik Kon dan Lily terhisap ke dalam tubuh Tamamo, masuk ke dalamnya dan setelah ini Edward hanya bisa menyerahkan semua kepada kehendak Kon.

Apakah Kon bisa menang atau kalah melawan Tamamo, sekarang ini semua ditentukan oleh Kon sendiri. Untuk inilah dia menunggu Kon memberikan jawabannya karena dia tahu kalau jika Kon yakin dengan itu maka dia akan menang.

"Bejuanglah, Kon..."

Mulai dari sinilah Kon harus berusaha dengan kekuatannya sendiri, kekuatan hatinya yang akan menentukan semuanya.

Di alam bawah sadar, Kon dan Lily saling berpegangan tangan, mereka berdua bersama-sama turun ke dalam sebuah dunia kosong di alam bawah sadar Tamamo no Mae.

"Ini..."

"Alam bawah sadar. Disinilah giliranmu untuk bertarung!"

Kon pun memantapkan hatinya.

Walau Tamamo itu adalah bagian dari dirinya, tetapi Kon tidak mau mengakuinya karena dia tahu dirinya bukanlah seseorang seperti itu.

Lily sendiri disana juga ingin memastikan bahwa keputusannya ini benar dan dia bisa membuktikan kepada Yulia sebelum bertemu dengannya. Dia ingin percaya kepada kepada adik-adiknya, dia ingin percaya bahwa mereka sudah berkembang dan apapun yang pernah mereka perbuat di masa lalu, tidak akan terulang lagi di masa depan.

Ya, Lily adalah gadis yang sangat baik tetapi dia juga memikirkan masalah dengan jalan keluar terbaik tanpa mengorbankan siapapun.

Memang wajar bagi Yulia untuk berusaha melenyapkan musuh-musuh yang melawan sang Cahaya karena dia memang mempunyai tanggung jawab sebagai pembasmi ancaman, tetapi Lily tidak mau melihat mereka saling bunuh satu sama lain karena dia yakin sang Cahaya juga tidak menginginkan itu.

Kon memantapkan hatinya untuk menghadapi ini semua.

Mereka pun sampai di dasar alam bawah sadar itu dimana Tamamo berada. Sebuah alam bawah sadar yang hanya terlihat kegelapan di dalamnya.

Tamamo sendiri sudah terlihat dia menunggu kedatangan Kon dan Lily disana.

Tamamo pun akhirnya berbalik dan melihat ke arah mereka berdua.

"Tidak kusangka kalau kalian akan masuk kesini dengan sadar."

Memang masuk ke dalam dunia bawah sadar seseorang itu bukan hal yang bisa dilakukan dan mungkin tidak mau dilakukan oleh orang lain karena disana orang yang paling berkuasa atas dunia itu adalah orang yang memiliki alam itu.

"Apa kalian sadar bahwa kalian tidak akan bisa menang melawanku disini? Bahkan jika itu kau, Lilia."

"Lily tidak ada hubungannya dengan ini! Ini adalah masalahmu denganku!", jawab Kon dengan lantang.

"Aku? Denganmu? Apa kau sadar apa yang kau bicarakan, dasar lemah?!"

Tamamo pun mengeluarkan tekanan yang sangat kuat yang membuat seolah-olah ada angin kencang yang menerpa tubuh Kon dan Lily.

"Walau kau adalah diriku, tetapi kau hanyalah satu bagian! Memangnya apa yang bisa kau lakukan?!"

Tamamo pun menyerang Kon dengan kecepatan penuh dan membuat Kon terpental jauh. Tamamo juga sama sekali tidak memberikan kesempatan kepada Kon, dia mengejar Kon dan menyerangnya lagi.

Kon memang gadis rubah kecil yang lemah, ya dia tahu kalau dirinya yang sekarang sangatlah lemah, berbanding terbalik dengan dirinya sebagai Kaisar wanita dari kekaisaran Miyako yang berwibawa.

Kon sudah tahu itu, tetapi dia tidak ingin menyerah.

Dengan tekadnya yang kuat, Kon pun berusaha membalas serangan Tamamo tetapi memang perbedaan kekuatan mereka sangatlah besar yang bahkan cakaran Kon hanya membuat kulit Tamamo tergores saja.

"Apa ini? Benar-benar memalukan!", ucap Tamamo dengan marah.

Tamamo pun mencekik dan membenturkan Kon ke dasar lantai.

"Perlu kau ingat, kebaikan itu memerlukan kekuatan untuk menang. Walau kau merasa dirimu berada di sisi yang benar sekalipun, tanpa kekuatan kau tidak akan bisa melakukan apapun!"

Sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Kon tersenyum kepada Tamamo.

"Bi..sa..."

"Hmmm...? Apa katamu?"

"Aku sudah melihat banyak sekali orang baik di dalam hidupku, bahkan mungkin kau juga menyadarinya dari ingatanku. Tetapi satu-satunya ingatan tentang satu orang yang tidak ada padamu adalah ingatanku tentang dia, orang yang kau benci!"

Tamamo yang mendengar itu menjadi semakin kesal dan marah melihat dirinya sendiri segitu terpedayanya kepada Edward.

"KAU!"

Dengan amarahnya itu dia semakin keras mencekik Kon seolah-olah ingin menghancurkan lehernya dengan cengkeramannya yang kuat itu.

Luxia pun bertanya kepada Edward yang ada di dunia nyata.

"Apa kamu yakin dia bisa menang?"

Lalu tanpa ragu-ragu Edward pun menjawab.

"Tentu bisa, dia adalah seorang kaisar yang telah menyatukan ras manusia hewan dan mengakhiri perang saudara."

Sebagai sebuah bentuk keyakinan Edward kepada Kon, itu ada di dalam diri Kon sendiri. Walau dia memiliki kegelapan sebesar itu, tetapi Kon masih percaya dengan jalannya dan akhirnya daripada dia ikut bersatu, dia lebih memilih memisahkan dirinya.

"Hati dan perasaan bisa melemahkan seseorang, tetapi juga bisa membuat orang itu berkali-kali lebih kuat, hal itulah yang aku pelajari selama ini."

Edward sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang selain menunggu bagaimana hasilnya.

Mungkin jika masalah kekuatan, Kon kalah telak dengan Tamamo tetapi jika di dunia ini maka logika seperti itu tidak akan berpengaruh kepadanya.

"Karena itu, aku Xavier Eucodia Artorias percaya kepadanya kalau dia bisa menang!"

Suara itu, suara itu entah kenapa terdengar oleh telinga Kon yang ada di dunia alam bawah sadar.

Kon pun teringat dengan kata-kata Edward yang pernah dia katakan saat sebelum mereka berangkat mengalahkan Lorelei.

"Mari kita bersama-sama tunjukkan perdamaian di dunia..."

Kon pun tersenyum lebar mengingat itu.

Kalau dipikir-pikir, dia sendiri belum lama bertemu dengan Edward. Bahkan di pertemuan pertama mereka, dia berusaha mencuri uang milik Edward dan bahkan mencurigainya sebagai pedagang budak.

Jika diingat-ingat ini sangat aneh kenapa Edward mau membantunya sampai seperti ini. Kon sangat berterima kasih untuk itu, oleh karena itu dia ingin mewujudkan harapan dari Edward untuk mencegah perang ini dimulai dan disini adalah langkah awal dari kon.

Kon dengan kepercayaan diirinya langsung melayangkan serangan kepada Tamamo dengan sangat cepat. Dia tidak mempedulikan terpaan angin dan intimidasi dari Tamamo layaknya tidak ada halangan sama sekali di depannya.

Tamamo pun berhasil menangkis serangan dari Kon dan berusaha membalasnya, tetapi serangan Tamamo itu juga berhasil ditangkis oleh Kon.

Mereka berdua pun saling beradu serangan satu sama lain.

Mereka berdua terus melancarkan serangan mereka masing-masing. Terlihat, bahwa pertarungan mereka itu terlihat seperti seimbang.

"Ini tidak mungkin? Bagaimana bisa?", ucap Tamamo di dalam batinnya.

Tamamo benar-benar tidak tahu kenapa Kon, seorang rubah kecil itu bisa mengimbanginya.

Ini semua karena mereka berdua sejatinya adalah satu kesatuan sehingga Kon juga memiliki kuasa atas alam bawah sadar ini

"Kau pernah bilang kan diriku yang lain kalau tidak ada yang bisa menang melawan dirimu disini...tetapi aku juga adalah dirimu!"

"Apa yang kau katakan? Kau pernah berkata kalau kau menolakku kan?"

"Yang aku tolak bukanlah dirimu, tetapi caramu, perbuatanmu, dan kelakuanmu. Aku adalah Kon yang namaku sebelumnya adalah Tamamo no Mae, seorang kaisar yang telah memikul kekaisaran ini di pundaknya. Tentu aku tidak akan mengakuimu yang sudah berusaha untuk menghancurkan apa yang sudah kubangun demi masa depan, yang sudah berusaha menghancurkan apa yang ingin kulindungi."

"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?!"

[Ya, untuk itu...]

"Aku akan melawanmu!"

Ini seolah-olah bukan seperti Kon yang biasanya, dia memang sering menganggap dirinya tidak berguna tetapi untuk kali ini dia mau menjadikan dirinya berguna demi orang-orang yang menaruh harapan kepadanya.

Mungkin jika sekarang Kon masih seperti biasanya, dia tidak bisa melakukan sesuatu seperti ini. Mungkin dia akan kalah hanya dengan satu serangan dari Tamamo tetapi dia yang sekarang tidaklah selemah itu.

"Inilah saatnya aku bangkit menjadi diriku sendiri yang jauh lebih baik!", ucap Kon dengan nada serius.

Dunia dimana tidak ada lagi perang antar ras, dunia dimana tidak ada lagi pertumpahan darah yang hanya membawa mala petaka. Dunia yang juga Tamamo impikan semenjak dulu tetapi dia terlalu takut untuk membuka kekaisarannya kepada ras yang lain tetapi...

Tetapi setelah melihat Edward dan mendengar ceritanya dari berbagai orang, dia mengerti kalau tidak ada gunanya takut untuk itu.

Edward, walau dirinya tidak mempunyai kewajiban pun dia telah menyelamatkan kerajaan Elf dan kerajaan Roh, bahkan dia tanpa sadar membuat perdamaian diantara mereka.

Dia yang seorang manusia berumur pendek yang mungkin tidak akan hidup lama untuk melihat segala hasil jerih payahnya.

Dia yang mungkin namanya tidak akan dikenang oleh dunia tetapi meskipun seperti itu dia tetap berusaha.

"Dan aku akan bersamanya mewujudkan perdamaian ini!"

"Begitu...kau sudah jatuh hati kepadanya ya? Apa kau kira kau akan mendapatkan cintanya?!"

"Mungkin tidak, tetapi apa salahnya untuk mewujudkan mimpi itu?!"

Kon sudah tahu kalau satu-satunya orang yang Edward sukai adalah Lily, tetapi dia tidak peduli itu.

Mencintai seseorang adalah hak dari orang itu sendiri, bukan hak orang lain untuk menentukannya begitupun dirinya. Terserah kepadanya dia mau mencintai Edward atau tidak karena itu adalah haknya sendiri.

Walau dia sadar kalau cintanya hanya akan bertepuk sebelah tangan saat ia membayangkan Edward memasangkan cincin di jari manis tangan kiri Lily, tetapi dia tidak peduli karena baginya itu sudah cukup, lagipula dia masih mempunyai seribu cara lain.

"Lagipula aku adalah Namaiki Kitsune, Kon!", Ucap kon sambil tersenyum kepada Tamamo.

"KAU!"

Lily yang mendengar itu pun tersenyum lega karena dia benar karena telah mempercayai saudari-saudarinya. dia lega karena dia tidak menempuh jalan layaknya Yulia yang berusaha melenyapkan mereka.

"Syukurlah...syukurlah...Lily...Lily benar-benar senang..."

Dengan itu Lily pun semakin memantapkan hatinya kalau dia tidak akan membiarkan saudari-saudarinya satupun ada yang mati, termasuk Yulia. Dia ingin melihat mereka semua berdamai dan tertawa bersama seperti dulu.

"Kon!", teriak Lily dengan lantang.

Kon yang mendengar itu pun menoleh dan melihat senyuman Lily.

"Fight..."

Kata-kata itu benar-benar menjadi sebuah dorongan kepada Kon untuk mengambil tubuhnya kembali. Kali ini dia benar-benar merasa kalau dia tengah dibantu oleh kekuatan mutlak dan dia sekarang sangat yakin kalua dirinya bias memenangkan ini.

Kon pun tersenyum lebar kepada Lily dan mengangkat jempolnya.

"Serahkan padaku!"

Sementara itu sesuatu yang asing mulai mendekat. Para Elf yang tengah berkemah di perbatasan sekarang melihat sesuatu yang asing. Itu adalah sebuah pohon terbang raksasa yang melayang menuju ke suatu tempat.

Orang-orang pada berkumpul ramai-ramai melihat pohon yang melayang itu.

Tidak ada yang tahu persis apa pohon itu sebenarnya, mereka juga tidak pernah mendengar apapun tentang itu dari siapapun.

Pohon itu memancarkan cahaya biru dari batangnya dan satu hal yang mereka yakini kalau pohon itu bukanlah pohon biasa.

Tidak ada yang sadar bahwa pohon itu adalah, tempat singgasana Yulia dan para Valkyrienya tinggal.

Tidak ada yang sadar bahwa di dalam pohon itu terdapat banyak sekali hal yang luar biasa. Pohon itu sendiri sudah seperti benteng berjalan dan semua yang ada di sana adalah para pasukan Valkyrie yang jumlahnya banyak.

Dalam hal militer, tidak ada di dunia ini yang mampu menandinginya sang Libra yang dikenal juga sebagai sang pemberi keadilan.

Sang ketua desa yang melihat itu pun matanya langsung terbelalak lebar terkejut akan apa yang ia lihat.

"Itu...pohon terbang?!"

Dikatakan di dalam sebuah legenda bahwa akan hadirnya seorang dewi pembawa timbangan yang menaiki pohon terbang raksasa. Itu merupakan sebuah mitologi yang lumayan dikenal oleh para kalangan orang tua Elf.

Apakah mereka pernah melihat itu sendiri dengan kepala mereka? Tidak ada yang mengetahuinya tetapi firasatnya merasakan akan adanya sesuatu yang buruk akan terjadi.

Tentu mereka semua penasaran ingin menuju kesana, tetapi perasaan merinding ini adalah perasaan yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata. Mereka benar-benar merasa kalau hidup mereka akan berakhir jika berani mendekati pohon terbang itu.

"Hoi kau, segera laporkan ini ke atasan!"

Para Elf pun segera melaporkan ini ke atasan mereka yang bertanggung jawab akan hal ini sampai akhirnya itu sampai di telinga Aria yang masih ada di pulau tempat kuil sang Cahaya berada.

Ini merupakan situasi yang gawat baginya dan juga yang lain.

Aria tidak berpikir Yulia akan memaafkan dan membiarkan mereka begitu saja, dia pasti datang dengan maksud melenyapkan mereka.

Dengan kekuatannya sebagai sang Libra, Yulia sama sekali bukan sosok yang bisa diremehkan. Walau dengan atau tanpa pasukannya sekalipun, Yulia tetaplah sang Deus Machina, dia bisa meruntuhkan dunia ini jika dia mau.

Berhadapan dengannya sendiri akan sangat sulit bagi mereka karena tingkat kekuatan mereka berbeda jauh. Kekuatan mengerikan yang tanpa mengenal batas itu, kekuatan yang bahkan bisa membuat seluruh lautan mengering di masa lalu.

Sharon yang baru pulang pun melihat Aria yang terlihat sangat serius sekali.

"Aria? Ada apa dengannya?"

Aria yang menyadari kehadiran Sharon pun sebera berjalan kearahnya.

"Sharon, segera kumpulkan semuanya sekarang."

"Hmmm...? memangnya ada sesuatu?", tanya Sharon yang masih tidak paham.

"Perang yang sebenarnya sudah dimulai! Dia sudah bergerak!"

"Dia?"

"Ya, orang terkuat kedua diantara para Zodiak, adik dari nona Lilia."

Seketika Sharon pun memasang ekspresi serius.

Aria memang pernah mengatakan sesuatu tentang Yulia, yaitu seberapa mengerikannya Yulia itu sebenarnya. Yulia akan membuat Aria dalam mode pengajarnya terlihat seperti anak-anak.

Satu hal yang Aria peringatkan kepadanya saat itu, jangan pernah remehkan peringkat atas Zodiak baik itu Lily, Yuia, ataupun White karena mereka sudah memiliki level yang berbeda dan jika mereka menjadi musuh maka itu merupakan sebuah mimpi buruk.

"Kita akan segera berangkat menyusul Chamuel dan yang lainnya!"

"Ya aku mengerti, kalau begitu aku akan mengumpulkan mereka dulu!"

Sharon tanpa basa-basi dia langsung pergi untuk mengumpulkan semuanya.

Aria tidak tahu apakah mereka bisa bertahan melawan Yulia karena di masa lalu mereka bahkan dapat dikalahkan hanya dengan Yulia seorang. Mungkin dia beruntung karena Lilia ada di pihak mereka sehingga mungkin Lily bisa membantu mereka menghadapinya.

Di dalam kesendiriannya Aria pun berkata di dalam batinnya.

[Apakah ini karma masa lalu?]

Dia memang pernah melakukan kesalahan yang tidak bisa dimaafkan, tetapi walau begitu dia ingin menebus kesalahan itu setidaknya sebelum dia mati.

"Tetapi meskipun seperti itu, aku tidak boleh mati sekarang sebelum bisa membuat impian Tuanku terwujud!"

Ya, dia semenjak ingatannya kembali Aria tidak akan menyerah untuk mewujudkan itu. Dia sudah memutuskan untuk mengubur kesalahan masa lalunya dan memutuskan untuk menatap masa depan demi mewujudkan apa yang diharapkan oleh sang Cahaya.

Dengan kekuatan dari anak-anak Zodiak yang lain, dia ingin membuktikan bahwa dirinya masih ingin hidup dan membawa harapan sang Cahaya. Dia adalah orang yang paling ingin menunjukkan itu kepada Yulia. Aria ingin menunjukkan bahwa dirinya masih pantas untuk membawa tugas ini sampai akhir hayatnya.


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
OlphisLunalia OlphisLunalia

Hati2 banyak Plot Twist

next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C81
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login