Budayakan Vote & Comment
Sorry For Typo
______________________________________________
080420
Detak jantung jungkook tidak memompa dengan baik, meskipun operasi yg di lakukan berjalan lancar tapi banyak sekali organ-oragan yg rusak dan luka fisik yg begitu mengerikan.
Mesin pegukur detak jantung itu masih berbunyi seirama, selang infus dan juga beberapa alat medis lainnya yg tertancap di tubuh jungkook membuatnya seperti mayat hidup tak berdaya.
Kepala jungkook terbentur keras sehingga menyebabkan beberapa kerusakan di bagian otak, tulang tengkorak bagian belakang juga sedikit retak. Berbalut perban kepala jungkook terus menitikan darah segar, namun menurut para dokter yg menangani jungkook bahwa tak ada bagian penting yg rusak dari sistem otaknya.
Di tempat lain ada tubuh mungil Yoongi yg sudah di pindahkan keruang rawat VIP, namja itu belum sadarkan diri pascah operasi melahirkan dan operasi karena kecelakaan, luka fisik Yoongi memang tidak banyak hanya saja Yoongi mengalami kelumpuhan.
Tulang pinggang Yoongi terbentur keras saat truk mebarak mobil mereka dari arah kiri, dan pada saat kecelakaan yoongi tengah hamil tua sehingga pinggangnya sangat sensitif. Menurut para dokter yg menangani Yoongi kelumpuhan tersebut tidak bersifat permanen tapi, hanya mukjizat juga yg bisa menentukan apakah yoongi bisa menggunakan tubuh bagian bawahnya lagi seperti dulu.
"Dokter apa yg harus ku jelaskan pada mereka saat nanti mereka membuk mata??" Mata sembab nyony Jeon sudah tak dapat mengubgkapkan bagaimana kepedihan yg di rasakan saat ini
"Nyonya bersabarlah, ini ujian. Untuk tuan Yoongi mungkin kedepannya ia tak dapat berakting di depan camera lagi"
"Astaga Tuhan, cobaanmu begitu berat" nyonya Jeong menekan dadanya
"Tuan Yoongi mungkin akan mengalami depresi berat nyonya, mengingat ia adalah seorang selebriti"
"Apa yg akan aku jelaskan kepada mereka dokter?? Katakann.... aku hanya wanita tua"
"Nyonya, sebaiknya anda istirahat karena anda sudah seharian menangis. Oh iya bayi yg di lahirkan tuan Yoongi sangat lemah. Bayinya prematur dan butuh perawatan lebih ketat"
"Lakukan apapun dokter semaksimalnya, aku sudah tidak mempunyai tenaga lagi"
Sudah 10 jam lamanya jimin berada di ruang operasi, belum ada tanda-tanda bahwa operasi itu berjalan baik atau malah sebaliknya, tubuh jimin benar-benar mengalami banyak kerusakan turutama di bagian dada hingga perut bagian bawah akibat terjepit di antara tempat ia duduk. Serpihan kaca mobil yg berserakan juga banyak yg menancap di tubuh istri pertama Jeon Jungkook itu.
Menurut para dokter jimin tidak akan bisa lagi melahirkan keturunan karena benturan yg ia terima begitu kuat dan badan jimin sudah membiru saat di evakuasi di lokasi kejadian, kecelakaan tersebut sangat tidak terduga tapi semua adalah rencana yg pencipta jadi mereka hanyalah pemeran dalam kisah ini.
Tubuh jungmin sudah di kremasi dan siap untuk makamkan, acara bela sungkawa tersebut di adakan langsung di Rs tempat mereka di rawat, eomma jungkook menyambut semua para tamu yg datang melayat, namun tak ada satupun dari mereka yg mengetahui siapa itu jungmin. Mereka datang hanya sekedar mengucapkan duka atas kecelakaan yg menimpa Aktor Jeon Jungkook dan Min Yoongi.
Sangat pedih hanya itu yg saat ini di rasakan, anak pintar itu sudah tak bernyawa lagi, ia sudah tak bernafas dan bahkan tidak tersenyum sedikitpun, matanya tertutup rapat di dalam peti. Jeon Jungmin sudah meninggalkan dunia menuju alam yg lebih baik baik.
"Jungminahh... astagaa Tuhaan" eomma jungkook terus meratapi kepergian cucu tunggalnya.
"Anyeonghaseo nyonya, aku kim taehyung. Turut berduka cita"
Taehyung yg mendapatkan kabar tentang kecelakaan yg menimpa keluarga Jeon segera berlari menuju rumah sakit, hatinya terasa seperti di sayat-sayat melihat poto jungmin sudah terpajang dengan hiasan ribuan bunga.
Taehyung memberikan salam penghormatan terakhir kepada sahabat kecilnya itu, tak bisa ia bayangkan jika jimin mengetahui bahwa putra tercintanya sudah tak bernyawa.
"Selamat jalan Jungminah, ahjusi menyayangimu. Semoga kau tenang disana dan teruslah menjaga eomma mu dari kejauhan"
Taehyung menitikan air mata yg sudah menumpu di kelopak matanya, tak dapat di bendung lagi betapa hancurnya perasaan dan juga jiwa taehyung menyaksikan kematian seseorang yg sangat dekat dengannya.
"Hakim Tae... anak dan menantuku belum ada satupun dari mereka yg terbangun. Aku tidak tahu harus bagaimana menghadapi mereka"
"Tenanglah nyonya, mari pikirkan jalan keluarnya dengan tenang. Saat ini lebih baik nyonya focus terlebih dahulu pada acara pemakaman jungmin"
Taehyung ikut bergabung menyambut para penglayat sebagai pendamping tuan rumah karena saat ini nyonya Jeon benar-benar berada di titik terendah, wanita tua itu tidaklah wanita yg kuat, hatinya benar rapuh dan siap menjadi hancur menjadi serpihan saat itu juga.
★★★★★
"Eomma?" Jimin membuka kelopak matanya yg terasa akan jatuh karena rasa efek bius yg masih tertinggal di tubuhnya
"Jiminah?? Kau sudah sanar nak?" Eomma jungkook segera menekan tombol darurat.
"Eomma semua badanku rasanya sakith" jimin meringis saat mencoba duduk dari tempat ia berbaring.
"Iya sayang, kau sudah satu minggu berbaring di sini" eomma jungkook memeluk tubuh jimin
"Jungkook mana eomma? Apa dia baik? Mobil yg di bawa jungkook... aduh"
Jimin mencoba mencari kesadarannya, ia meringis setiap kali melakukan sedikit pergerakan tubuh, hanya sepenggal memori yg terputar di pikirannya karena jimin belum sepenuhnya pulih.
"Ju.. jungkook ada di kamar sebelah nak, jungkook sudah lebih baik"
"Syukurlah... Yoongi?? Bagaimana mana dengan bayinya?"
"Yoongi juga sudah siuman, bayinya masih dalam penanganan dokter"
Eomma jungkook mengepalkan jemarinya seakan takut untu pertanyaan-pertanyaan yg akan di keluarkan jimin dari mulutnya.
"Arraseo eomma. Jungmin?? Jungmin dimana eomma?? Apa dia di kamar jungkook?"
"Nd.. nde?? Ju, jungmin?"
"Iya, aku merindukannya, eomma bisa memanggilnya untukku? Aku ingin memeluk anak tampan itu"
Pertanyaan ini lah yg tak kuasa di jawab oleh eomma mertuanya, bagaimana cara ia akan mengatakan jika jungmin sudah tiada, melihat keadaan jimin saat ini tidak sanggup bagi eomma mertuanya untuk mengatakan kebenaran.
"Eomma?? Eomma?? Kenapa diam?"
"Nde?? Ba.. baik eomma, eomma akan memanggil ju.. jungmin dulu"
Mertuanya segera keluar sari kamar rawat jimin dan duduk tersimpuh menahan sesak di dadanya, beberapa perawat yg melihat sang eomma tak berdaya membantu agar ia bisa berdiri kembali. Dari kejauhan beberapa dokter siap memasuki kamar jimin untuk memeriksa keadaanya.
Ceklek
"Jungkookahh.. ottokae, eomma.. eomma tidak sanggup mengatakan apapun" nyonya Jeon memeluk tubuh anaknya.
"Kenapa eomma?? Jimin sudah bangun?? Eomma aku ingin menemuinya"
"Kau belum bisa bangkit nak, tubuhmu masih sama lemahnya dengan jimin"
Jungkook menitikan airmatanya karena tak bisa menemui sang istri yg sudah 3 hari ini tidak bangun juga dari masa kritisnya, bahkan ketika jimin sudah bangun pun ia tak mampu berbuat apapun.
"Andweee.... tidak mungkin... ahhh annieoh, jungminah.... ottokae"
"Anakku, ahh jebbaall katakan ini hanya bohong, hiks jungminah.. ottokae, jungkook?? Jeon Jugkook kau dimana?? Bawa jungmin kemari hiks aahhhh... jungminanh"
Jungkook terisak mendengar teriakan istri pertamanya seakan mendapatkan kabar tentang kematian sang anak, sakit yg teramat sangat hanya itu ungkapan untuk yg keadaan saat ini.
"Dokter.. hiks katakan dimana anakku?? Ahh jebbal ini menyakitkan dokter hiks.. appo aahhh jebball kembalikan jungmin ku. Kumohon hiks biar aku saja yg mati"
"Tuan jimin, tenanglah tuan"
"Tenang?? Hiks tenang kata mu? Hiks anakku mati asal kau lupa dan kau bilang aku haru tenang?? Mm hiks ahh kalian tidak tahu bagaimana perasaanku" air mata jimin sudah membasahi piyama Rs yg di kenakan
"Ahh ini lebih menyakitkan dari pada mati sekalipun hiks ahh ya tuhann, anakku tolonh hiks katakan ini hanya mimpi ahhhh.. jungminaahh hiks aahh jebball"
"Jungminku... eomma bogosipeo, anakku, ahh kembalikan jungmin hiks tuhaann aku membencimu ahh, aku tidak pernah menyesali semua musibah yg kau berika ahh tapi yg satu hiks tolong tuhan jangan kau jauhkan aku dari jungmin ahhh appo.. hiks dia hartaku satu-satunya jebaaaalll hiks"
Suasana haru itu ikut membuat semua orang yg hadir diruang jimin merasakan sebuah kehilangan yg teramat menyakitkan, jimin terus meronta untuk membangunkan tubuhnya namun jimin masih sangat lemah. Jahitan di perutnya juga masih sangat basah.
Dokter memberikan obat penenang agar jimin bisa mengendalikan diri dan beristirahat kembali untuk memulihkan tenaganya, jimin masih terus terisak hingga bius yg di suntikan sudah terlarut di dalam tubuhnya.
Jungkook menghapus setiap air bening yg mengalir di pelupuk matanya, ia telah gagal menjadi seorang appa dan juga seorang suami, ia tidak bisa melindungin baik istri atau anaknya. Perasaan sesal itu terus menghantinya setiap malam, kenapa dia tidak pulang satu jam lebih lambat dari kejadian kecelakaan itu? Atau jika saja ia tidak menawari untuk menanyakan istrinya menginginkan sesuatu atau tidak? Mungkin semua ini tidak akan terjadi.
★★★★★★
Yoongi bersender pada kepala tempat tidur rumah sakit, ia menekan dadanya menahan sesak yg sanga mencekat. Kakinya benar-benar tidak dapat di gerakan, kaki itu benar-benar kaku.
"Sial!! Kenapa kau tak menuruti perintah dari otakku hah??" Yoongi memukul kakinya yg tidak terasa itu.
"Kaki bodoh, ayoo begeraklah jebball... ahhhh" Yoongi mengutuk dirinya sendiri
"Apa aku akan lumpuh hiks?? Apa ini takdir hidupku?? Ahh bagaimana ini"
Sudah hari ke-4 Yoongi tidak juga bisa menerima kenyataan bahwa ia lumpuh, berkali-kalipun ia mencoba tapi kakinya benar-benar mati rasa. Yoongi sudah menangisi untuk hal sama dalam 4 hari dan matanya sudah sangat sembab
"Karirku hancur sudah hiks, bagaimana aku bisa menghabiskan sisa umurku dengan keadaaan seperti ini hiks aaaaarrghhh"
Yoongi kembali memukul kakinya untuk kesekian kali, yoongi benar-benar terpukul dengan keadaannya hingga ia lupa jika darah dagingnya sangat membutuhkan eommanya.
Yoongi enggan sedikitpun menyentuh bayi yg ia lahirkan, rasa trauma dan bencinya masih sangat dalam, ia tak membenci makhluk kecil itu. Yoongi membenci dirinya dan keadaan yg menimpa keluarganya.
"Tuan Yoongi apa kau benar tak ingin melihat Jeoni?? Dia sangat cantik tuan"
"Jeoni siapa suster?"
"Nama putri anda tuan. Appanya memberikan nama Jeon Jeoni untuk putri cantiknya"
"Hiks benarkah?? Apa jungkook yg memberikan nama itu??"
Yoongi menangis haru saat mendengar penuturan suster tersebut, jadi jungkook sudah memberikan nama untuk bayi mereka, dalam keadaan seperti ini yoongi benar-benar membutuhkan jungkook.
"Suster hiks, bawakan jeoni (Juni) padaku, aku menginginkannya"
Suster tersebut mengangguk paham dan segera menuju kamar bayi untuk membawa sang anak ke pangkuan eommanya, Jeoni benar-benar memerlukan kekuatan dari orang terdekatnya agar bayi mungil itu biaa bertahan hidup lebih lama.
"Ini tuan, dia sangat cantik bukan? Bermainlah dengannya. Kalau ia menangis coba ka susui walau sedikit. Aku akan berada di depan kamar" sang suster mengundurkan diri untuk membarikan ruang bagi Yoongi dan sang bayi
"Anyeong Jeoni, kenapa kau kurus sekali? Apa karena eomma mengabaikanmu?? Mianhae Jeoni" Yoongi menyentuh jemari mungil anaknya, sesaat kemudia ia menitikan air mata karena rasa bahagia dan haru.
Hampir 8 bulan lebih ia mengandung Jeoni dengan baik, tapi setelah anaknya lahir kenapa Yoongi mengabaikan malaikat kecil tak berdosa itu. Air mata harunya terus mengalir seiring dengan rasa syukurnya. Mungkin tuhan mengambil kakinya saat ini tapi tuhan juga memberikan kado terindah untuk dirinya, maka yoongi hanya perlu bersyukur. Apa jadinya jika ia juga harus kehilangan anak seperti yg jimin rasakan.
★★★★★
Jimin membuka matanya yg terasa basah, dia mencoba menemukan kesadarannya hingga akhirnya jimin mengingat kembali bahwa kenyataan jungmin yg tidak ada lagi di kehidupannya.
Jimin belum mengetahui juga bagaimana kondisinya saat ini, apalagi jika ia tahu bahwa dirinya tak bisa lagi melahirkan keturunan. Mungkin jimin akan memilih untuk mengakhiri hidupnya jika saja suatu saat ia mengetahui hal tersebut
Lagi-lagi tangis jimin pecah di tengah keheningan malam, jimin meremas dadanya yg terasa sangat sesak. Tempat bersandar satu-satunya yg ia punya telah pergi dalam damai. Jimin merasakan bahwa ia hanya hidup untuk selalu di tinggalkan
"Hiks jungminaah... maafkan eomma nak"
"Ahhh eomma tidak menjagamu dengan baik hiks, eomma menyesal jungminaahh hiks"
"Bagaimana eomma bisa hidup tanpamu anakku?? Hiks jungminaahh... eomma merindukan pelukanmu eoh ahh hiks jungminahh"
"Kenapa hiks kau tak membawa eomma bersamamu jungminahh?? Hiks ahh appo, jungminahh ottokae?? Hiks"
"Apa kau senang hiks melihat eomma menangis?? Tidak kan?? Ahh ayo kembali jungminaahh agar eomma tidak menangis lagi hiks"
Jimin memeluk bingkai poto jungmin yg berdiri di meja disebalah ranjangnya, ia membelai pipi jungmin dalam bingkai tersebut lalu menciumi poto almarhum anaknya. Jungmin memeluk erat bingkai poto tersebut sambil terus menangis tanpa henti. Begitu sempurna penderitaan yg ia dapatkan. Jimin bertepuk tangn untuk semua skenario hidup yg ia jalankan.
Bersambung
QaraTanjung