"Ibu ternyata masih belum berubah juga ya. Masih benci terus sama Leony," ucap Dika yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar orang tuanya.
Rani tersenyum menyeringai, berbeda sekali dengan Arif yang menampilkan wajah sendu. Dika bisa melihat ekspresi dari kedua orang tuanya.
"Walaupun Ibu masih gak suka sama Leony, aku akan tetap mengejar cintanya. Gak ada satu orang pun yang bisa mengalahkan cintaku ke dia, termasuk Ibu."
Arif merasa bangga pada anak semata wayangnya itu. Ternyata Dika memang sudah melakukan keputusan yang tepat. Sang anak mempunyai sifat yang tak mudah untuk dipatahkan.
"Ayah bangga sama kamu, Nak. Kamu bahkan tetap dengan pendirianmu sendiri."
"Ayah mendukung aku, kan?" tanya Dika pada ayahnya.
"Ya, Nak. Ayah akan dukung keputusan kamu."
Rani menunjuk-nunjul ke arah Arif dan Dika secara bergantian. "Dasar kalian berdua, ya!"