Bagi para anggota kaum Alchemist yang bisa hidup abadi, perayaan tahun baru setiap tahunnya tidaklah istimewa. Yang membuat pesta kali ini spesial adalah kesempatan langka bagi mereka untuk berkumpul bersama-sama.
Aldebar dan Caspar dari keluarga Schneider selalu merayakan hari jadi mereka setiap seratus tahun sekali. Saudara perempuan mereka, Flora, yang tinggal di Amerika bukan penggemar pesta dan tidak pernah mengadakan perayaan apa pun. Ia hanya datang ke acara-acara yang diadakan saudaranya.
Orang-orang penting dari keempat keluarga utama lainnya juga sering mengadakan acara, tetapi menurut para anggota klan tidak ada yang mengalahkan kemeriahan pesta rancangan Aldebar. Malam ini mereka semua bersenang-senang dan bertukar kabar. Ketika jam menunjukkan pukul 00.00 mereka semua bersorak gembira, saling bersulang, dan mengucapkan selamat tahun baru.
Alexei dan Sophia mengamati kemeriahan itu dengan wajah yang sukar ditebak. Saat pandangan keduanya tertumbuk pada Finland, sesuatu terbetik dalam pikiran Alexei. Ia lalu menggamit Katia yang duduk di sebelahnya, terlihat lelah.
"Aku baru menyadari, istri Caspar belum meminum ramuan abadi. Kau perhatikan matanya tidak sama seperti kita," katanya kepada Katia.
"Ah, kau benar." Katia menegakkan tubuhnya dan memandang Finland yang sedang duduk di samping Caspar sambil bercakap-cakap. Hatinya kembali dibakar amarah. "Mungkin Finland belum memutuskan untuk menerima ramuan abadi dan menjadi sama seperti kita."
"Benarkah? Sulit dipercaya bahwa ada manusia yang menolak keabadian." Alexei menyipitkan matanya dan berpikir serius. "Apakah kau tahu kenapa?"
"Bisa jadi banyak kemungkinan," kata Katia mengangkat bahu. "Mungkin mereka terburu-buru menikah dan Aldebar belum membuat ramuan abadi untuknya. Bisa juga Finland memang tidak mau menjadi abadi karena satu dan lain hal. Aku sempat bicara dengannya tentang Jean, mungkin itu menjadi pertimbangannya juga."
"Jean?"
"Pria yang tadi membawa Finland ke belakang panggung. Mereka bersahabat sudah bertahun-tahun. Kurasa Jean mencintai Finland, tapi ia tak mau merusak persahabatan mereka, jadi dia tidak pernah menyatakan perasaannya... hingga akhirnya Finland bertemu Caspar. Aku tadi takut sekali ia mendengarku bicara tentang 50 tahun bersama Caspar." Katia menelan ludah, bergidik membayangkan seandainya Jean mengetahui rahasia bahwa ia sebenarnya tidak berumur 25 tahun seperti yang dikira semua orang. "Aku tak peduli kalau Jean mengetahui mereka menikah, itu bukan urusanku. Tapi aku kuatir kalau rahasia kita terdengar olehnya. Ada beberapa orang di industri hiburan yang bisa terancam diketahui identitasnya..."
"Mereka memang terlihat cukup dekat," Sophia mengangguk, "Jean tampan juga. Kalau dia bukan manusia biasa mungkin aku akan memandangnya lebih tinggi."
Katia mengerutkan keningnya seolah teringat sesuatu.
"Aku baru ingat, Karl pernah menyinggung sesuatu tentang Jean. Ia baru diwawancarai oleh sebuah majalah lifestyle. Jurnalis yang sama pernah mewawancarai Jean dan ia menyebutkan sebuah fakta menarik tentang mereka berdua itu. Katanya ini akan menjadi berita besar." Seketika matanya bersinar-sinar, "Aku tahu bagaimana caranya menyakiti Caspar."
Alexei tersenyum melihat sinar kebencian di mata Katia. Ia menuangkan sampanye untuk Katia dan Sophia, lalu dirinya sendiri. Ia mengajak mereka bersulang sambil tersenyum jahat.
"Cheers untuk era yang baru." Ia menghabiskan minumannya dan berdesis dengan nada gembira, "Aku juga tahu bagaimana cara menjatuhkan Caspar dari posisinya sebagai pemimpin klan. Aku bahkan tidak perlu menunggu lama."
Sementara itu di meja mereka, Aldebar, Caspar dan Finland, serta Flora dan Louis sedang menikmati minuman dan hidangan sambil bercakap-cakap. Anak dan cucu Flora berkumpul di bagian lain. Mereka tidak mengganggu para orang tua yang sedang berdiskusi.
Hal ini sebenarnya membuat Finland agak canggung. Dirinya adalah manusia berusia paling muda di ruangan itu. Ia sebentar lagi akan berusia 24 tahun, sementara menurut Flora, Katia yang berusia 75 tahun dan Jadeith yang berusia 120 tahun adalah orang termuda di situ selain dirinya. Tiba-tiba Finland merasa seperti anak kecil dibandingkan banyak orang di situ.
"Lalu siapa yang tertua di sini?" tanyanya penasaran.
"Casparlah yang tertua." jawab Flora. "Usianya sudah 438 tahun, dan ia menjadi pemimpin klan selain karena keturunan juga karena ia yang paling senior di sini."
Finland cegukan mendengarnya. Oh, berarti ia, manusia termuda di ruangan ini... menikah dengan manusia tertua. Rasanya aneh sekali.
Untungnya Caspar tidak terlihat tua sama sekali...
"Bukankah kau pernah bilang bahwa Alchemist yang tertua itu berusia 550 tahun lebih?" tanya Finland ke arah Caspar. "Kenapa sekarang kau jadi yang tertua?"
"Oh... Lauriel tidak pernah datang ke acara-acara seperti ini. Ia sudah menyepi sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Kami hanya tahu ia masih hidup karena ia sering meninggalkan jejaknya di seluruh dunia." Caspar menyesap wine-nya sambil bernostalgia. "Si gila Lauriel. Aku dulu sangat mengaguminya dan ikut dia bertualang keliling dunia selama hampir 100 tahun. Dia agak nyentrik. Kau tahu crop circle*?"
"Oh... lingkaran panen yang legendaris itu? Di seluruh dunia banyak ditemukan pola-pola unik di ladang yang berbentuk lingkaran bermacam-macam, dan banyak yang mengira itu buatan alien..." Finland menatap Caspar keheranan, "Jangan bilang itu kalian yang buat?"
Caspar tertawa dan mengangguk.
"Sebenarnya bukan alien. Lauriel yang pertama kali membuatnya karena ia sedang ingin membuat terkesan gadis yang ia cintai. Aku membantunya semalaman. Ketika crop circle pertama tercipta kami sangat menyukainya sehingga kami membuatnya di banyak negara yang kami datangi. Sesudah itu banyak orang yang meniru dan membuat crop circle mereka sendiri dan menyebarkan desas-desus alien dan semacamnya... Tapi aku mengenali crop circle buatan Lauriel karena ia memberikan ciri khasnya." Ia membuka ponselnya dan mengetikkan beberapa kata kunci, kemudian menunjukkan beberapa gambar kepada Finland. "Ini buatannya, dan yang itu juga... Lihat tanda segitiga di sini. Crop circle terakhir yang dibuat Lauriel ditemukan di Australia tahun lalu. Jadi aku mengetahui bahwa ia masih hidup."
"Apa dia tidak punya keluarga?" tanya Finland keheranan.
"Semua keluarganya meninggal dalam Perang Dunia yang lalu, sama seperti orang tua kami," jawab Caspar. Wajahnya seketika tampak muram. Terlihat sekali ia tidak suka membicarakan peristiwa itu. Setelah lebih dari 70 tahun, ia masih berduka akibat kematian orang tuanya.
Finland menggenggam tangan Caspar dan berusaha menghiburnya. Ia tidak pernah mengenal ayahnya dan ibunya meninggal saat ia berusia 10 tahun. Ia tak tahu bagaimana rasanya memiliki orang tua, apalagi memiliki rasa kedekatan dengan mereka.
Aldebar tiba-tiba mengeluarkan sebuah kotak dari balik mantelnya.
"Aku punya hadiah tahun baru untuk kalian." Ia menyerahkan kotak tersebut kepada Finland. "Ini ramuan abadi, untukmu, ketika kau sudah siap."
Finland menerima kotak itu dan membuka isinya. Ada sebuah botol kecil yang berisi cairan berwarna gelap. Inikah ramuan abadi yang dapat membuat tubuh manusia menjadi sempurna? Pasti ada begitu banyak orang yang sangat ingin memiliki botol yang ada di tangannya ini.
Ia menelan ludah, dan menyerahkan botol itu ke tangan Caspar.
"Tolong simpankan sampai aku siap. Aku akan meminumnya setahun lagi."
Caspar mengangguk dan menaruh botol itu kembali di kotaknya dan menyerahkannya kepada Jadeith.
"Tolong simpan di tempat yang aman."
"Baik, Paman."
Jadeith lalu meninggalkan mereka dengan botol ramuan abadi tersebut.
"Terima kasih, Aldebar. Aku akan meminumnya ketika aku sudah siap."
"Baiklah. Kalian lebih tahu." Aldebar mendeham. "Sebentar lagi aku akan menutup pesta. Kita bertemu besok di ruang sarapan. Aku mau bicara dengan kalian sebelum aku tidur selama 10 tahun."
Ia lalu minta diri dan berjalan ke atas panggung. Para stafnya memberi tanda agar para musisi menyingkir. Setelah hanya tersisa sang pemain harpa, Aldebar lalu memberi sambutan penutup kepada tamu-tamunya dan mengucapkan terima kasih karena mereka semua telah datang dan membuatnya sangat terharu.
"Saat ini aku sedang dalam sebuah penelitian penting, dan kalian tidak akan dapat menghubungiku selama 10 tahun ke depan. Jadi kalau bisa jangan ada yang menikah dulu..." katanya sambil tersenyum lebar. Orang-orang tertawa mendengarnya. "Aku serius. Ramuan abadi tidak akan tersedia selama 10 tahun. Kita akan berjumpa lagi dalam acara rutin kita tahun 2028 di tempat ini. Semoga hidup kalian senantiasa dipenuhi sukacita, sekarang dan selamanya. Sampai jumpa!"
Orang-orang menyahut, "Sekarang dan selamanya" lalu bertepuk tangan dan bersiap-siap pulang.
"Kau terlihat lelah, sebaiknya kita beristirahat," kata Caspar sambil menggenggam tangan istrinya dan mengajaknya keluar lewat belakang panggung. Mereka berpamitan kepada Flora dan Louis dan naik ke kamar mereka di lantai 3.
"Bagaimana pendapatmu tentang pesta Aldebar tadi?" tanya Caspar saat mereka sudah tiba di kamar.
"Aku suka semuanya, artistik dan berkelas," jawab Finland. "Aku belum pernah datang ke acara seperti itu sebelumnya."
"Kita akan mengadakan yang lebih meriah 10 tahun lagi, lalu 61 tahun lagi ketika aku genap berusia 500 tahun, dan 76 tahun lagi ketika kau berusia satu abad." Caspar menarik Finland ke dalam pelukannya dan mencium bibir gadis itu dengan penuh cinta, "Aku tak sabar hidup selamanya bersamamu."
Finland membalas ciuman Caspar dan memejamkan matanya. Ia masih sulit membayangkan perayaan ulang tahunnya yang ke-100...
Caspar lalu menggendongnya ke tempat tidur dan melanjutkan cumbuannya di sana dengan lebih intens. Bayangan akan kehidupan mereka bersama di masa depan membuatnya bergairah.
Ia tak pernah memiliki perasaan demikian kuat kepada seorang perempuan seperti ini. Saat ini yang ada dalam pikirannya adalah hidup bersama Finland dan memiliki anak-anak darinya.
Tidak lama kemudian keduanya sudah mengisi hari pertama mereka di tahun yang baru dengan bercinta hingga pagi hampir menjelang.
"Ini tahun terbaik dalam hidupku. The best is yet to come. I promise you." bisik Caspar dengan suara parau. Setelah keduanya lelah, ia berguling ke samping dan memeluk Finland. Diciumnya rambut gadis itu dan ia berbisik. "Selamat tahun baru, Finland Von Schneider."
Finland tertegun.
Akhirnya ia memiliki nama belakang.
Namanya sekarang bukan hanya satu nama Finland yang sering membuatnya malu. Kini ia menyandang salah satu nama belakang paling berpengaruh di dunia....
Ia tersenyum sedikit sambil mengusap-usap tangan Caspar yang memeluknya dan akhirnya membalas ucapannya, "Selamat tahun baru, Caspar."
Finland juga menganggap tahun ini adalah tahun terbaik dalam hidupnya.
.
.
*crop circle = silakan Google aja ya dengan kata kunci "crop circle" kalian akan menemukan fakta unik dan gambar-gambar pola lingkar panen yang bagus banget.
.
.
@@@@@@@@@@@@@@@
.
Dari Penulis:
Terima kasih sudah membaca cerita The Alchemists sampai sejauh ini. Dukungan para pembaca benar-benar membuat saya terharu dan lebih bersemangat. Oh ya, kalau kalian belum membaca novel saya yang lain, boleh dicek juga. "Ludwina & Andrea" cerita romance juga tapi bacanya mesti siapin tissue yaaa...soalnya sedih banget (tapi bagus banget, suer), dan saya janji ini akan happy ending - sebisa mungkin. Lalu ada juga "Katerina" tentang mantan murid badung yang sekarang menjadi guru di SMP dan harus menaklukkan murid-murid nakal di sekolahnya.
Btw, saya sempat ngobrol sama seorang teman lama yang juga kebetulan adalah seorang sutradara. Katanya dia bisa bantu memasarkan cerita-cerita saya ke produser untuk entah jadi film atau serial - dia punya kontaknya dan berminat dengan cerita saya. Jadi, next time saya ke Jakarta saya bisa jalan-jalan bareng beliau untuk ketemu orang-orang yang ada di industri hiburan.
Wah.. saya excited banget dong... kebayang ya kalau Ludwina & Andrea bisa difilmkan, pasti akan keren dan romantis banget...
Kalo The Alchemists mungkin agak susah ya difilmkan di Indonesia karena tokohnya banyak yang bukan orang Asia, but who knows... kalau novel terjemahan Inggrisnya bisa terkenal mungkin bisa dilirik produser internasional ya... (monmaap saya ngimpi dulu ya).
Anyway... saya jadi kepikiran, kalau kalian sukaaaaa banget sama novel ini dan ingin teman-teman atau keluarga kalian tahu dan ngerti kenapa kalian bisa suka banget buka Webnovel tiap hari cuma untuk baca novel.. Boleh lho, dishare cerita ini di sosial media masing-masing.
Kalau buka library di bagian kanan setiap novel ada keterangan ttg novel (bisa didonlot juga novelnya untuk dibaca offline, lho). Nanti kalau diklik akan ada foto novel, keterangan (info) - review - konten. Di sudut kanan atas ada tombol share. Kalau ceritanya viral, kita kan bisa sama-sama berbangga karena kita menjadi bagian dari perjalanan kisah "The Alchemists".
Untuk penggemar cerita "Ludwina & Andrea" yang tiap hari nangis dan minta saya tanggung jawab karena sudah bikin matanya bengkak (ahahaha...OMG), boleh share juga ceritanya ke orang-orang lain, biar kalian nggak nangis sendirian. Tuh...makin jadi seru kan kalo rame-rame.
Waktu pertama nulis kedua cerita ini, saya nggak menyangka akan menulis dengan sangat aktif dan kreatif. Tanpa dukungan pembaca setiap harinya, cerita-cerita saya ini nggak ada...
Jadi TERIMA KASIH BANYAK, hatur nuhun, matur suksma...
@@@@@@@@@@@@@@@@
PS: Nanti malam saya update satu chapter lagi jam 10 malam. Jadi biar pembaca nggak usah bolak-balik cek Webnovel untuk lihat update-an ya.