Baixar aplicativo
17.52% The Hidden Smile / Chapter 17: David #7

Capítulo 17: David #7

Nadia berlari ke perpustakaan namun tidak ada David di sana, tidak ada. Kak David di mana? Kak David kenapa? What I've missed? Nadia mulai benar-benar khawatir. Entah bagaimana kakinya membuatnya melangkah pasti ke ruang Kepala Sekolah. Ia mengetuk pintu lalu masuk dan mendapati Pak Kepala Sekolah yang sedang serius di mejanya.

Pria itu menatap Nadia seiring dengan gadis itu yang sedang mendekatinya. Pria itu melirik jam tangannya sebentar lalu kembali pada gadis cantik di depannya.

"Nadia, sekarang masih pagi. Kenapa tidak masuk kelas?" tanya Kepala Sekolah ramah.

"Saya, mencari wali kelas saya, pak. Apakah bapak bisa memberi tahu saya, di mana wali kelas saya?" tanya Nadia pelan.

Kepala sekolah tersenyum iba melihat Nadia yang sangat rapuh di hadapannya. Ingin rasanya ia memeluk gadis itu, memberikan separuh kekuatannya pada Nadia agar Ia mampu melewati semua yang telah terjadi, namun ia tidak bisa melakukannya di sini, di sekolah ini, setelah banyak kejadian yang telah terjadi pada gadis itu.

"Pak David. Kamu mencari Pak David?" tanya Kepala sekolah tenang lalu tersenyum. "Pak David seharusnya sekarang ada di rumahnya. Ada sebuah kejadian kemarin, saat beliau memeluk seorang siswi dan mereka berbicara dengan bahasa yang akbrab, dan siswi itu memanggilnya 'Kakak'. Mungkin beliau sedang diistirahatkan untuk sementara waktu sampai pembahasan tentang kolusi dan nepotisme di sekolah ini selesai." Jelas Kepala sekolah ramah.

"Berapa lama?" tanya Nadia khawatir.

"Saya tidak tahu. Tapi akan saya usahakan tidak lebih dari tiga hari. Tapi, setelah tiga hari kita tidak tahu pasti keputusan yang diambil, beliau akan dikeluarkan atau tetap di sini." Jawab Kepala sekolah pasti.

"Saya, minta maaf Pak. Saya mengacaukan banyak hal dengan emosi saya." Kata Nadia lemah. Kepala sekolah tersenyum penuh pengertian.

"Kamu sudah harus ada di kelas sekarang, sebelum masalah yang lain bermunculan." Kata kepala sekolah mengakhiri pembicaraan dan membiarkan Nadia pergi.

Nadia terlihat sangat menyesal tentang hal-hal apa saja yang telah ia lakukan kemarin. Hatinya jadi semakin hancur saat akibat yang diterimanya tidak hanya berimbas pada Ibunya, tapi juga Kakaknya. Terkadang hidup tak semudah menghantam samsak hingga berpeluh.

Ia berjalan lemas menyusuri koridor panjang ke kelasnya, namun tak disangka ia harus bertemu dengan musuh bebuyutannya, Daniel. Pemuda itu menyeringai melihat Nadia dengan ekspresinya saat itu di koridor sepi, bagaikan cheetah yang menemukan anak rusa yang tertinggal oleh kawanannya tak berdaya di tengah savanna. Ia segera memblokir jalan Nadia dengan berdiri di hadapan gadis itu. Nadia menatapnya malas.

"Gue lagi banyak masalah. Pergi lo!" kata Nadia dingin lalu berjalan melewatinya.

Namun bukan Daniel namanya jika tidak bisa menahan Nadia untuk sebuah percakapan kecil.

Daniel segera mendahului Nadia dan sekali lagi memblokir jalan Nadia bahkan dengan tangannya yang ditempelkan di tembok dan tatapan yang langsung tertuju pada gadis itu untuk menahannya pergi.

"Jadi lo anak adopsi dan adeknya si David sok keren itu." kata Daniel seolah berpikir sambil mengangguk-angguk kemudian menatap gadis yang tatapannya sudah kembali sama seperti Nadia yang biasanya. Gue suka tatapan itu. Dia selalu bisa jadi dirinya sendiri kalo emosi.

"Trus kenapa? Lo mo bilang lagi kalo lo tambah suka sama gue? Mo langsung ngelamar gue? Kan gue udah bilang lo bukan type gue." Jawab Nadia malas.

"Nggak gitu, gue cuman ngerasa aja kalo hidup lo tuh, unik banget. Pasti hidup lo penuh warna. Gue suka. Tenang aja, gue nggak bakalan ngerebut warna-warna itu dari lo, kok." Jawab Daniel lalu tersenyum manis sambil terus memperhatikan raut wajah Nadia.

Tiba-tiba saja, Alex sudah menarik Daniel menjauh dari Nadia lalu berdiri di samping gadis itu. Daniel yang sempat terjatuh itu tertawa lalu berdiri dan memandang keduanya. Nadia hanya melipat tangannya di depan dada dan menatap Daniel malas. Alex menatap Daniel tajam seakan bisa menusuk pemuda itu hingga tewas dengan tatapannya saja.

"Santai aja, bro. tenang aja, nggak bakal gue bales kok. Lo berdua kayaknya udah cukup jatoh belakangan ini." Kata Daniel yang telah berdiri dan mendekati mereka lalu menyeringai pada Alex.

"Laen kali lo jangan deket-deket sama Nadia. Lo tadi mo nyium dia kan?! Gue liat dari ekspresi mesum lo itu! Nggak usah sok-sokan ngejahatin dia ataupun ngancem dia. Dia bahkan bisa ngejatohin lo, sendirian pake tangan kosong." Kata Alex tajam.

Daniel hanya tersenyum lalu bergeser dan mengisyaratkan bahwa mereka bisa pergi. Nadia berjalan duluan diikuti Alex, namun kemudian berhenti dan berbalik pada Daniel. "Sekarang gue tau kenapa lo selalu tertarik sama gue. Karena hidup gue lebih berwarna dari pada lo, dan lo terlalu payah untuk bisa ngerebut semua itu." Kata Nadia dingin lalu menggandeng Alex pergi.

Keduanya sudah mendekati kelas Nadia saat Alex menahannya untuk berhenti. "Tadi lo ke mana? Ngapain?" tanya Alex serius.

"Gue ke mana-mana Lex, nyariin kakak gue tapi nggak ada. Gue tiba-tiba aja udah ke ruangan Kepala sekolah buat nanyain di mana kakak gue." Jawabnya dan tatapannya kembali seperti saat baru keluar dari ruangan kepala sekolah. "Harusnya kemarin gue pulang ke rumah. Kakak gue ada di rumah, nunggu keputusan tiga hari lagi." Lanjutnya lemas.

"Gue juga tadi pagi nyariin kak David nggak ada, pas gue masuk kelas Pak Carlos yang ngasi tau soal wali kelas lo yang diganti sementara. Gue nyariin lo di kelas tapi lo nggak ada. Gue kemana-mana lo tetep nggak ada. Gue masuk ke toilet cewek sampe diteriakin mesum juga lo nggak ada. Giliran gue mo ke kantor kepala sekolah aja, lo di sana sama si mesum gila itu." Jelas Alex. "Lo nggak mo dicium sama dia kan, tadi itu?" tanyanya curiga. Nadia menatap Alex kesal lau memukul kepalanya.

"Makanya laen kali telpon dong, bego! Otak lo ditinggal di bagasi?" kata Nadia kesal lalu masuk kelas meninggalkan Alex yang menjulurkan lidah padanya.


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C17
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login