Baixar aplicativo
30.92% The Hidden Smile / Chapter 30: Daniel #10

Capítulo 30: Daniel #10

Jam pelajaran telah usai. Hujanpun sudah reda sejak tadi, namun seperti biasa sekolah masih ramai. Sesuai janji, hari ini Nadia dan teman-temannya akan menyelesaikan tugas kelompok mereka. Mereka berkumpul di meja bundar yang sama saat minggu lalu mereka mulai mengerjakan tugas di perpustakaan, namun bedanya hari ini tidak ada Alex yang mengganggu, bahkan sejak pagi tidak ada Alex yang berkeliaran di sekitar Nadia.

Steven sibuk membuat presentasi, Amelia sudah tidur, dan Grace masih membacakan bahan-bahan untuk Henry yang seperti biasa sibuk mengetik bahan- bahan yang dikumpulkan ke dalam paper mereka. Henry menatap Nadia yang sibuk membuat catatan yang akan ditambahkan ke dalam paper dan kemudian teringat kejadian tadi siang. Ia lalu berhenti sejenak.

"Nad!" panggil Henry pelan.

"Hm. Apaan? Udah selesai?" jawab Nadia sekenanya.

"Belom." Jawab Henry singkat.

"Trus lo ngapain manggil Nadia kalo belom?" tanya Steven bingung.

"Gue… Gue mo bilang makasih buat tadi siang. Lo udah ngejauhin Daniel dari gue." Jawab Henry pelan.

Amelia tiba-tiba bangun saat ia mendengar nama Daniel. Nadia mengangkat wajahnya dari buku dan menatap Henry. Ia kemudian menatap mereka semua dengan serius.

"Itu bukan cuman buat lo, tapi buat lo semua. Jangan sampe lo semua kenapa-napa gara-gara si Daniel. Paham?" kata Nadia tegas.

"Emang tuh orang kenapa, sih?" tanya Grace penasaran.

"Hm. Dia tuh kenapa sih? Kemaren malah pagi-pagi udah di depan kelas kita aja." Tambah Amelia.

Steven melihat raut wajah Nadia yang aneh. Gadis itu terlihat bingung menjelaskan jawabannya pada teman-temannya. "Daniel itu naksir sama Nadia, tapi Nadia nggak mau sama dia. Makanya dia selalu cari gara-gara." Jawab Steven sekenanya.

Mereka mengangguk paham mendengar jawaban Steven dan melanjutkan kegiatan mereka. Amelia kembali tidur, Grace kembali membacakan bahan-bahan yang diketik oleh Henry. Nadia menghembuskan nafasnya sambil menatap mereka semua dan terhenti saat melihat Steven yang menatapnya serius. Nadia hanya tersenyum lalu melanjutkan kegiatannya.

Mereka segera berpisah setelah tugas sudah selesai. Amelia, Grace dan Henry segera bergegas pulang karena kelelahan. Steven menemani Nadia hingga ke tempat parkir. Keduanya menikmati keheningan sambil berjalan perlahan.

"Gue boleh nanya sesuatu?" tanya Steven tiba-tiba.

"Apa?"

"Pertanyaan yang sama kayak temen-temen tadi. Emang lo ada apaan sih, sama si Daniel itu?"

Nadia terdiam sebentar lalu menarik napasnya. "Gue kenal sama dia mulai gue SMP. Sama juga kayak sekarang kita beda kelas." Katanya sambil mulai menerawang. "Dia itu hobinya ngebully anak-anak kaya yang polos dan anak-anak yang bisa dia jadiin suruhan gitu. Sekali lo kasi uang, dia bakal terus ngebully elo. Tapi kalo lo nggak ngasi uang, lo bakal dihajar sama dia. Begitupun anak-anak yang sekali nurut kalo disuruh sama dia, bakal terus digituin. Sekali nolak suruhan dia, lo bakal dihajar juga. Banyak anak-anak yang udah sebel sama tingkah dia tapi nggak bisa ngapa-ngapain. Sampe satu hari dia malak gue."

"Lo kasi?" tanya Steven penasaran.

Nadia menggeleng sambil tersenyum. "Ya jelas nggak lah. Gue dianter – jemput. Gue dikasi bekal makanan. Gue nggak pegang duit sama sekali…"

"Trus? Lo dihajar gitu?" Steven semakin penasaran.

Nadia kembali menggeleng sambil tersenyum. "Nggak. Karena Alex anak cowok, jadi dia nggak bawa bekal makanan dan dikasi duit sama nyokapnya. Nah, saat itu Alex ngasi duit dia biar gue nggak diapa-apain." Steven merasakan dirinya menghembuskan napas lega untuk sebuah cerita masa lalu.

"Tapi sistemnya bukan begitu. Saat itu gue harusnya dibully tapi nggak jadi karena Alex nyelamatin gue, jadi akhirnya dia ngincar gue untuk kedua kalinya. Gue nggak suka dimintain kayak gitu. Kita berdebat hebat pagi-pagi soal palak-memalak itu dan akhirnya gue paham kalo dia ngelakuin itu bukan karena dia nggak punya uang jajan, tapi dia suka aja kalo ada orang yang ngikutin mau dia. Dari situ gue sama Alex paham kalo dia butuh perhatian dan temen tapi cara dia ngedapetinnya yang salah."

"Dan karena bel masuk udah bunyi, kita nggak jadi berantem pagi-pagi, tapi berantem setelah pulang sekolah. Dia nggak terima setelah kita nyampein kesimpulan kita soal dia. Gue sama Alex pulang babak belur, dia juga sama. Dan mulai saat itu, entah gimana dia ngerasa udah ngedapetin sosok temen yang dia pengen dalam diri kita berdua. Jadi, dia nggak pernah lagi gangguin siapapun kecuali gue sama Alex." Jelas Nadia panjang lebar.

Steven dapat merasakan betapa membingungkannya hidup Daniel. Pemuda itu bahkan mencari teman dengan cara yang aneh. Bagaimana bisa seseorang yang jelas-jelas adalah musuh dianggapnya sebagai teman yang bisa dia ajak bermain kapan saja?

"Dia aneh, ya?" komentar Steven setelah cerita panjang Nadia.

Nadia hanya tersenyum mendengar komentar teman barunya itu. Ia juga sadar bahwa Daniel itu sangat aneh dengan pola pikir seperti itu. Itulah sebabnya ia selalu berusaha menghindari pertengkaran dengan Daniel, karena pemuda itu tidak mengenal deklarasi perdamaian atau perjanjian untuk tidak saling menghiraukan.

"Gue duluan." Kata Nadia singkat lalu segera masuk ke mobilnya dan pergi sesaat kemudian.

Steven bahkan tidak menyadari bahwa mereka sudah ada di tempat parkir karena begitu serius menyimak cerita Nadia tentang bagaimana mereka mempunya hubungan yang begitu unik dengan Daniel.


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C30
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login