"Kau bicara padaku?" ujar Sky ketus membuat Arth sedikit tertawa. Perlu di catat! Pertama kalinya mereka diperlakukan ketus oleh seorang gadis yang kurang sopan pada senior dan ceroboh. Sky menoleh ke arah Arth yang tertawa kecil kemudian berkata, "Apa?!" ujarnya sama ketus dengan menjawab perkataan Jareth tadi
"Kau asik" sahut yang lainnya. Sky tau nama senior nya itu, Jordan. Pacarnya Charlotte, teman sekelasnya yang sering membantunya
Sky memasang wajah berpura-pura terkejut sekaligus tersanjung, "Wah, Bagaimana bisa gadis ceroboh, judes, blak-blakan dan gila sepertiku bisa menarik perhatian orang-orang penting di sekolahan ini?" ujarnya kemudian menyandarkan dirinya pada kursi bus
"Skylar" panggil Delion, salah satu anggota RK. Tanpa mengalihkan pandangannya Sky menjawab, "Ya?"
Ia mengambil ponsel yang sempat ia taruh di hoodie nya tadi lalu memainkannya kembali. Sky tertawa kecil ketika ada adegan yang lucu, membuat anggota Royal King juga merasa aneh dan heran padanya. "Jangan terlalu cuek pada kami" lanjutnya
Sky menoleh pada Delion, "Kenapa?"
Delion mengerutkan dahinya bingung. "Apanya yang kenapa?" tanya Saka mewakili Delion. Sky memutar kedua bola matanya malas kemudian berkata, "Sebutkan alasan mengapa aku tidak boleh bersikap cuek pada kalian?"
"Ya karena..." dapat ia lihat, Delion tampak ragu untuk mengatakan sesuatu, sesekali matanya melirik ke arah Arth yang sedang menatapnya tajam. Sky menyadari hal itu, "Kak Arth, jangan menakuti temanmu. Ayo cepat katakan sesuatu" ujar Sky sambil menceramahi Arth lalu kembali fokus pada Delion
Delion menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku lupa ingin berkata apa tadi" ujarnya sambil menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal.
Sky mencibir pelan, "Untung aku anak baik jika tidak sudah ku sobek wajahnya tadi"
Tiba-tiba bus berhenti mendadak membuat Sky hampir tersantuk pada kursi di depan, untungnya Arth menahan kepala gadis itu. "Eh? Ada apa ini?!"
Murid-murid mulai berbisik-bisik membicarakan tentang berhentinya bus mereka. Bus nomer tiga dan selanjutnya sudah pergi melewati mereka sambil mengklakson. Sopir bus berdiri kemudian berkata, "Maaf tapi sepertinya ada yang salah dengan mesin disini"
Sedetik kemudian mobil dipenuhi dengan keluhan oleh para murid termasuk Sky. "Katanya sekolah elit, menyewa bus yang bagus saja tidak bisa" cibir Sky agar Arth dapat mendengarnya
"Salahkan anggota kesiswaan mengapa memakai bus sekolah dan bukannya kereta" bela Arth. Ia sedikit tidak terima karena perkataan Sky seolah-olah seperti menyalahkannya
"Ya..." ujar Sky. Gadis itu berdiri lalu membuka loker yang berada di atap mobil, ia mengambil bantal bewarna merah dengan bentuk love lalu memeluknya. Gadis itu menghela nafas kasar kemudian berkata, "Ini kapan sampainya?"
Sky frustasi. Bisa-bisa dirinya depresi karena begitu lama terjebak dalam kerusakan mesin disini. Hatinya bergejolak tidak nyaman akan sesuatu, otaknya memaksa dirinya untuk segera keluar dari bus ini seolah-olah sesuatu sedang menunggunya dari arah belakang sana
Ia merasa khawatir, masalahnya bus ini berhenti tepat di depan hutan lebat yang sedikit angker menurutnya. Itu karena gaya hutan yang tampak seram, selain itu ia juga pernah mendengar rumor bahwa hutan didepannya ini sudah menghilangkan sekitar 27 orang.
Mereka yang masuk ke dalam sana tidak akan pernah bisa kembali lagi. Sky mencengkram boneka bantal love nya kemudian memukulkan bantal itu ke kepalanya sendiri. "Aku bisa gila jika seperti ini terus" keluhnya
Sky menolehkan kepalanya ke arah samping, menatap punggung Arth yang membelakanginya karena sibuk mengobrol dengan teman-temannya. "Arth" panggilnya
Arth menoleh, "Ada apa?"
"Apa kau bosan?"
Arth menggelengkan kepalanya, "Tidak. Kau?"
"Sangat" jawab Sky lesu
"Jika begitu bergabunglah dengan kami" ujar Ace membuat perhatian anak bangtan teralihkan ke arahnya. Sky menatap mereka ragu, "Apa tidak apa-apa? Masalahnya aku sudah bersikap ketus pada kalian" ujar Sky
"Tak apa. Ayo bergabunglah bersama kami" sambut Saka hangat. Sky mengangguk, "Baiklah"
Baru saja ia ingin berdekatan dengan Arth, Sky menolehkan kepalanya ke arah kaca bus dan mendapati sosok dengan wajah yang sebagian hancur disertai ulat-ulat kecil keluar dari sana. Sosok itu menempelkan wajahnya ke kaca bus, Sky mencengkram tangan Taehyung pelan, mencoba menahan teriakannya agar tidak ada yang heran pada mereka
Arth yang menyadari hal itu segera membawa kepala gadis itu ke dalam pelukannya. Sky memejamkan kedua matanya, ia merasa sangat ketakutan saat ini.
"Jangan berteriak" ujarnya pada Sky. Sky mengangguk pelan, ia tau jika dirinya berteriak maka sosok itu akan bereaksi lebih. Bukan hanya sekedar menempelkan wajahnya pada kaca melainkan ikut masuk ke dalam bus ini
•••
Setelah berjam-jam perjalanan menuju ke bukit, akhirnya mereka sampai di bukit. Sky merasakan keram pada lehernya. Sedari tadi memang dirinya tertidur, tadi ia tertidur dalam pelukan Arth. Jujur saja Sky merasa malu apalagi ketika bangun ia melihat tatapan iri dari seluruh siswi yang berada di dalam mobil ini
Cepat-cepat dirinya menjauh dari Arth yang membuat laki-laki itu menatapnya sebentar lalu kembali mengobrol dengan teman-temannya.
Bus berhenti kemudian mereka berdiri, perlahan Sky turun dari bus sambil membawa tas nya diikuti oleh Arth dan teman-temannya serta siswa lainnya. Sky berhenti sebentar di samping bus kemudian menghirup udara segar dalam-dalam
Rasanya kekurangan oksigen ketika berada di dalam bus. Sky bisa merasakan angin sepoi-sepoi yang mengelus-elus wajahnya. Suasana rindang dan sejuk dari bukit ini membuatnya nyaman seketika. Ditambah dengan pemandangan para murid yang sudah datang terlebih dahulu dan mendirikan tenda
Terhitung sekitar dua puluh tenda besar di sini. Sebelum menentukan ditenda mana mereka akan tinggal, anggota kesiswaan menyuruh mereka semua untuk berkumpul. Ketika para murid sedang berjalan untuk berkumpul Sky melihat Charlotte dan Lottie yang sedang berjalan
Ekor mata Charlotte juga menyadari keberadaan Sky segera memanggil gadis itu. "Sky! Kemarilah!"
Sky mengangguk kemudian berlari menuju ke arah Charlotte dan berjalan di sampingnya. "Bagaimana tadi harimu ketika berada di bus?" tanya Lottie pada Sky
"Err... Kau tau? Rasanya seperti pasokan oksigen hilang ketika berada di dekat mereka" jawab Sky. Charlotte tiba-tiba bersemangat, "Eh, ku dengar kau satu bus dengan Royal King kan? Kau juga duduk di samping Kak Arth"
Sky mengerutkan dahinya bingung, ia berpikir darimana Charlotte mengetahuinya. "Darimana kau tau?"
"Ah, sebentar"
Tiba-tiba Charlotte mengambil ponsel nya dan mengeluarkannya, ia mengotak-atik benda mahal itu kemudian menunjukkan sesuatu pada Sky. Foto dimana gadis itu tengah tertidur lelap di dalam pelukan Arth, Skymembulatkan matanya terkejut. "Darimana kau dapat ini?!" ujarnya panik sambil mengambil ponsel Charlotte dan melihatnya lebih teliti lagi
Itu jelas-jelas dirinya!
"Ey, tenanglah. Semua murid disini sudah mengetahui tentang hal itu kok, tapi... Apa kak Kirei tidak marah?" tanya Lottie pada Sky yang dibalas gelengan olehnya
"Aku tidak tau"
Mereka berhenti di barisan perkumpulan paling depan. Dapat Sky lihat bahwa barisan terdepan di isi oleh anak-anak terkenal di sekolah. Anggota Kesiswaan sudah berdiri tegap di depan, bersiap untuk memberi arahan lanjutan
Tiba-tiba Selena, sekretaris organisasi yang baru diresmikan berdiri di samping Kirei dan membuka suaranya yang lembut itu. "Setiap tenda akan dibagi menjadi 10 orang. Tenda juga dibedakan gender, untuk menentukan orang kalian boleh lihat di gadget masing-masing dengan menggunakan situs web resmi sekolah. Sudah tertera nama kalian masing-masing dan tenda kalian disana, sekian dari saya"
Sky segera mengambil ponsel yang berada di dalam hoodienya. Tangannya mengotak-atik benda itu kemudian membuka situs web resmi sekolahannya, ia dapat melihat namanya tertera pada tenda 9 dengan anggota seperti Jane, Irene, Charlotte, Lottie, Grace, Wendy, Marla, Daisy, Elora, dan dirinya.
Sky menghela nafas lega, "Ya setidaknya tidak satu tenda dengan ratu cabe sekolah" ujarnya. Yang ia maksud dengan ratu cabe sekolah adalah Casey, bos Royal Queen mendapat tenda nomer tujuh.
"Ayo ke tenda" ajak Lottie padanya. Sky mengangguk kemudian mereka berjalan menuju ke tenda. Menurut Sky, Lottie adalah anak yang manis. Wajah imut serta suara yang ikut imut membuat Sky menjamin siapapun yang melihat gadis ini pasti pernah menaruh hati padanya
Sesampainya di tenda mereka bertiga segera masuk dan melihat Jane, Daisy, serta Elora sedang menyusun tempat tidur mereka di dalam tenda. "Kalian sudah datang? Ayo cepat rapikan barang kalian" ujar Elora pada mereka bertiga
Sky bertanya pada Charlotte, "Hei, kau tau siapa nama kakak kelas kita yang barusan berbicara itu?"
Charlotte mengangguk, "Namanya Elora. Kalo yang wajahnya jutek itu Jane, dia satu angkatan dengan kita tetapi dia dikenal dengan sikap cuek dan dinginnya. Sayang sekali ya, ku dengar dia juga murid teladan. Dia berasal dari kelas 1.4" jelas Charlotte
"Dari kelas 1.4? Kenapa aku tidak pernah melihatnya? Apa karena aku kurang update?" gumam Sky pelan.
Gadis itu memilih untuk tidak terlalu memusingkan hal itu kemudian membantu yang lainnya membentang kasur mereka, jam menunjukkan pukul sebelas pagi. Jika mereka pergi tadi ketika pukul delapan itu berarti perjalanan mereka membutuhkan waktu tiga jam untuk sampai
Sebelum memulai nya ia menaruh tas nya pada pojok tenda dan membantu Daisy membentang kasur bulu bewarna merah. Suasana hening disini membuat mereka seolah-olah hanya berdua saja, untungnya Lottie dan Charlotte tertawa kecil sambil saling bercanda sehingga tidak terlalu hening.
Kini tersisa suasana hening di antara dirinya dan Daisy.
"Sky, apa yang kau pikirkan tentang ku adalah kebalikan dari itu" ujar Daisy memecah keheningan di antara mereka.Sky menoleh sebentar ke arah Daisy lalu melanjutkan kembali pekerjaan nya, "Apa maksudmu kak? Aku tak mengerti"
Ia dapat mendengar helaan nafas dari senior nya itu. "Intinya, aku adalah korban disini" ujarnya
To Be Continue...