Namara menatap Eros dengan perasaan yang rumit. Pria itu benar-benar menenangkannya meskipun hanya dengan kalimat yang sederhana dan sangat biasa.
"Kalau begitu, apa ini berarti aku tidak memiliki kekuatan dasar yang dimiliki setiap klan?" tanya Namara.
Eros menggeleng. "Sampai saat ini kau tidak memilikinya. Namun, kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya."
"Aku harap aku bisa segera membuka segel itu," lirih Namara.
"Kalau begitu kau harus segera mengirim Castor ke neraka," ucap Eros. "Atau haruskah aku yang melakukannya?"
Namara mendengkus. Kemudian dia duduk bersandar di kursi. "Aku akan melakukan itu sendiri, Eros. Sudah cukup kau membantuku dengan budak-budak itu."
"Baiklah." Eros tidak memaksa. Dia senang karena Namara tidak ingin mengandalkannya. Jika itu wanita lain, Eros yakin mereka akan memanfaatkan dia untuk mencapai segala keinginan mereka.