Baixar aplicativo

Capítulo 25: Bab 25

*BAB 25*

Akhirnya setelah menempuh perjalanan udara yang banyak memakan waktu, jet pribadi milik Xander berhasil mendarat dengan aman siang hari ini. Diluar sudah ada anak buah Jimmy yang tengah menunggu kedatangan Xander, mereka berdiri dengan rapi di depan mobil. Menggunakan setelan hitam, kacamata, serta earphone di telinga masing-masing.

Jimmy tidak menyambut kedatangan Xander, namun tangan kanannya lah yang menggantikan dirinya untuk menyambut Xander, yaitu Matthew.

"Bersiaplah.'' Matthew memberi aba-aba kepada anak buah Jimmy yang lain karena sebentar lagi Xander akan segera menuruni tangga jet pribadinya.

Xander mengamati keadaan sekitar, di belakang tubuhnya ada Paul yang siap menjaga dirinya.

Tatapan Xander terfokus pada pria setengah paruh baya berdiri dengan tegap yang mengarah ke dirinya. Xander masih ingat dengan jelas wajah itu, wajah yang selalu berusaha menghibur Xander kala itu.

Dengan aura intimidasinya Xander berjalan dengan gagahnya mendekati Matthew, tujuannya bukan untuk menghampiri Matthew, namun ia ingin segera masuk ke dalam mobil.

"Selamat datang kembali Tuan Xander, senang bisa melihat anda kembali ke kota ini." Sapa Matthew dengan sedikit membungkukkan tubuhnya lalu diikuti oleh anak buah yang lain, mereka turut menyambut kedatangan Xander. Meski beberapa dari mereka belum tahu betul siapa pria yang ada hadapannya saat ini.

Xander langsung memasuki mobil yang telah disediakan, ia tidak berniat membalas sapaan mereka. Ia hanya menghentikan langkahnya tanpa berniat menoleh ataupun bertukar senyuman pada mereka. Ya begitulah Xander, si manusia dingin.

Setelah Xander memasuki mobilnya, Paul mencoba mendekati Matthew karena ada sesuatu yang ingin ia sampaikan kepada pria itu.

"Bisa bicara denganmu sebentar?." Tanya Paul, karena ia sendiri pun belum mengenal siapa pria yang ada di hadapannya saat ini. Yang bisa Paul tangkap adalah, posisi pria ia sama seperti dirinya.

"Untuk saat ini jangan ganggu Tuan Xander, dan jangan ajak berbicara beliau. Karena suasana hati Tuan Xander sedang dalam kondisi yang buruk." Jelas Paul kepada Matthew.

"Baiklah aku mengerti." Jawab Matthew dengan sedikit menunjukkan senyumannya. Karena Matthew sudah lebih dulu mengenal Xander di bandingkan dengan Paul.

"Kau sudah banyak berubah Tuan muda." Cicit Matthew. Usia Matthew tidak berbeda jauh dengan Jimmy, namun meskipun begitu Matthew masih terlihat bugar dan gagah. Ia masih setia mengabdi kepada Jimmy.

Rombongan mobil meninggalkan bandara ini, mereka akan langsung menuju ke mansion utama Hampton. Ada lebih dari 5 mobil yang melaju saling beriringan.

Xander hanya termenung di dalam mobil, ia duduk menyandar sembari melihat ke arah luar kaca mobil. Tatapannya terlihat kosong dan lesu, setelah hampir 10 tahun lamanya ia kembali menatap pemandangan kota ini. Kota ini terlihat jauh lebih maju dan modern, beberapa lahan yang dahulunya kosong kini sudah berubah menjadi gedung tingkat yang mewah.

Xander sudah memikirkan beberapa rencana yang akan ia lakukan kedepannya, jika bukan karena untuk balas dendam, Xander tidak akan sudi menginjakkan kakinya di mansion itu lagi.

Tidak, Xander tidak kembali ke mansion Hampton karena uang, tidak sama sekali. Karena tanpa itupun Xander sudah memiliki kekayaan dan aset yang begitu banyak. Bahkan ia bisa mendirikan sebuah perusahaan atas namanya sendiri.

Xander memiliki rencana dan jalan pikiran yang tidak bisa di mengerti, ia membenci mansion itu namun ia tetap kembali kepada kenangan masa lalu yang sangat ia benci dan selalu ia hindari selama bertahun-tahun.

"Selamat datang kembali Tuan muda di mansion utama keluarga Hampton."

"Tuan dan Nyonya sudah menunggu kedatangan anda di dalam mansion." Ucap Matthew ketika membukakan pintu mobil untuk Xander, mempersilahkan Xander untuk memasuki mansion. Karena Jimmy dan Annita sudah menunggu kedatangannya.

Baru beberapa langkah ia berjalan tiba-tiba Xander menghentikan langkahnya, ia memejamkan kedua matanya sembari mengepalkan tangannya dengan erat hingga memperlihatkan urat-urat tangan yang menonjol.

Seperti ada benda keras yang menghantam kepala Xander, kepalanya terasa sakit dan terasa sangat pusing. Kejadian-kejadian masa lalu yang seperti kaset rusak kembali berputar secara otomatis.

"Apakah anda baik-baik saja Tuan?.'' Tanya Paul yang menyadari perubahan sikap Xander, sedari tadi Paul selalu memperhatikan gerak-gerik Xander. Paul khawatir jika terjadi sesuatu kepada Tuannya itu, ia cemas jika Xander tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Paul paham kecemasan yang Xander rasakan saat ini, karena ia sudah bersama dengan Xander bertahun-tahun lamanya.

"Ya." Jawab Xander kembali menegakkan tubuhnya dengan gagah. Sepertinya setelah ini ia harus kembali minum obat penenang.

Sudah beberapa tahun ini Xander candu dengan obat penenang. Ia meminum obat itu untuk menenangkan pikirannya jika sedang kacau balau.

Matthew membimbing Xander memasuki mansion ini, ah sebenarnya tanpa bimbingan dari Matthew pun Xander masih sangat hafal letak-letak ruangan yang ada di mansion, mungkin hanya ada sedikit perubahan di beberapa ruangan.

Namun saat memasuki area mansion, Xander tidak melihat adanya perubahan itu. Semuanya terlihat sama, mulai dari gerbang hingga taman yang ada di mansion ini.

"Selamat datang kembali di mansion ini Xander." Ucap Jimmy dengan senyum merekah sembari merentangkan kedua tangannya untuk memeluk tubuh Xander. Namun Xander hanya diam menerima pelukan dari Daddynya. Padahal beberapa hari yang lalu ia baru saja mendapat tamparan dari tangan Jimmy, namun kini tiba-tiba saja pria paruh baya itu bersikap manis kepada dirinya. Seolah-olah tidak pernah ada yang terjadi sebelumnya.

"Lepas." Entah kenapa ketika menerima pelukan Jimmy membuat perasaan Xander berubah menjadi sedikit sensitif. Sudah sangat lama sekali ia tidak merasakan pelukan hangat seperti saat ini, pelukan seorang ayah yang tidak pernah ia rasakan setelah kejadian pahit itu.

"Daddy senang karena akhirnya kau kembali ke mansion ini lagi." Dengan terpaksa Jimmy melepas pelukannya, bibir yang tadi terangkat lebar tiba-tiba berubah seketika. Senyumannya tidak merekah seperti tadi.

"Aku juga merasa senang Jimmy, mansion ini pasti akan menjadi lebih hidup karena kedatangan Xander." Annita membuka suaranya dengan berjalan mendekati kedua pria itu.

"Dan Violette tidak akan pernah merasakan kesepian lagi." Sambung Annita.

Ia hanya bisa berharap semoga dengan kedatangan Xander, keluarga Hampton akan menjadi lebih harmonis dan bahagia. Namun kita semua tidak pernah tahu bagaimana dengan rencana Xander dan rencana Tuhan.

"Dimana letak kamarku."

"Tidak berubah bukan?.'" Tanya Xander dengan mengangkat salah satu alisnya, ia menatap Jimmy dan Annita secara bergantian meminta jawaban.

"Ya, tentu saja. Tidak ada yang berubah." Jawab Jimmy melempar pandangannya ke arah Annita.

"Kau bisa beristirahat dengan nyaman di kamar mu X, tidak ada yang berubah dari kamar itu." Tambah Annita, sebelumnya ia sudah mengecek keadaan kamar Xander. Meski kamar itu tidak ada penghuninya, namun kamar milik Xander rajin di rapikan dan di bersihkan.

"Baiklah." Balas Xander kemudian berjalan menuju kamar utama miliknya.

Xander bahkan masih mengingat bagaimana bentuk kamar serta letak barang-barang yang ada di dalam kamar miliknya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C25
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login