Baixar aplicativo
100% Shopia / Chapter 3: Kencan Pertama

Capítulo 3: Kencan Pertama

Ini sudah kelima kalinya Shopia menganti bajunya, ada saja yang kurang menurut gadis itu, warnanya lah, modelnya lah, asesorisnya yang tidak cocok, sepatunya yang tidak senada dan lain - lain sebagainya. Ia menoleh ke jam dinding, jarum jam sudah menunjukan pukul delapan pagi. Masih ada satu jam lagi sebelum ia bertemu dengan Adi toko buku. Tapi ia belum menemukan pakaian yang sesuai.

"Pia.. katanya mau ke Toko Buku? Kok belum berangkat?" Ibu memunculkan kepalanya di balik pintu kamar Shopia yang tidak di kunci

" Bu yang ini atau yang Ini?" Bukannya menjawab pertanyaan Ibunya, malah balik bertanya kepada Ibunya

" Bagus dua- duanya kok" Ibu menjawab jujur, karena memang bagus semua baju yang di perlihatkan oleh Shopia

"Emang Pia mau pergi sama siapa sih? Biasanya gak ada pilih-pilih baju" Ibu Shopia merasa heran dengan tingkah anaknya itu.

" Sama teman sekelas Bu" jawab Shopia yang masih pilih -pilih baju di lemarinya

" Biasanya juga pilih - pilih kok Bu, Gak kelihatan aja sama Ibu" Lanjutnya lagi, dan memakai pakaian hasil pilihannya berjam- jam itu. Shopia berbohong pada dirinya sendiri, Ibunya memang benar Shopia tidak pernah memilih pakaiannya ketika akan pergi dengan Dina atau teman-teman yang lain. Gaya favoritnya adalah kaos Osella putih dengan celana jeans dengan tas samping kecil dipadu dengan sepatu kanvas. Biasanya Shopia hanya menghabiskan waktu sepuluh menit bersiap- siap mulai dari mandi sampai pasang sepatu. Tetapi kali ini, seusai subuh ia sudah mulai bersiap-siap sampai akhirnya selesai jam 8.15. Gadis itu terburu-buru keluar rumah tidak menghiraukan Ibunya yang menyuruhnya untuk sarapan dulu, berlarian menuju pintu sambil mengucapkan salam. Ibunya hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah anak gadis kesayangannya itu. Dimata Ibu, Shopia masih seperti bocah, manja dan mengemaskan. Kesayangan seluruh anggota keluarga. Kalau Shopia yang meminta, baik Ayahnya, Abangnya Arya pasti tidak akan pernah menolak permintaan Shopia, Ibu pun demikian, keceriaan Shopia adalah kebahagian untuk ibunya, seolah semua masalah hilang ketika melihat anak itu dengan segala tingkah polah manjanya yang ceria.

Toko buku masih sepi, penjaga toko buku sedikit heran melihat seorang pemuda sudah berada disana padahal toko baru saja buka jam 9 pagi. Sementara si penjaga toko itu baru akan membersihkan rak- rak buku, dan menyusun beberapa buku yang masih belum berada pada raknya. Pemuda itu mengitari toko buku itu, membaca sekilas buku yang diambilnya di rak, lalu meletakannya kembali, kemudian berjalan lagi menuju rak lainnya, begitu seterusnya, sambil sesekali melihat jam tangannya. Ia tampaknya sedang menunggu seseorang.

Suara lonceng kecil pada pintu toko itu berbunyi tandanya ada seseorang membuka pintu toko itu, si pemuda tadi meletakan buku yang dari tadi Ia dibolak-balik kembali ke raknya, dan bergegas ke arah pintu masuk toko Buku Itu, benar saja dugaannya, seseorang yang ia tunggu sudah datang. Shopia tersenyum kepada Adi yang juga sedang tersenyum kepadanya, berjalan mendekati pemuda itu.

" Sudah lama Adi datang?" tanya Shopia, Shopia merasa tidak enak karena agak terlambat, karena angkot yang ia naiki tadi pagi bocor ban, terpaksa ia harus menunggu angkot lain.

" Tidak, baru juga datang" Jawab Adi berbohong, Padahal ia sudah dari tadi sampai disini, bahkan sebelum toko ini buka.

Adi mengajak Shopia untuk melihat Buku- buku yang ingin ia beli. Selanjutnya Mereka terlihat sibuk memilih buku-buku untuk Adi. Adi adalah seorang pemuda yang supel dan humoris, ia bisa mencairkan kecanggungan Shopia saat bersamanya. Ada saja hal yang dapat dijadikan bahan gurauan oleh Adi, sehingga Shopia tidak lagi merasa canggung walaupun jantungnya masih berdebar- debar ketika bersama pemuda itu. Setelah mendapatkan buku-buku untuk yang dicarinya, Adi mengajak Shopia untuk makan cemilan, perutnya lumayan lapar, karena mereka cukup lama menghabiskan waktu di toko buku itu tadi. Adi memilih sebuah toko roti yang juga menjual eskrim, karena baik Shopia ataupun Adi belum ingin makan makanan yang berat.

Mereka sekarang sedang berada di kedai roti, karena hari minggu dan sudah mulai siang kedai sedikit agak ramai. Banyak remaja seperti mereka juga makan bersama- sama di sini, ada juga keluarga yang memilih untuk makan di kedai ini, karena dekat dengan pusat bermain untuk anak- anak juga. Adi bercerita tentang banyak hal, tentang buku- buku yang mereka pilih tadi, tentang bagaimana ia lemah dalam pelajaran menghapal seperti biologi, Ia berharap bisa belajar bersama Shopia yang memang termasuk anak yang pintar disekolah. Shopia tidak keberatan dengan itu, ia tentu sangat senang jika Adi belajar bersama dengannya. Mereka memutuskan untuk membuat kelompok belajar dan Shopia mengusulkan untuk mengajak juga beberapa teman kelas yang lainnya. Sebenarnya Adi hanya ingin berdua saja dengan Shopia, tetapi karena usulan Shopia ia menyetujui saja jika beberapa teman diajak juga.

Setelah merasa kenyang mereka pun berencana akan pulang, tetapi Adi minta di temani oleh Shopia untuk berbelanja keperluan sekolahnya. Walaupun Ia sudah dua bulan masuk sekolah, tetapi perlengkapan sekolahnya sudah banyak yang usang, Ia ingin membeli yang baru begitu katanya kepada Shopia. Sebenarnya cuma alasan Adi saja, Ia ingin lebih lama bersama gadis manis teman sekelasnya itu. Ia Masih ingin melihat Shopia bercerita, bercanda dan tertawa bersamanya siang ini. Padahal untuk keperluan sekolahnya, sebelum Ia pindah, sudah dibelikan yang baru oleh Mamanya.

Shopia sedang memilih tas ransel untuk Adi, Ia senang Adi meminta pendapatnya tentang banyak hal, ia jadi mengetahui seperti apa kesukaan Adi, misalnya Adi menyukai warna apa untuk tasnya, sepatu favoritnya seperti apa, dan juga buku-buku bacaan kesukaan Adi seperti apa jenisnya. Shopia juga senang karena Adi juga suka bercanda, sehingga Shopia tidak lagi merasa canggung berada didekat pemuda itu. Walaupun ia masih berdebar-debar ketika menatap wajah pemuda dengan lesung dikedua pipinya itu.

" Yang ini gimana Pia?" Adi membawa sebuah ransel berwarna hitam aksen Abu-abu. Shopia mengamati tas itu, cukup besar dan banyak muatnya, modelnya juga bagus, trendy. Shopia mengangguk dan mengacungkan dua jempolnya tanda setuju kalau ransel itu bagus. Adipun menganguk dan tersenyum.

Shopia dan Adi sudah berada di jalan depan rumah Shopia. Mereka sudah selesai berbelanja dan Adi pun mengantarkan Shopia pulang. Shopia tadinya menolak diantar pulang oleh Adi, karena akan merepotkan Adi, setelah mengantar Shopia pulang Adi tentu juga akan naik angkutan umum lagi pulang kerumahnya, yang arahnya berlawanan dengan rumah Shopia. Tetapi pemuda itu bersikeras ingin mengantarkan Shopia pulang, katanya kalau sore- sore begini angkot banyak copetnya. Akhirnya Shopia mengalah, walaupun sebenarnya ia sudah sangat biasa naik angkutan Umum.

"Masuk lah Pia" Ujar Adi menyuruh Shopia masuk kerumah

" Phia tungguin sampai Adi dapat Angkot dulu" Jawab Shopia, karena memang Angkot lewatnya di jalan depan rumah Shopia

" Gak, Phia masuk dulu" Adi memaksa gadis itu untuk pulang kerumah dulu, baru setelah itu dia akan pergi. Shopia mengelengkan kepalanya tanda tidak setuju

"Ayolah" Adi sedikit memaksa

"Ya deh" Jawan Shopia lalu berbalik berjalan menuju rumahnya

" Phia, Makasih ya hari ini" Adi berkata kepada Shopia, ketika gadis itu hampir sampai didepan pagar rumahnya. Shopia berbalik, lalu tersenyum dan mengangguk kepada pemuda yang tinggi itu. Ia melambaikan tangannya dan dibalas juga lambaian tanggan oleh Adi

Bersambung


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
yunya_jung yunya_jung

Sebenarnya bukan kencan pertama Adi dan Shopia sih, tapi mulai dari sinilah mereka akan banyak berinteraksi

Terimakasih bagi yang udah membaca, terimakasih dukungannya..

Vote, Komen, like dan giftnya jangan lupa yaa..

next chapter
Load failed, please RETRY

Novo capítulo em breve Escreva uma avaliação

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C3
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login